Sedangkan Asnawi 2002, dari hasil penelitiannya diperoleh p = 0,042 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara jarak dengan
kepatuhan berobat penderita TB paru.
6. Hubungan antara biaya kendaraan dengan kepatuhan berobat
penderita TB paru di klinik PPTI
Berdasarkan hasil penelitian, dari 128 responden diperoleh 31,3 responden dengan biaya kendaraan murah dan 68,8 responden dengan
biaya kendaraan mahal. Hasil uji chi square diperoleh p = 0,957 yang berarti pada α = 5 tidak ada perbedaan persentase kepatuhan berobat
penderita TB paru antara responden dengan biaya kendaraaan mahal dengan responden yang menyatakan biaya kendaraan murah.
Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Hamdi 2001, yang melakukan penelitian di kabupaten Majalengka pada 380
responden dimana diperoleh p = 0,01133 yang berarti ada hubungan bermakna antara biaya transportasi dengan kepatuhan berobat penderita Tb
paru. Menurut Syahrizal 2000 keterjangkauan biaya adalah persepsi penderita terhadap mahal atau murahnya biaya yang dikeluarkan untuk
transportasi dari rumah penderita ke pelayanan kesehatan.
7. Hubungan antara sarana transportasi dengan kepatuhan berobat
penderita TB paru di Klinik PPTI
Berdasarkan hasil penelitian, dari 128 responden 12,5 responden menggunakan kendaraan tidak bermotor dan 87,5 menggunakan
kendaraan bermotor. Hasil uji chi square diperoleh p = 0,650 yang berarti
pada α=5 tidak ada perbedaan persentase kepatuhan berobat antara yang menggunakan kendaraan bermotor dengan yang menggunakan kendaraan
tidak bermotor. Hasil penelitian yang sama ditunjukkan oleh Hamdi 2001 yang memperlihatkan p=0,66946 diperoleh pada penelitiannya di
Kabupaten Majalengka pada 380 responden. Menurut Sarwono 1993 dalam Marzuki 2000 menyebutkan
bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi pencapaian kesehatan individumasyarakat adalah faktor keterjangkauan sarana pelayanan
kesehatan. Disini dinyatakan bahwa saran transportasi bukan merupakan faktor penghambat dalam kepatuhan berobat TB paru.
8. Hubungan antara peran PMO dengan kepatuhan berobat penderita
TB paru di klinik PPTI tahun 2009
Berdasarkan hasil analisa data, dari 128 responden ternyata 40,6 responden menyatakan peran PMO kurang baik sedangkan 59,4
menyatakan peran PMO baik. Hasil uji chi square diperoleh p=1,00, yang berarti pada α=5 tidak ada perbedaan persentase kepatuhan antara
responden yang memiliki peran PMO baik dengan responden memiliki peran PMO kurang baik. Hasil yang sama diperlihatkan oleh Iriyanto
2001 yang melakukann penelitian di Puskesmas wilayah Kecamatan Kejaksan Kota Cirebon dimana di peroleh p=1,00
Hasil yang berbeda diperlihatkan oleh Chomisah 2001 dengan hasil p=0,002 yang berarti ada perbedaan persentase kepatuhan penderita
TB paru antara responden yang memiliki PMO kurang baik dengan responden yang memiliki PMO baik.