KREDIT PENERUSAN CHANNELING LOANS
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
Lampiran 5171 61. MANAJEMEN RISIKO lanjutan
KPR GCG dan Komite Audit memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melakukan kajian dan evaluasi atas kebijakan dan pelaksanaan manajemen risiko Bank, serta memberikan masukan dan
rekomendasi kepada Dewan Komisaris dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan.
Direktorat Manajemen Risiko dipimpin oleh seorang Direktur yang bertanggung jawab kepada Direksi dan sekaligus menjadi anggota dengan hak suara voting member pada Risk Capital Committee.
Selain itu Bank juga telah membentuk Satuan Kerja Manajemen Risiko yang berada di bawah Direktorat Manajemen Risiko Risk Management Directorate.
Dalam kegiatan operasionalnya, Direktorat Manajemen Risiko ini dibagi menjadi 2 dua bagian besar, yaitu 1 Credit Approval sebagai bagian dari four - eye principle dan 2 Independent Risk Management
yang dibagi menjadi dua grup, yaitu Credit Risk Portfolio Management Group yang berkaitan dengan risiko kredit dan portofolio serta integrasi manajemen risiko melalui ERM dan Market Operational
Risk Group yang terkait dengan risiko pasar, risiko likuiditas dan risiko operasional.
Direktorat Manajemen
Risiko bersama-sama
unit kerja
terkait bertanggung
jawab dalam
mengelolamengkoordinasikan 8 jenis risiko yang dihadapi Bank, serta membahas dan mengusulkan kebijakan dan pedoman pengelolaan risiko.
Seluruh risiko tersebut dilaporkan Bank melalui penyusunan laporan Profil Risiko secara triwulanan dan laporan Tingkat Kesehatan Bank secara semesteran untuk menggambarkan seluruh risiko yang
melekat dalam kegiatan bisnis Bank, termasuk risiko entitas anak secara konsolidasi.
A. Risiko Kredit Pengelolaan risiko kredit Bank terutama diarahkan untuk meningkatkan keseimbangan antara
ekspansi kredit yang sehat dengan pengelolaan kredit secara prudent agar terhindar dari penurunan kualitas atau menjadi Non Performing Loan NPL, serta mengelola penggunaan modal
untuk memperoleh Return On Risk Adjusted Capital RORAC yang optimal.
Untuk mendukung hal tersebut, Bank secara periodik melakukan review dan penyempurnaan terhadap kebijakan kredit secara umum, maupun prosedur kredit per segmen bisnis. Pedoman
kerja dimaksud
memberikan petunjuk
pengelolaan risiko
kredit secara
lengkap, untuk
mengidentifikasi risiko, mengukur serta mitigasi risiko dalam proses pemberian kredit secara end to end mulai dari penentuan target market, analisa kredit, persetujuan, dokumentasi, penarikan kredit,
pemantauanpengawasan, hingga proses penyelesaian kredit bermasalahrestrukturisasi.
Untuk meningkatkan peran sosial dan kepedulian Bank terhadap risiko lingkungan serta sebagai salah satu wujud penerapan prinsip tanggung jawab dalam tata kelola perusahaan yang baik Good
Corporate Governance, Bank Mandiri telah menyusun Petunjuk Teknis Analisa Lingkungan Hidup dan Sosial dalam Pemberian Kredit yang digunakan sebagai referensi dalam melakukan analisa
lingkungan pada analisa pemberian kredit. Hal ini sejalan dengan upaya yang dilakukan oleh Bank Indonesia, dimana dalam Peraturan Bank Indonesia mengenai Penilaian Kualitas Aktiva Bank
Umum diatur bahwa penilaian prospek usaha debitur dikaitkan pula dengan upaya debitur dalam memelihara lingkungan hidup.
Secara prinsip, pengelolaan risiko kredit diterapkan pada tingkat transaksional maupun tingkat portofolio. Pada tingkat transaksional diterapkan four - eye principle yaitu setiap pemutusan kredit
melibatkan Business Unit dan Credit Risk Management Unit secara independen untuk memperoleh keputusan yang obyektif. Mekanisme four - eye principle dilakukan oleh Credit Committee sesuai
limit kewenangan dimana proses pemutusan kredit dilaksanakan melalui mekanisme Rapat Komite Kredit. Executive Credit Officer sebagai anggota Credit Committee memiliki kompetensi,
kemampuan dan integritas yang tinggi sehingga proses pemberian kredit dilakukan secara obyektif, komprehensif dan hati-hati. Untuk memonitor kinerja pemegang kewenangan dalam memutus
kredit, Bank telah mengembangkan monitoring database system pemegang kewenangan. Dengan sistem ini Bank setiap saat dapat memantau jumlah maupun kualitas kredit yang telah diputus oleh
Pemegang Kewenangan, sehingga performance dari Executive Credit Officer dapat diketahui setiap waktu.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
Lampiran 5172 61. MANAJEMEN RISIKO lanjutan