Bagaimana program pengajaran di Pondok Pesantren Takwinul

110

6. Apakah ada bimbingan khusus kepada santri di Pondok Pesantren Takwinul

Muballighin? Tidak ada. Panggil aja modelnya. Kalau berulang kali tak hadir, santri harus dipanggil. Harus ada forum renungan atau muhasabah bersama setiap bulan untuk mendekatkan santri dan pengurus. Acara informal lainnya perlu dilakukan agar saling memahami persoalan santri dan pengurus. 7. Bagaimana sistem administrasi di Pondok Pesantren Takwinul Muballighin? Presensi sudah ada. Kalau ustad membagi makalah pegangan kepada santri setiap pekannya, itu tidak efisien. Harusnya pengurus berusaha untuk membukukan dan bisa dibagikan kepada santri angkatan berikutnya. Surat masuk dan surat keluar perlu diperhatikan. Peminjaman ruangan juga belum dioptimalkan, harus ada yang tanggungjawab khusus pada orang tertentu. Perlu inventarisasi pondok ke depannya.

8. Bagaimana pemanfaatan buku sumber rujukan materi pelajaran di Pondok

Pesantren Takwinul Muballighin? Penting dan sangat membantu tetapi belum terlalu optimal. Karena keinginan membaca santri masih kurang. Solusinya santri harus ditargetkan untuk membaca buku dan adakan pula program bedah buku yang ada di perpustakaan.

9. Bagaimana pemanfaatan alat atau media pembelajaran di Pondok Pesantren

Takwinul Muballighin? Sudah dioptimalkan menggunakan LCD dan papan tulis. Kalau bahasa arab menggunakan kamus. 10. Apakah representatif keberadaan perpustakaan di Pondok Pesantren Takwinul Muballighin? Masih belum dikelola dengan baik. Tempatnya lebih tepat disebut ruang serga guna bukan perpustakaan. Perlu diinventarisir dan dibuat katalog buku. Sehingga kalau ingin pengadaan buku menjadi jelas, mana yang sudah ada dan mana yang belum. Kelihatannya mereka mencari referensi ketika butuh untuk ceramah tidak ada niatan untuk menamatkan satu buku di perpustakaan. Untuk mendorong santri ke perpustakaan bisa dengan penugasan atau reward bagi santri yang pergi ke perpustakaan.

11. Apakah representatif lapangan olah raga di Pondok Pesantren Takwinul

Muballighin? Kalau untuk badminton ya representatif. Ke depan bisa dimanfaatkan olah raga bela diri dan untuk aktivitas sosial masyarakat semisal pemeriksaan kesehatan gratis dan kegiatan idul adha.