Buku karangan Wendi Zarman dengan judul “Ternyata Mendidik

bergerak, menjadi diam atau benda yang tadinya diam menjadi begerak. Syaratnya adalah adanya campur tangan kekuatan dari luar. Peran kekuatan dari luar inilah sebenarnya yang dilakukan oleh orangtua atau pendidik. Tujuannya adalah membentuk anak agar terbentuk kebiasaan yang baik dan meninggalkan kebiasaan buruk. e Antara menghukum dan memberi penghargaan Secara umum pendidikan dalam Islam adalah pendidikan yang menekankan kelemahlembutan dan keramahtamahan. Hal ini dapat dilihat dari cara Rasulullah SAW., dalam mengajar para sahabatnya. “Hendaknya kamu bersifat lemah lembut, kasih sayang, dan hindari sikap keras dan keji. ” H.R. Bukhari. Pemberian hukuman dan penghargaan merupakan metode pendidikan yang berangkat dari dua prinsip dasar, yaitu: 1 Bahwa manusia itu tidak suka terhadap ancaman, kesulitan, dan kerugian, sehingga ia akan beruaha menghindarinya. Disinilah kemudian lahir konsep hukuman. 2 Manusia itu menyukai kesenangan, kenikmatan, dan keinginannya terpenuhi, sehingga ia akan berupaya meraihnya. Dalam konteks pendidikan Rasulullah SAW., terbilang sangat jarang menghukum dan cenderung lebih sering memberi penghargaan. Beliau sangat suka memuji, memberi hadiah, dan mendo’akan para sahabat sebagai alat untuk memotivasinya. Al- Qur’an pun memiliki pola yang sama, mereka yang melakukan kebajikan dibalas dengan balasan yang berlipat ganda. Sedangkan bagi orang yang berbuat dosa akan dibalas setimpal dengan perbuatannya. Ini menunjukkan bahwa meskipun Islam membolehkan memberikan hukuman, tetapi pemberian penghargaan lebih dianjurkan.

