Bagaimana pelaksanaan kurikulum pendidikan di Pondok Pesantren
112 mengampu kapila selekta yakni melatih santri untuk menyiapkan materi ceramah
sesuai momentum keIslaman, sedangkan ustad Aristiono yang mengajar sosiologi dakwah lebih menyampaikan secara kontekstual, ada yang berlatih langsung
menjadi da‟i dalam latihan ceramah.
5. Bagaimana sistem penilaian di Pondok Pesantren Takwinul Muballighin?
Ada yang per bab kemudian dievaluasi dan dinilai yaitu bahasa arab. Tetapi kebanyakannya setiap akhir semester seperti kapita selekta, sosiologi dakwah,
kristologi.
Di termin lainnya ada beberapa kriteria tertentu yang dinilai contoh tahsin dengan kriteria tajwid, panjang dan pendeknya bacaan, makhorijul huruf
keluarnya huruf. Adapun untuk latihan ceramah yaitu sistematika materi, dalil, retorika, dan substansi. Mata pelajaran yang langsung dinilai yaitu hafalan qur‟an
dan hadist, sehingga ustad langsung bisa mengetahui kemampuan santri. Nilai positifnya kalau penilaian sekali pertemuan langsung bisa dikoreksi
dan diketahui kemampuan, sedangkan kapita selekta tak terlalu menilai nominal tetapi lebih suka santri turun langsung ke lapangan yang menjadi kredit poin
tersendiri. Menurut saya mata pelajaran yang tidak sistematis materinya penilaiannya dapat dilakukan pertengahan semester dan tidak hanya ujian tulis
saja tetapi juga dapat presentasi tentang pengalaman dakwah turun langsung ke lapangan.