116 Sebenarnya TM tidak memiliki perpustakaan yang sesungguhnya, namun ruang
serba guna. Bagaimana santri bisa serius kalau untuk membaca saja ada yang menonton tv. Tetapi ada filosofi yang menarik, semakin sedikit aturan semakin
sedikit dilanggar. Karena secara etika pondok kebanyakan santri sudah memahaminya.
11. Apakah representatif lapangan olah raga di Pondok Pesantren Takwinul
Muballighin?
Untuk tujuan pembelajaran fisik sudah memenuhi standar minimum dan selama ini digunakan untuk badminton saja. Menurut saya bisa digunakan untuk olah raga
yang membina keakraban dan kekuatan seperti bela diri.
117
VII. HASIL
WAWANCARA TIDAK
TERSTRUKTUR KEPADA
SANTRI PPTM
Penelitian Manajemen Pembelajaran di Pondok Pesantren Takwinul Muballighin Yogyakarta.
Nama : Agung Iranda
Tanggal : 13 Januari 2013 Waktu
: Jam 15.30-16.10 WIB Tempat : Perpustakaan PPTM
1. Bagaimana pelaksanaan kurikulum pendidikan di Pondok Pesantren
Takwinul Muballighin?
Saya lihat tidak ada tujuan dan standar kompetensi lulusan yang jelas di setiap pelajaran. Ada mata kajian kapita selekta yang materinya diulang-ulang. Saya
juga merasa ada ketidakonsistenan dulu ada materi fiqih ibadah tetapi berganti menjadi ulumul hadist di semester pertama. Padahal fiqih ibadah penting sebelum
kita terjun memberikan contoh ibadah di masyarakat. Sementara hadist bagi masyarakat awam tidak terlalu prioritas, karena mereka lebih membutuhkan
ibadah praktis.
2. Bagaimana pelaksanaan proses belajar mengajar di Pondok Pesantren
Takwinul Muballighin?
Kalau secara metode terlalu monoton. Seperti ilmu akhlak itu sangat mendikte. Kalau ust. Didik metodenya bagus, meskipun tidak terjadi diskusi karena santri
seolah-olah terbawa. Itu yang membuat kami merasa betah mengikutinya. Kalau latihan ceramah sifatnya lebih membangun, metodenya ceramah dengan masukan
dan perbaikan dari teman-teman. Itu membuat santri itu lebih berfikir untuk lebih baik lagi. Rabu, pagi ada ust. Lasiman ada pengaplikasiannya yang kokret untuk
mengajar golongan lain masuk agama Islam. Terus, ust. Mahasin metodenya agaknya monoton. Beliau punya konsep dan ilmu tetapi jika metodenya monoton
akan membuat santri tidak tertarik. Ust. Aristiono karena backgroundnya dosen dan motivator jadi proses mengajarnya bagus. Karena didukung dengan slide, kita
diminta membaca untuk internalisasi konsep dan kita diajak berfikir. Kalau Ust. Mujari bagus, dengan menyampaikan konsep dan lebih interaktif. Ust. Dudu
menurut saya ustad yang paling keren. Cara pengasuhannya beliau memberikan kebebasan kepada santri tetapi kita juga diminta untuk memahami norma tertentu.
3. Bagaimana program pengajaran di Pondok Pesantren Takwinul
Muballighin?
Menurut saya bagus, seperti mata kajian kristologi langsung menghadirkan ustad terbaik yang mendapatkan mualah award. Di sini kualitas pengajarnya bagus, ada
dosen dan sesuai dengan latar belakangnya. Jadi sangat mendukung tujuan institusi itu sendiri.