melanjutkan kelangsungan hidup keturunan sebagai generasi mewarisi penerus kepemimpinan dalam bidang agama, bangsa, dan kenegaraan.
b. Pendidikan Anak
Bagi orang yang beragama Islam, berbicara pendidikan anak tidak lepas dari pendidikan Islam. Pendidikan Islam adalah upaya sadar dan
terencana dalam menyiapkan anak didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam
mengamalkan ajaran agama Islam yaitu Al- Qur’an dan As-Sunnah.
Tujuan pendidikan Islam adalah meningkatkan keimanan, pemahaman, pengetahuan, pengalaman anak didik tentang agama Islam
sehingga menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah serta berakhlak manusia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat dan
bernegara. Dasar pendidikan Islam, dasar atau fundamen dari suatu
bangunan adalah bagian dari bangunan yang menjadi sumber kekuatan, keteguhan, serta tetap berdirinya bangunan itu. Pada suatu pohon, dasar
itu adalah akarnya. Dasar pendidikan Islam itu adalah Firman Allah SWT., dan Sunnah Rasulullah SAW. Kalau pendidikan diibaratkan
bangunan, maka isi Al- Qur’an dan Al-Sunnah-lah yang menjadi
fundamennya.
23
Sebagaimana firman Allah SWT., dalam Q.S. An- Nisa[4]: 59 sebagai berikut:
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan Taatilah Rasul-Nya, dan ulil amri diantara kamu. Kemudian jika kamu
berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia
23
Abudin Nata, Op.Cit., h. 56.
kepada Allah Al- Qur’an dan Rasul Sunnahnya, jika kamu
benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama bagimu, dan lebih baik akibatnya
” Q.S. An-Nisa [4]: 59.
Dengan merujuk pada Al- Qur’an dan Al-sunnah, para
ahli pendidikan Islam telah sepakat bahwa maksud dari pendidikan dan pengajaran bukanlah memenuhi otak anak
dengan segala macam ilmu yang belum mereka ketahui, tetapi maksudnya ialah mendidik akhlak dan jiwa mereka, menanam
rasa fadillah keutamaan, membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi, mempersiapkan mereka untuk suatu
kehidupan yang suci seluruhnya, ikhlas, jujur. Maka tujuan pokok dan yang paling utama dari pendidikan Islam ialah
mendidik budi pekerti dan pendidikan jiwa.
24
Ahmad D. Marimba berpendapat bahwa “tujuan pendidik Islam
adalah indentik dengan tujuan hidup setiap Muslim. ”
25
Tujuan tersebut di dasarkan pada ayat Al-
Qur’an sebagai berikut:
“Dan aku Allah tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan untuk menyembah Aku
” Q.S. al-Dzariyat [51]: 56 Pendapat lain mengatakan bahwa
“tujuan akhir dari pendidikan Islam itu terletak dalam realisasi sikap penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah,
baik secara perorangan, masyarakat, maupun sebagai umat manusia secara keseluruhan.
”
26
... ٓام
ٓ مأ ْا
ا إ ۡعي
ْا ۡ م
يّ ي
“Dan mereka tidak disuruh melainkan agar menyembah Allah dan dengan ikhlas beragama kepada-Nya...
” Q.S. Al-Bayyinah [98]: 5.
24
Moh. Athiyah al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Terj. Dari al- Tarbiyyah al-Islamiyyah oleh H. Butami A. Gani, dan Djohar Bahry, Jakarta: Bulan
Bintang, 1974, Cet. II, hlm. 15.
25
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: PT Al- Ma’arif, 1980, Cet. VI, h. 48.
26
H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, Jakarta: Bina Aksara, 1991, Cet. I, h. 41.
Tujuan Pendidikan Islam yang ditetapkan dalam Kongres Sedunia tentang Pendidikan Islam sebagai berikut:
Education should aim at the ballanced growth of total personality of man through the training of man’s spirit, intelect the rational
self, feeling and bodily else. Education should therefore cater for the growth of man in all its aspect, spiritual, intelektual,
imaginative, physical, scientifict, linguistic, both individually and collectively, and motivate all these aspect toward goodness and
attainment of perfection. The ultimate aim of education lies in the realizatoin of complex submission to Allah on the level of
individual, the community and humanity at large.
27
Selain itu, tujuan pendidikan Islam juga dalam rangka menjadikan manusia agar dapat melaksanakan fungsinya sebagai khalifah di muka
bumi. Tujuan ini sejalan dengan ayat sebagai berikut:
ۡ إ ۡ كب اق
ٓـٕٮ ۬ عاج ى إ
ىف ۡ
ۡ أ ۬ في خ ض
ۖ ...
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di
muka bumi... ” Q.S. Al-Baqarah [2]: 30.
