Ciri-ciri Pondok Pesantren Kajian Pustaka Pondok Pesantren
guru dan tidak menentangnya. Ada anggapan jika santri menentang kyai atau ustad akibatnya ilmu yang diperoleh tidak berkah dan akan sulit dipahami santri.
c. Hidup hemat dan sederhana. Hidup mewah hampir tidak ditemukan di sana.
Bahkan sedikit santri yang hidupnya terlalu sederhana atau terlalu hemat sehingga kurang memperhatikan pemenuhan gizi.
d. Kemandirian sangat terasa di Pondok Pesantren. Bentuk kemandirian ini dapat
dilihat dari kemandirian finansial dengan membuka usaha, berkebun, atau ternak hewan. Meskipun tidak semua pesantren demikian tetapi masih dapat ditemui di
Jawa. Kemandirian aktivitas santri seperti mencuci pakaian, memasak, membersihkan kamar dan pekarangan. Kesemuanya dituntut agar santri dapat
mengatur waktu dengan baik. e.
Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan ukhuwah Islamiyah. Banyak sekali kegiatan yang dilakukan bersama di pondok pesantren seperti sholat
berjama’ah, proses belajar mengajar di kelas, membersihkan masjid dan pondok. Aktivitas tersebut sangat menopang suasana persaudaraan dan keakraban diantara
santri. f.
Disiplin sangat dianjurkan. Hukuman melanggar biasanya diberikan sanksi-sanksi edukatif.
g. Keprihatinan untuk mencapai tujuan mulia dilakukan melalui kebiasaan puasa
sunat, zikir, i’tikaf, sholat tahajud atau bentuk meneladani kyai atau ustad yang menonjolkan sikap zuhd tidak terpikat dengan kenikmatan dunia.
h. Pemberian ijazah dengan mencantumkan nama yang diberikan kepada santri yang
lulus dalam menempuh proses belajar mengajar di pondok pesantren. Hal ini
19
menandakan restu kyai atau ustad kepada santri untuk mengajarkan ilmu yang telah diperolehnya.
Pendapat lainnya disampaikan Deni Arisandi 2011, ciri-ciri pondok pesantren meliputi:
a. Pondok yang merupakan tempat tinggal santri.
b. Masjid sebagai tempat ibadah dan menjalankan aneka kegiatan menuntut ilmu,
tempat pertemuan, dan mengaji Al Qur’an. c.
Pengajaran kitab-kitab Islam untuk mendidik calon ulama yang menguasai ilmu keagamaan.
d. Santri yang berasal dari tempat jauh sehingga harus menetap atau santri yang
bolak-balik menuntut ilmu santri kalong. e.
Kiai atau ustad yang merupakan pendiri atau pengelola. Biasanya mempunyai kepemimpinan dan kewenangan yang luas.
f. Sistem pengajaran yang khas, sorogan atau menyodorkan dengan membawa kitab
yang akan dipelajarinya di depan kiai dan weton atau metode kuliah klasikal. g.
Tujuan pendidikannya yang lebih bersifat spiritual, yakni lebih mementingkan akhirat dari pada dunia, kekuasaan, dan kebendaan.
Pendapat berbeda dijelaskan oleh tim penelitian dan pengembangan Pondok pesantren Al Khoirot Malang, ciri-ciri pondok pesantren modern terdiri dari:
a. Penekanan pada bahasa arab percakapan.
b. Memakai buku literatur arab kontemporer.
c. Memiliki sekolah formal dibawah kurikulum Dinas dan Kementerian Agama dari
MISD, MTSSMP, MASMA maupun sekolah tinggi.
20
d. Tidak lagi memakai sistem pengajian tradisional seperti sorogan, wetonan, dan
bandongan. Mengkaji beberapa referensi di atas, dapat disimpulkan ciri-ciri pondok
pesantren adalah mempunyai asrama sebagai tempat tinggal untuk para santri yang belajar agama Islam dibawah asuhan seorang kyai atau ustad yang
kharismatik dengan kepemimpinan dan kewenangan yang banyak. Pola hidupnya pun dipenuhi dengan sikap kesederhanaan dan keikhlasan dalam belajar dan
mengajarkan ilmu dengan bahasa arab dan mendalami kitab klasik dan kontemporer. Pondok Pesantren Takwinul Muballighin sendiri termasuk jenis
pondok pesantren berkembang yang mengajarkan 70 persen materi pelajaran agama Islam dan 30 persen materi pelajaran umum.