d. Buku karangan Dr. Musthafa Abu Sa’ad dengan judul Istratijiyyah at-

Tarbiyyah al-Ijabiyyah Judul Terjemahan: 30 Strategi Mendidik Anak; Cerdas Emosional, Spiritual, Intelektual Smart Parenting yang diterjemahkan oleh Fatkhurozi dan Nashirul Haq. Hasil temuan mendidik anak tanpa kekerasan dari buku Smart Parenting ini, diantaranya yaitu: 1 Fokus pada solusi Bagi seorang pendidik yang baik, memfokuskan perhatian pada pemecahan masalah termasuk langkah yang terpenting dalam menyusun program pendidikan positif. 2 Ungkapkan perasaan orangtua atau pendidik Setelah fokus pada penyelesaian masalah, teknik berikutnya adalah mengungkapkan segenap perasaan orangtua kepada anak tentang suatu perilaku negatif anak, tanpa menyinggung perasaannya. Tujuan utama dari mengungkapkan perasaan dengan baik adalah agar orangtua dapat menyampaikan pesan utama kepada anak tanpa harus menyinggung perasaannya. 3 Bertanyalah, “kenapa?” Ajukanlah sebuah pertanyaan ketika orangtua atau pendidik tidak dapat memahami perilaku anak. Melalui bertanya, jadikanlah sang anak mau mengungkapkan isi hatinya, karena hal tersebut lebih baik daripada orangtua atau pendidik harus membuang-buang waktu hanya sekedar menerka isi pikiran sang anak saja. Perlu diketahui kesuksesan strategi “mengapa?” ini sangat tergantung kepada bahasa dan raut wajah orang yang menanyakan dalam hal ini orangtua atau pendidik. 4 Berilah contoh, jangan hanya perintah Upaya membentuk pribadi anak yang baik diawali dengan mendorongnya agar mau memerhatikan pernyataan sang orangtua, sekaligus jawabannya. Diusahakan hindari pemberian perintah secara kaku dan tidak disukai anak. 5 Jadi pendengar yang baik Menjadi pendengar yang baik bagi sang anak berarti memerhatikan apa yang ingin diungkapkan oleh sang anak, sekaligus menjadi media penyampaian pesan positif kepada sang anak dengan baik pula. Kunci keberhasilan strategi “menjadi pendengar yang baik” terletak pada sejumlah pesan yang tersembunyi, dan komunikasi non-lisan yang disampaikan oleh orangtua kepada anaknya. 6 Hargailah perilaku yang baik Menghindari hukuman termasuk cara yang sangat efektif untuk meredakan ketegangan antara anak dengan orangtuanya, sekaligus menghilangkan perilaku tidak menyenangkan si anak. Efektifitas langkah ini telah dibuktikan oleh sejumlah pakar pendidikan dalam eksperimennya. Diantara mereka adalah Rasulullah SAW., beliau sosok yang selalu memberikan penghargaan terhadap perilaku orang- orang di sekelilingnya, baik anak kecil maupun orang dewasa. 7 Pujilah tanpa berlebihan Termasuk dalam kategori menghargai perilaku baik sang anak adalah dengan memuji perilakunya tanpa berlebihan. Pujian yang berlebihan bisa kontraproduktif dengan proses pendidikan sang anak itu sendiri. 8 Didiklah anak sikap toleransi Yang dimaksud dengan sikap toleransi di sini adalah tidak bersikap fanatik, kemampuan untuk berinteraksi sosial dengan sempurna, dan kemampuan untuk menyikapi perbedaan perselisihan dengan cara yang terdidik, serta menghargai orang lain dan tidak meremehkannya. Hendaklah rumah-rumah menjadi tempat diskusi terbuka bagi seluruh anggota keluarga yang ada di dalam rumah. Sebagai orangtua atau pendidik harus dapat memberikan dorongan kepada putra-putrinya agar mereka mau menerima pendapat orang lain dengan cara menerima pandangan-pandangan mereka. 9 Berilah pilihan bukan doktrin Memberikan beberapa pilihan kepada anak adalah cara yang sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir mereka. Hal itu disebabkan anak-anak umumnya sangat senang jika mereka memiliki kesempatan memilih. Memberikan pilihan kepada anak membuat mereka dapat memelajari bagaimana cara mendengarkan perasaan naluri mereka. Hal ini merupakan keterampilan berharga yang akan terus mereka bawa hingga dewasa. 10 Tanya pada diri, apakah sudah mencintai anak? Maksudnya adalah orangtua tersebut mengucapkan “saya mencintainya.” Bagi seorang anak, cinta adalah ucapan dan gerakan. Ekspresi cinta harus ditujukan terus-menerus dan tidak boleh terkikis dengan sikap dan perilaku orangtua yang berlawanan dengan perasaan cinta itu sendiri. Apalah artinya orangtua menyatakan cinta kepadanya jika ia masih memarahi, mengecam, dan memukul hanya karena sang anak senang bermain dan melakukan kegaduhan di rumah. 11 Jagalah lisan anak Ketika anak mulai mengucapkan kata-kata kotor, dan tidak pantas, ungkapan hinaan, ejekan, dan yang menyakitkan hati maka orangtua merasakan menyesal dan sakit hati terhadap sikap anak yang tidak ia sadari itu. Oleh karena itu sudah menjadi kewajiban orangtua selalu mengawasi grak-grik anak. Pengawasan dimulai dari hubungannya dengan sesama manusia dan bahasa yang digunakan oleh orang-orang yang berinteraksi dengannya. Umumnya dengan keluarga, khususnya dengan anak-anak sebayanya. Selain itu program televisi yang didengar dan disaksikan anak harus diawasi pula. Terpenting adalah orangtua mengontrol bahasa tutur kata yang digunakan, baik ketika berbicara dengan anak atau berbicara antar mereka. 12 Samakan pandangan antara orangtua Perbedaan pendapat atau pandangan antara ayah dan ibu akan memberikan pengaruh bagi perkembangan kejiwaan anak. Kedua orangtua hendaknya mematuhi kaidah yang telah disepakati bersama, jika ingin melihat anaknya tumbuh dengan kondisi jiwa yang seimbang, perkembangan fisik yang signifikan, dan berinteraksi sosial dengan baik. Hal itu dapat dicapai jika ada kesepakatan kesamaan pandangan dan kesatuan tujuan diantara orangtua dalam mengurus persoalan anak. 13 Pemberian penghargaan dan hukuman yang ramah terhadap anak a Memberikan penghargaan atas perilaku baik anak Penghargaan dan pengakuan adalah metode pendidikan dasar untuk membentuk kepribadian anak, mengarahkan perilaku, dan mengembangkan sikap baiknya. Pemberian penghargaan juga merupakan alat yang penting untuk menciptakan motivasi, meningkatkan harga diri, dan menumbuhkan rasa percaya dirinya. b Pemberian hukuman kepada anak hukuman yang tidak kasar dan tidak menyakitkan Dalam rangka mengarahkan perilaku anak, salah satu cara mendidik yang diperlukan adalah prinsip pemberian hadiah dan hukuman yang adil serta logis. Tanpanya, anak akan menghasilkan perilaku yang menyimpang ketika beranjak dewasa. Hukuman harus diberikan dengan cara yang ringan, tanpa diikuti dengan kekerasan. Hal ini dikarenakan tujuan hukuman adalah agar anak tidak mengulangi perbuatan buruknya dimasa yang akan datang, bukan untuk menyakiti. Hukuman yang kasar dan menyakikan harus benar-benar dihindari, misalnya dengan ucapan yang menghina anak, cercaan, dan pukulan fisik yang keras. Sikap seperti ini akan menimbulkan reaksi negatif dari anak. Hal tersebut nanti akan terlihat pada sikapnya yang suka melakukan tipu muslihat berbohong, menunjukkan permusuhan terhadap keluarga, bersikeras untuk tetap melakukan perbuatan negatif meski karenanya ia diberi hukuman. Anak melakukan hal tersebut untuk menunjukkan pertentangan terhadap sikap orangtuanya dan untuk menunjukkan tidak suka karena sikap kasar orangtuanya terhadap dirinya.

