Apakah representatif keberadaan perpustakaan di Pondok Pesantren

114

VI. HASIL

WAWANCARA TIDAK TERSTRUKTUR KEPADA SANTRI PPTM Penelitian Manajemen Pembelajaran di Pondok Pesantren Takwinul Muballighin Yogyakarta. Nama : Windi Afdhal Tanggal : 28 Desember 2012 Waktu : 19.50-20.30 WIB Tempat : Perpustakaan Ponpes Takwinul Muballighin.

1. Bagaimana pelaksanaan kurikulum pendidikan di Pondok Pesantren

Takwinul Muballighin? Model pendidikannya bisa vokasi atau keagamaan. Ilmu yang diajarkan kepada santri adalah keilmuan praktis yang menjadi core inti setiap semester. Mata pelajarannya sangat koheren dengan tujuan institusi pendidikan. Porsi ilmu yang diberikan lebih banyak praktik tidak teori karena masa pendidikan singkat, dualisme belajar, dan latar belakang santri tidak semuanya linear dari pondok pesantren ketika SMP dan SMA.

2. Bagaimana pelaksanaan proses belajar mengajar di Pondok Pesantren

Takwinul Muballighin? Jika dilihat dari infrastruktur sangat mendukung. Tetapi pekerjaan rumah bagi TM adalah bagaimana menyiapkan input santri dan tenaga pengajar yang baik. Karena latar santri yang beragam dan tidak semuanya dari pondok pesantren, sehingga menjadi tantangan bagi pengajar untuk memudahkan transfer ilmu agar mudah diserap. Karena pengalaman saya, santri yang berasal dari sekolah atau kuliah di jurusan umum merasa kesulitan pada mata pelajaran tertentu dan begitupun pengajar sering kali tidak memberikan dasar-dasarnya terlebih dahulu.

3. Bagaimana program pengajaran di Pondok Pesantren Takwinul

Muballighin? Ada mata pelajaran yang lebih banyak teori tetapi ada juga yang memberikan ilmu terapan seperti latihan ceramah, latihan khutbah, dan kapita selekta. Tantangannya adalah bagaimana mengkreasi pembelajaran yang sukses. Karena kemampuan santri tidak merata, masa pendidikan singkat, dan tenaga pengajar yang juga mempunyai kesibukan di tempat lain.

4. Bagaimana sistem penyampaian materi dari pendidik di Pondok Pesantren

Takwinul Muballighin? Infrastruktur sudah baik. Ke depan yang diperbaiki adalah input dan pengajar dan variasi proses pembelajaran, seperti audio visual atau di luar selalu ada sesuatu yang baru meskipun dari segi substansi tak jauh beda. Ust. Mahasin Zaini, materi yang diberikan berat, baik, dan tidak semuanya mampu menyampaikan tetapi cara penyampaiannya monoton. Bagaimana pondok dapat membantu menciptakan proses belajar yang baik. Kalau Ust. Lasiman lebih mengandalkan peserta didik dengan presentasi, meskipun satu sampai tiga pertemuan menyampaikan materi.