Keterbatasan Penelitian Gambaran Kepatuhan Berobat Penderita TB paru di Klinik PPTI

lebih berpengaruh terhadap kepatuhan berobat seperti sikap penderita dan penyuluhan kesehatan.

2. Hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan berobat penderita

TB paru Berdasarkan hasil analisa data diperoleh responden yang berpengetahuan kurang baik sebanyak 14,1 dan 85,9 berpengetahuan baik. Hasil uji chi square diperoleh p=0,118 yang berarti pada α=5 ada perbedaan bermakna persentase kepatuhan berobat antara penderita yang berpengetahuan baik dengan yang berpengetahuan kurang baik. Hasil yang berbeda diperlihatkan oleh Asnawi 2002 yang melakukan penelitian di Kota Jambi pada 133 responden dimana diperoleh p = 0,015 yang berarti ada hubungan bermakna antara pengetahuan dengan kepatuhan berobat penderita TB paru. Daud 2001, menyatakan pengetahuan penderita TB paru erat kaitannya dengan kepatuhan berobat. Suliha 1991 dalam Hamdi 2001, menyatakan bahwa pengetahuan berpengaruh terhadap perilaku kepatuhan datang berobat, sikap jawaban setuju mengambil obat ke sarana pelayanan kesehatan sesuai ketentuan, cenderung penderita tidak pernah berobat. Sedangkan menurut Niven 2007, mengatakan bahwa seseorang dapat tidak mematuhi suatu instruksi karena kesalahpahamannya terhadap instruksi yang diberikan.

3. Hubungan sikap penderita dengan kepatuhan berobat penderita TB

paru Berdasarkan analisa hasil penelitian, didapatkan responden yang tidak patuh dengan sikap baik sebanyak 19,5 sedangkan yang bersikap kurang sebanyak 41,5. Hasil chi-square diperoleh p=0,016, berarti pada α=5 ada perbedaan persentase kepatuhan beroobat penderita TB paru antara responden yang bersikap baik dan responden yang bersikap kurang baik. Analisa keeratan hubungan dua variabel didapatkan OR = 2,917 95CI =1,289-6,600 yang berarti responden bersikap baik mempunyai peluang 2,917 kali bila dibanding yang bersikap kurang baik. Hasil yang hampir sama diperlihatkan oleh Hamdi 2001 dimana hasil uji chi-square didapatkan p=0,01405. Hasil yang berbeda diperlihatkan oleh Marzuki 2000 dimana hasil uji chi square menghasilkan p=0,48, berarti pada α=5 tidak ada perbedaan bermakna persentase kepatuhan berobat penderita TB paru antara responden yang bersikap baik dan yang kurang baik. Perbedaan hasil ini dimungkinkan karena adanya perbedaan populasi dan sampel penelitian. Suliha 1990 dalam Marzuki 2002, menyatakan bahwa penderita yang sikapnya negatif terhadap pengobatan TB paru akan tidak patuh berobat sesuai dengan lama masa pengobatan. Terjadinya sikap positif dan negatif terhadap kepatuhan berobat kemungkinan dipengaruhi oleh faktor lain seperti umur, jenis kelamin, pekerjaan jarak, transportasi, ketersediaan obat, waktu dan dukungan keluarga.

4. Hubungan efek samping dengan kepatuhan berobat penderita TB

paru Berdasarkan hasil analisa data diperoleh bahwa responden yang tidak patuh ada efek samping sebanyak 33,3 dan yang tidak ada efek