Hasil Penelitian yang Relevan
atau uraian deskriptif analitik non statistik. Adapun metode yang digunakan adalah metode deduktif, yaitu perolehan data atau keteranganketerangan yang
bersifat umum, kemudian diolah untuk mendapatkan rincian yang bersifat khusus. Hasil penelitian menunjukkan :
1. Pondok Pesantren Takwinul Muballighin menerapkan tiga kelompok kurikulum yang memiliki korelasi yang integral, yaitu kurikulum ta’limi, tarbawi, dan
da’awi.
2. Kurikulum yang diterapkan di Pondok Pesantren Takwinul Muballighin merupakan pendidikan islam yang berbasis amal, karena dalam tujuan kurikulum
harapannya terjadi perubahan prilaku santri melalui amal-amal praktis, sehingga tujuan pendidikan learn to do dapat tercapai.
3. Pelaksanaan kurikulum di Pondok Pesantren Takwinul Muballighin menghadapi beberapa hambatan, yaitu: masalah sumber daya manusia terutama pengajar dan
pengurus yang masih kurang secara kuantitas dan kualitas, waktu pengalokasian waktu, dan perencanaan pembelajaran yang belum mencapai target yang ideal,
proses seleksi santri yang tidak optimal, serta masalah keuangan yang kemudian berimbas pada minimnya sarana.
Penelitian kedua dilakukan Tugiyanto 2010 tentang materi yang diajarkan dalam pendidikan kader muballigh di Pondok Pesantren Takwinul
Muballighin, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta dan metode yang digunakan dalam pembelajarannya serta faktor yang mendukung dalam proses
pembelajaraanya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan mengambil latar di Pondok Pesantren Takwinul Muballighin, Condongcatur,
45
Depok, Sleman, Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan
memberikan makna terhadap data yang berhasil dikumpulkan dan dari makna itulah ditarik kesimpulan. Pemeriksaan keabsaan data dilakukan dengan
mengadakan triangulasi dengan dua modus, yaitu dengan menggunakan sumber ganda dan metode ganda. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa:
1. Materi yang diajarkan di Pondok Pesantren Takwinul Muballighin Condongcatur, Depok, Yogyakarta sangat beragam dan dalam menentukan materi yang akan
diajarkan mengacu pada landasan dasar dan tujuan Pondok Pesantren didirikan. Adapun materi yang diajarkan di PPTM adalah: Aqidah, Ushul Fiqh, Fiqh, Bahasa
Arab, Kristologi Islam, Sosiologi Dakwah, Syakhsiyah Islamiyah, Problematika Umat, Ghozwul Fikri, Leadership dan Manajemen, Kapita Selekta Dakwah dan
Retorika Dakwah. 2. Metode yang digunakan dalam proses pembelajarannya sangat berfariasi
disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan serta sesuai dengan kemampuan ustadz dalam menggunakan setiap metode pembelajaran. Adapun metode yang
digunakan dalam pembelajarannya antara lain: metode ceramah, tanya jawab, penugasan, diskusi, latihan, dan demontrasi.
3. Faktor yang mendukung di dalam proses pembelajarannya antara lain: a. para pengajar di PPTM memiliki kualitas yang baik dan berpengalaman di dalam
dunia pendidikan dan dakwah. b. adanya sarana dan prasarana yang memadai sehingga membantu dan
mempermudah pengajar dalam melakukan proses pembelajaran.
46
c. lingkungan yang nyaman karena berada ditengah-tengah perkampungan sehingga dalam proses pembelajaran akan berjalan dengan tenang.
d. Komunikasi dan interaksi antara ustadz dengan santri terjalin dengan baik. 4. Adapun faktor yang menghambat dalam pendidikannya adalah:
a. Kurikulum belum bisa direalisasaikan secara optimal. b. Waktu dan masa belajar santri terlalu singkat sehingga tidak semua isi materi
pendidikan bisa diajarkan. c. Kondisi keuangan pondok yang masih minim sehingga upaya pondok untuk
meningkatkan dan menambah sarana dan prasarana menjadi terhambat. Adapun sumbangan terhadap penelitian ini adalah memberikan gambaran
lebih luas mengenai kondisi Pondok Pesantren Takwinul Muballighin, khususnya mengenai konsep dan perkembangan manajemen pembelajarannya. Selain itu,
juga dapat membantu memberikan tambahan data untuk melakukan analisa SWOT dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran di sana.
47