Rumusan tujuan pendidikan Islam juga diarahkan pada terbentuknya manusia yang memiliki sikap hidup yang seimbang antara mementingkan
urusan dunia dan mementingkan urusan akhirat. Rumusan tujuan pendidikan Islam memiliki karakteristik sebagai
berikut:
28
1 Diarahkan pada terwujudnya manusia yang baik dan ideal, yaitu
manusia yang berakhlak mulia, berkepribadian utama, menjadi orang yang taat kepada Allah, melaksanakan fungsinya sebagai khalifah di
muka bumi, bersikap seimbang mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, dan terbina seluruh potensinya secara maksimal, baik
potensi fisik biologis, intelektual, spiritual, dan sosialnya.
27
Second Word Conference on Muslim Education, International Seminar on Islamic Concept and Curricula, Recommendation, Islamabad, 15- to 20, March, 1980.
28
Abuddin Nata, Op.Cit., h. 62.
2 Membimbing dan mengembangkan segenap potensi yang dimiliki
manusia, baik potensi fisik biologis, intelektual, spiritual maupun sosial dengan berdasarkan pada keimanan dan akhlak mulia.
Kesimpulannya di dalam Islam, tujuan tertinggi pendidikan adalah untuk mewujudkan manusia yang baik. Pengertian manusia baik
di sini bukanlah sosok manusia yang kuat, pintar, kaya, berpengaruh atau populer, melainkan manusia yang memahami hakikat dirinya sebagai
hamba Allah yang menjadikan kehidupannya sebagai sarana pengabdian kepada-Nya.
Orang yang paling sempurna penghambaannya kepada Allah adalah Nabi Muhammad SAW., Hal itu tercermin dari perilakunya.
Beliau adalah contoh ideal dalam segala hal. Bila bicara tentang rumah tangga, beliau adalah suami dan ayah terbaik. Bila bicara mengenai
pendidikan, beliau adalah guru yang paling baik. Bila bicara mengenai negara, beliau adalah pemimpin atau negarawan yang paling baik. Bila
bicara mengenai peran di masyarakat, beliau adalah anggota masyarakat yang paling baik. Bila bicara mengenai perniagaan beliau adalah
pedagang yang paling baik. Bila bicara mengenai pergaulan beliau merupakan sahabat yang paling baik. Pendeknya, semua kebaikan
terhimpun pada diri beliau. Itu sebabnya Al- Qur’an menyebutkan:
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suru teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat
Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah
” Q.S. Al-Ahzab [33]: 21. Jadi pada dasarnya, visi pendidikan Islam adalah untuk membentuk
manusia shaleh. Sedangkan penjabarannya dapat ditemukan pada diri Rasulullah karena semua gambaran mengenai kepribadian yang terbaik
dapat ditemukan pada diri beliau. Itu sebabnya beliau dijadikan Allah sebagai teladan bagi seluruh manusia.
2. Konsep Pendidikan Keluarga
a. Pengertian Keluarga
Dalam Kamus Besar Bahasa Indo nesia disebutkan “Keluarga:
Ibu, bapak dan anak-anaknya, satuan kekerabatan yang sangat mendasar di masyarakat.
”
29
Keluarga kawla warga merupakan sebuah institusi terkecil di dalam masyarakat yang memiliki tempat tinggal dan ditandai
kerjasama ekonomi, berkembang, mendidik, melindungi, merawat, dan sebagainya, serta berfungsi sebagai wahana untuk mewujudkan
kehidupan yang tentram, aman, damai, dan sejahtera dalam suasana cinta dan kasih sayang anggotanya. Suatu ikatan hidup yang didasarkan karena
terjadinya perkawinan, juga bisa disebabkan karena persusuan atau muncul perilaku pengasuhan.
Menurut psikologi, keluarga bisa diartikan sebagai dua orang yang berjanji hidup bersama yang memiliki komitmen atas
dasar cinta, menjalankan tugas dan fungsi yang saling terkait karena sebuah ikatan batin, atau hubungan perkawinan yang
kemudian melahirkan ikatan sedarah, terdapat pula nilai kesepahaman, watak, kepribadian yang satu sama lain saling
mempengaruhi
walaupun terdapat
keragaman, menganut
ketentuan norma, adat, nilai, yang diyakini dalam membatasi keluarga dan yang bukan keluarga. Keluarga merupakan unit
terkecil dalam struktur masyarakat yang dibangun di atas perkawinanpernikahan terdiri dari ayahsuami, ibuistri, dan
anak.
30
“Keluarga sebagai pranata sosial pertama dan utama, mempunyai arti paling strategis dalam mengisi dan membekali nilai-nilai kehidupan yang
di butuhkan anggotanya dalam mencari makna kehidupan.”
31
29
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Jakarta: Balai Pustaka, 1996, h. 471.
30
Mufidah Ch, Op.Cit., h. 38.
31
A. Fatah Yasin, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam, Malang: UIN Malang Press, 2008, Cet. I, h. 203.