Buku karangan Asadulloh Al-Faruk dengan judul “Ibu Galak Kasihan Buku yang ketiga yaitu buku karangan Wendi Zarman dengan judul

Tabel 4.1 Hasil Analisis Komparatif Keempat Buku Ternyata Mendidik Anak Cara Rasulullah itu Mudah dan Efektif: Wendi Zarman 1. Menasehati melalui perkataan 2. Mendo’akan anak 3. Pujian sebagai motivasi 4. Kasih sayang yang tulus 5. Mendidik dengan keteladanan Ibu Galak kasihan Anak: Asadulloh Al-Faruq 1. Cintailah anak karena Allah 2. Mendidik dengan lemah lembut 3. Menjadi teladan di setiap keadaan 4. Disiplin yang positif 5. Ganti model sanksi Parenting with Love: Maria Ulfah Anshor dan Abdullah Ghalib 1. Tidak membeda-bedakan jenis kelamin 2. Menumbuhkan sikap kritis pada anak 3. Tidak diskriminatif dan menghargai perbedaan 4. Demokratis.

C. Pembahasan

1. Konsep Pendidikan Anak dalam Keluarga Mendidik Anak Tanpa

Kekerasan a. Buku karangan Maria Ulfah anshor dan Abdullah Ghalib dengan judul Parenting with Love Panduan Islami Mendidik Anak Penuh Cinta dan Kasih Sayang. Seperti yang telah disebutkan di atas menurut buku ini ada 4 persyaratan yang harus dilakukan dalam menerapkan pola pendidikan yang ramah terhadap anak, yaitu: 1 Tidak membeda-bedakan jenis kelamin Orangtua hendaknya tidak membeda-bedakan perlakuan anak laki-laki dengan anak perempuan. Namun tetap pada awalnya anak perlu diperkenalkan kepada hal-hal kecil. Misalnya pemilihan warna, mainan, dan yang lainnya tidak disosialisasikan kepada anak secara Smart Parenting: Musthafa Abu Saad 1. Fokus pada solusi 2. Ungkapkan perasaan orangtua atau pendidik 3. Bertanyalah, “kenapa?” 4. Berilah contoh, jangan hanya perintah 5. Jadi pendengar yang baik 6. Hargailah perilaku yang baik 7. Pujilah tanpa berlebihan 8. Didiklah anak sikap toleransi 9. Berilah pilihan bukan doktrin 10. Bertanya pada diri apakah sudah mencintai anak? 11. Jagalah lisan anak 12. Samakan pandangan antara orangtua 13. Memberikan penghargaan dan hukuman yang ramah terhadap anak stereotype. Setelah anak mulai mengenal lingkungannya, berikan kebebasan kepada anak laki-laki dan perempuan untuk tumbuh dan mengekspresikan keingintahuannya. Dalam hal pendidikan, Islam tidak pernah menganjurkan orangtua untuk mengistimewakan atau mengutamakan anak laki-laki ataupun anak perempuannya. Fakta membuktikan apabila dalam sebuah keluarga anak perempuan dan laki-laki diberikan kesempatan yang sama tidak jarang kemampuan anak perempuan dapat mengungguli saudara lelakinya. 2 Menumbuhkan sikap kritis pada anak Biasakan kepada anak sejak dini untuk diajak mempertanyakan hal-hal yang dilihat, dialami, dirasakan, dan memberikan jawaban dengan logika berpikir yang sesuai dengan usia dan kondisi anak. Pendidikan kritis untuk anak dapat juga diartikan bahwa anak dapat menanyakan apa saja yang ingin diketahuinya tanpa merasa takut dan ragu, dan orangtua atau pengasuh harus mampu menjawab seluruh pertanyaan anak secara tepat dan benar. Jika kemudian pengetahuan yang ia ketahui berbeda dengan pengetahuan baru didapatnya, ia berhak mendapatkan klarifikasi serta dapat mengoreksi menurut pengetahuannya, dan sebaiknya orangtua tidak menyalahkan sikap kritis anak dalam segala sesuatu. 3 Tidak diskriminatif dan menghargai perbedaan Orangtua hendaknya tidak membeda-bedakan perlakuan terhadap anak laki-laki dan perempuan, baik di rumah, sekolah, maupun masyarakat. Baik dalam hal pendidikan, pemilihan minat, dan bakat, maupun dalam memberikan fasilitas kepada anak. Perbedaan perlakuan orangtua terhadap anak laki-laki dan perempuan pada masa anak-anak dapat berdampak langsung pada pembentukan karakter anak. Hal tersebut sering kali tidak disadari oleh orangtua. Apabila orangtua menerapkan pola hidup tidak pilih kasih terhadap anak-