Bentuk-bentuk kekerasan Konsep Mendidik Anak Tanpa Kekerasan

dengan benar, maka implementasi keagamaannya juga diharapkan bisa memberikan perlindungan terhadap perempuan dan anak-anak dari segala tindak kekerasan. “Dari Jabir bin Abdullah telah diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW., bersabda takutlah kalian semua terhadap kedzaliman karena sesungguhnya kedzaliman itu membawa kesengsaraan di hari kiamat ” 48 Islam menghendaki seseorang tidak boleh melakukan kekerasan kepada siapapun menjadi pelaku, dan memerintahkan untuk tidak menjadi korban. Karena itu pelaku kekerasan harus ditindak tegas, demikian pula perlindungan terhadap korban kekerasan harus dilakukan sebagai bentuk keberkiprahan kepada perempuan atau anak korban kekerasan untuk pulih dan bisa hidup normal.

C. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan “Hubungan Pola Asuh Orangtua

dengan Agresivitas Remaja” Berdasarkan analisis data dengan metode korelasi seperti yang terdapat dalam jurnal Pendidikan dan Kebudayaan “Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan Agresivitas Remaja ” karya Tarsis Tarmudji disimpulkan bahwa “setiap pola asuh memberi kontribusi terhadap perilaku agresif. Kontribusi yang diberikan dapat negatif maupun positif. Oleh karena itu, pada masing-masing tipe pola asuh terdapat sisi kelemahan dan sisi kekuatannya. ” 49 Berkaitan dengan temuan ini maka orangtua harus semakin menyadari posisinya dan menerapkan pola asuh yang paling sedikit atau bahkan tidak merangsang potensi agresif pada anak-anak asuhannya. “Disadari bahwa hampir tidak ada orangtua yang mempraktikkan pola asuh secara murni pada salah satu tipe. Kecenderungan-kecenderungan pada tipe pola asuh tertentu nampaknya lebih banyak digunakan oleh orangtua. Atau 48 Abu Husain al-Qusyairi Al Naisaburi, Shahih Muslim Juz 4, Beirut, Dar Fikr, TT, h. 1996. 49 Tarsis Tarmudji, Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan Agresifitas Remaja, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 2002, h. 504-518. bahkan orangtua mempraktikkan pola asuh secara elektik. ” 50 Artinya melakukan pengasuhan kepada anaknya secara situsional. Namun berdasarkan penelitian tersebut disarankan agar orangtua lebih dominan menggunakan pola asuh demokratis PAD. PAD terbukti memberi kontribusi negatif bagi munculnya agresifitas.

2. Media Informasi Penelitian Kesejahteraan Sosial “Pengaruh Sikap

Orangtua terhadap Tingkat Kenakalan Anak” Melalui media informasi penelitian kesejahteraan sosial, volume 33 nomor 3 S eptember 2009 yang ditulis oleh Siti Wahyu Iryani “Pengaruh Sikap Orangtua terhadap Tingkat Kenakalan Anak” bahwa hasil penelitian menunjukkan “adanya pengaruh sikap orangtua terhadap tingkat kenakalan anak, dimana sikap orangtua yang otoriter dan permisif menyumbangkan paling besar terjadinya tingkat kenakalan anak. Sedangkan sikap orangtua yang demokratis dapat mencegah terjadinya kenakalan anak. ” 51

3. Media Informasi Penelitian Kesejahteraan Sosial “Relevansi Keluarga

Harmonis terhadap Kenakalan Remaja” Masih dari tulisan Siti Wahyu Iryani dalam media informasi penelitian kesejahteraan sosial, volume 35 nomor 4 Desember 2011 “Relevansi Keluarga Harm onis terhadap Kenakalan Remaja”. “Hasil penelitian menunjukkan, bahwa terdapat relevansi antara keluarga yang harmonis dalam mereduksi kenakalan remaja. Semakin harmonis peran orangtua terhadap anak, maka semakin kecil kecenderungan anak remaja melakukan tindak kenakalan, demikian juga sebaliknya. ” 52 50 Tarsis Tarmudji, Ibid., h. 504-518. 51 Siti Wahyu Iryani, Pengaruh Sikap Orangtua terhadap Tingkat Kenakalan Anak, Media Informasi Penelitian Kesejahteraan Sosial, Yogyakarta: Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial, September 2009, Vol. 33 nomor 3, h. 288. 52 Siti Wahyu Iryani, Relevansi Keluarga Harmonis terhadap Kenakalan Remaja, Informasi Penelitian Kesejahteraan Sosial, Yogyakarta: Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial, Desember 2011, Vol. 35 nomor 4, h. 314.