Perumusan Masalah Tujuan Penelitian

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. ” 14 3 Menurut Ki Hajar Dewantara 1889-1959 M memandang, Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti karakter, kekuatan batin, pikiran intellect, dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya. 4 “Pendidikan adalah suatu pimpinan jasmani dan ruhani menuju kesempurnaan kelengkapan arti kemanusiaan dengan arti sesungguhnya. ” 15 5 John Stuart Mill filsuf Inggris, 1806-1873 M mengemukakan bahwa pendidikan itu meliputi segala sesuatu yang dikerjakan oleh seseorang untuk dirinya atau yang dikerjakan oleh orang lain untuk dia, dengan tujuan mendekatkan dia kepada tingkat kesempurnaan. 6 H. Horne berpendapat bahwa pendidikan adalah proses yang terus menerus abadi dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas, dan sadar kepada Tuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional, dan kemanusiaan dari manusia. 7 Edgar Dalle menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk masa yang akan datang. 8 M.J. Longeveled menuliskan bahwa pendidikan merupakan usaha, pengaruh, perlindungan, bantuan yang diberikan kepada anak agar tertuju kepada kedewasaannya, atau lebih tepatnya membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. 14 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional . 15 Muhammad Natsir, Kapita Selekta, Bandung: Gravenhage, 1954, h. 87. 9 Serta Plato menjelaskan bahwa pendidikan itu membantu perkembangan masing-masing dari jasmani dan akal dengan sesuatu yang memungkinkan tercapainya kesempurnaan. Pendidikan adalah proses pematangan kualitas hidup. Melalui proses tersebut diharapkan manusia dapat memahami apa arti, hakikat hidup, untuk apa, bagaimana menjalankan tugas hidup, dan kehidupan secara benar. Karena itulah fokus pendidikan diarahkan pada pembentukan kepribadian unggul dengan menitikberatkan pada proses pematangan kualitas logika, hati, akhlak, dan keimanan. Puncak pendidikan adalah tercapainya titik kesempurnaan kualitas hidup. 16 “Hendaknya pendidikan dilaksanakan dengan memilih tindakan dan perkataan yang sesuai, menciptakan syarat-syarat dan faktor-faktor yang diperlukan ” .17 Sehingga membantu seorang individu yang menjadi objek pendidikan supaya dapat dengan sempurna mengembangkan segenap potensi yang ada dalam dirinya, dan secara perlahan-lahan bergerak maju menuju tujuan dan kesempurnaan yang diharapkan. Dari berbagai pandangan para tokoh ahli yang dikemukakan di atas penulis menyimpulkan bahwa pendidikan pada hakikatnya adalah serangkaian proses pematangan kualitas hidup yang dilaksanakan secara sadar dan terencana di sekolah maupun di luar sekolah dari generasi tua orang dewasa kepada generasi muda serta dilakukan secara berkesinambungan dengan memilih tindakan dan perkataan yang sesuai. Melalui proses tersebut diharapkan manusia dapat mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya dan dapat memahami apa arti, hakikat, untuk apa, serta bagaimana menjalankan tugas hidup dan kehidupan dengan benar. Oleh karena itu fokus pendidikan diarahkan pada pembentukan kepribadian yang unggul dengan menitikberatkan pada proses pematangan kualitas hati, keimanan, akhlak, kepribadian, logika kecerdasan, serta keterampilan yang kiranya dibutuhkan oleh dirinya, 16 Dedy Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011, Cet. I, h.2. 17 Ibrahim Amini, Agar Tak Salah Mendidik Anak, Jakarta: Al-Huda, 2006, Cet. I, h. 4.