2. Bahaya Mendidik Anak dengan Kekerasan

Kekerasan terhadap anak akan berdampak buruk secara fisik, mengakibatkan organ-organ tubuh anak mengalami kerusakan, seperti memar dan luka-luka. Anak yang mengalami kekerasan fisik. Dampak terhadap psikologis anak adalah timbulnya trauma, rasa takut, rasa tidak aman, dan dendam. Selain itu dapat menurunkan semangat belajar, daya konsentrasi, kreativitas, hilangnya inisiatif dan tahan mental, menurunkan rasa percaya diri, inferior, stres, bahkan depresi.dalam lingkungan sosial, anak yang mengalami tindakan kekerasan tanpa penanggulangan bisa menarik diri dari lingkungan pergaulan karena takut, merasa terancam, dan merasa tidak bahagia. Mereka akan pendiam dan sulit berkomunikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak kekerasan secara fisik adalah semua kerusakan pada bagian fisik-biologis anak. Biasanya kekerasan fisik seperti ini akan terlihat nyata oleh pancaindra. Adapun dampak psikis kekerasan terhadap anak adalah dapat mengakibatkan gangguan jiwa, seperti rasa takut, minder, malu, over acting, dan lain sebagainya.

3. Konsep Pendidikan Anak tanpa Kekerasan

Menyadari kembali bahwa anak adalah amanah Allah SWT., yang harus dipertanggungjawabkan di akhir masa kehidupan setiap individu orangtua. Prestasi generasi tua bangsa ini menjadi tidak berarti jika generasi berikutnya tidak terdidik atau salah didik sebagai generasi penerus. Anak- anak terbentuk karakternya melalui tiga lingkaran pendidikan, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dalam persoalan ini keluarga merupakan pendidikan yang palling utama dan yang pertama diterima anak. Masa depan anak sangat bergantung pada bagaimana orangtua merawat dan memelihara,