CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
Lampiran 532 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI lanjutan h.
Giro pada Bank Indonesia dan Bank Lain lanjutan
Giro Wajib Minimum lanjutan GWM Primer dalam Rupiah ditetapkan sebesar 8,00 dari Dana Pihak Ketiga DPK dalam
Rupiah, GWM Sekunder dalam Rupiah ditetapkan minimum sebesar 4,00 dari DPK dalam Rupiah dan GWM LDR dalam Rupiah ditetapkan sebesar perhitungan antara Parameter
Disinsentif Bawah atau Parameter Disinsentif Atas dengan selisih antara LDR Bank dan LDR Target dengan memperhatikan selisih antara Kewajiban Penyediaan Modal Minimum KPMM
Bank dan KPMM Insentif. GWM Primer dan Sekunder dalam Rupiah mulai berlaku pada tanggal 1 November 2010 dan GWM LDR mulai berlaku pada tanggal 1 Maret 2011.
GWM dalam valuta asing ditetapkan sebesar 8,00 dari DPK dalam valuta asing. Entitas Anak yang menjalankan kegiatan usaha dengan prinsip syariah menerapkan Giro Wajib
Minimum sesuai PBI No. 621PBI2004 tanggal 3 Agustus 2004 tentang Giro Wajib Minimum dalam Rupiah dan valuta asing bagi Bank Umum yang melaksanakan Kegiatan Usaha
berdasarkan prinsip syariah sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 823PBI2006 tanggal 5 Oktober 2006 dan terakhir berdasarkan PBI No. 1023PBI2008 tanggal 16 Oktober 2008
yang kemudian dicabut dan digantikan dengan PBI No.1516PBI2013 tanggal 24 Desember 2013, dimana setiap Bank diwajibkan memelihara Giro Wajib Minimum dalam Rupiah dan
valuta asing yang besarnya ditetapkan sebesar 5,00 dan 1,00 dari dana pihak ketiga dalam Rupiah dan valuta asing.
i. Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain merupakan penanaman dana dalam bentuk Fasilitas Simpanan Bank Indonesia FASBI, Fasilitas Simpanan Bank Indonesia Syariah
FASBIS, call money, penempatan “fixed-term”, deposito berjangka dan lain-lain.
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain disajikan sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif dikurangi dengan Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai.
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan
dan piutang.
j. Efek-efek
Efek-efek yang dimiliki terdiri dari efek-efek yang diperdagangkan di pasar uang seperti Sertifikat
Bank Indonesia
SBI, Sertifikat
Bank Indonesia
Syariah SBIS,
Surat Perbendaharaan Negara SPN, Negotiable Certificates of Deposits, Medium Term Notes,
Treasury Bills yang diterbitkan oleh pemerintah negara lain dan Pemerintah Republik Indonesia, wesel ekspor, efek-efek yang diperdagangkan di pasar modal seperti unit reksadana, serta
efek-efek yang diperdagangkan di bursa efek seperti saham dan obligasi, termasuk obligasi Syariah perusahaan.
Efek-efek diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, tersedia untuk dijual, dimiliki hingga jatuh tempo dan pinjaman yang diberikan
dan piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan dalam kelompok diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, tersedia untuk dijual, dimiliki hingga jatuh tempo dan
pinjaman yang diberikan dan piutang.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
Lampiran 533 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI lanjutan j.
Efek-efek lanjutan
Investasi dalam unit reksadana dinyatakan sebesar nilai pasar sesuai nilai aset bersih dari reksadana pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian.
Untuk efek-efek yang diperdagangkan di pasar keuangan yang terorganisasi, nilai wajar tersebut umumnya ditentukan dengan mengacu pada harga pasar yang terjadi di bursa efek
pada tanggal yang terdekat dengan tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian. Untuk efek- efek yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek ditetapkan dengan
mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aset bersih efek-efek tersebut. Penurunan nilai wajar
permanen atas efek-efek untuk dimiliki hingga jatuh tempo dan tersedia untuk dijual dibebankan pada laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan.
Pemindahan efek ke klasifikasi dimiliki hingga jatuh tempo dari klasifikasi tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap
dilaporkan dalam komponen ekuitas dan diamortisasi dengan metode suku bunga efektif selama sisa umur efek tersebut ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
k. Obligasi Pemerintah
Obligasi Pemerintah adalah surat utang yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia. Obligasi Pemerintah terdiri dari Obligasi Pemerintah yang diperoleh dalam rangka program
rekapitalisasi dan Obligasi Pemerintah yang dibeli dari pasar.
Obligasi Pemerintah diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo. Lihat Catatan 2c
untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan dalam kelompok diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo.
l. Tagihan Lainnya - Transaksi Perdagangan
Tagihan Lainnya - Transaksi Perdagangan adalah tagihan sebagai akibat dari perjanjian pemberian fasilitas perdagangan kepada debitur yang akan ditagih pada saat jatuh tempo.
Tagihan lainnya diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi aset keuangan dalam
kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang.
m. Tagihan atas Efek-efek yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali dan Liabilitas atas Efek- efek yang Dijual dengan Janji Dibeli Kembali
Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali disajikan sebagai aset dalam laporan posisi keuangan konsolidasian sebesar harga penjualan kembali dikurangi dengan pendapatan bunga
yang belum diamortisasi dan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai. Selisih antara harga beli dan harga jual kembali diperlakukan sebagai pendapatan bunga yang ditangguhkan belum
diamortisasi dan diakui sebagai pendapatan selama periode sejak efek-efek tersebut dibeli hingga dijual kembali dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Efek-efek yang dibeli dengan janji untuk dijual kembali diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan
akuntansi atas aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang.