Pajak Pertambahan Nilai PPN Atas Transaksi Pembiayaan Murabahah Bank Syariah Mandiri BSM
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
Lampiran 5212 62. PERJANJIAN, KOMITMEN DAN KONTINJENSI PENTING lanjutan
e. Sinergi Usaha antara PT Bank Mandiri Persero Tbk, PT Taspen Persero, PT Pos Indonesia Persero dan PT Bank Sinar Harapan Bali lanjutan
Sebagai realisasi dari perjanjian antar pemegang saham, pada tanggal 22 Desember 2014 BSHB telah melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang menyetujui penerbitan
800.000.000 nilai penuh saham baru yang diambil bagian oleh Bank Mandiri, PT Taspen Persero dan PT Pos Indonesia Persero sesuai dengan komposisi yang sudah disepakati.
Sampai dengan tanggal laporan keuangan konsolidasian ini, perubahan komposisi kepemilikan saham tersebut belum berlaku efektif, sampai dengan diterimanya laporan perubahan pemegang
saham BSHB oleh OJK Perbankan.
f. Perjanjian jual beli saham bersyarat antara PT Bank Mandiri Persero Tbk., PT Kimia Farma Persero Tbk., serta PT Asuransi Jasa Indonesia Persero dengan PT Askes Persero dan
Koperasi Bhakti PT Askes sehubungan dengan penjualan saham PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia
Pada tanggal 23 Desember 2013 Bank Mandiri dengan PT Kimia Farma Persero Tbk. dan PT Asuransi Jasa Indonesia Persero sebagai pihak pembeli dengan Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan BPJS Kesehatan; dahulu PT Askes Persero dan Koperasi Bhakti Askes sebagai pihak penjual telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat atas
PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia ”InHealth” dimana pelaksanaan transaksi akan dilakukan dalam 2 dua tahap yang sebagai berikut:
i. Tahap 1, yaitu pengambilalihan 80 kepemilikan atas InHealth yang rencananya akan
diselesaikan selambat-lambatnya 30 Juni 2014, dimana kepemilikan Bank Mandiri adalah sebesar 60, PT Kimia Farma Persero Tbk. dan PT Asuransi Jasa Indonesia Persero
masing-masing 10; dan ii. Tahap 2, yaitu pengambilalihan 20 kepemilikan BPJS Kesehatan atas InHealth oleh Bank
Mandiri yang rencananya akan diselesaikan selambat-lambatnya 31 Desember 2014, sehingga total kepemilikan Bank Mandiri adalah menjadi sebesar 80. Komposisi kepemilikan saham
pada InHealth setelah transaksi tahap 2 menjadi Bank Mandiri memiliki 80, PT Kimia Farma Persero 10 dan PT Asuransi Jasa Indonesia Persero masing-masing 10 dari total saham
yang di keluarkan dan disetor penuh InHealth.
Pada tanggal 27 Februari 2014, Bank Mandiri telah memperoleh persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan terkait rencana akuisisi InHealth. Selanjutnya, Bank Mandiri juga telah
menerima persetujuan rencana akuisisi dari OJK sesuai Surat No.S-37PB312014 tanggal 17 April 2014 perihal Permohonan Persetujuan Penyertaan Modal PT Bank Mandiri Persero Tbk. dalam
PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia.
Pada tanggal 2 Mei 2014 telah dilakukan penandatanganan Akta Jual Beli atas PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia, antara Bank Mandiri bersama PT Kimia Farma Persero Tbk. dan PT Asuransi
Jasa Indonesia Persero sebagai pihak pembeli, dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan BPJS Kesehatan; dahulu PT Askes Persero dan Koperasi Bhakti Askes sebagai
pihak penjual. Dengan telah dilakukannya penandatanganan Akta Jual Beli tersebut, Bank Mandiri telah efektif menjadi pemegang saham mayoritas atas InHealth dengan porsi kepemilikan sebesar
60.
Berkaitan dengan pelaksanaan tahap kedua transaksi akuisisi InHealth, Bank Mandiri telah mengajukan permohonan atas Ijin Penyertaan Modal sesuai Surat No. FST9652014 tanggal 30
Desember 2014 kepada OJK. Pelaksanaan tahap kedua transaksi akuisisi InHealth dilakukan setelah Ijin Penyertaan Modal dari OJK diterima oleh Bank Mandiri. Sampai dengan tanggal laporan
keuangan konsolidasian ini, Bank Mandiri belum menerima persetujuan dari OJK atas transaksi akuisisi InHealth tahap kedua.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
Lampiran 5213 63. JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP LIABILITAS PEMBAYARAN BANK UMUM
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 24 tahun 2004 tanggal 22 September 2004. Pemerintah telah membentuk lembaga penjaminan independen, yaitu Lembaga Penjamin Simpanan
LPS untuk menjamin dana masyarakat termasuk dana dari bank lain dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan danatau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Berdasarkan Salinan Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan No. 1PLPS2006 tanggal 9 Maret 2006 tentang Program Penjaminan Simpanan, besarnya saldo yang dijamin untuk setiap nasabah
pada satu bank adalah paling tinggi sebesar Rp100.000.000 nilai penuh.
Selanjutnya, sesuai dengan Peraturan Pemerintah PP Nomor 66 tahun 2008 tentang Besaran Nilai Simpanan yang Dijamin Lembaga Penjaminan Simpanan, maka nilai simpanan setiap nasabah pada
satu bank yang dijamin oleh Pemerintah naik menjadi sebesar Rp2.000.000.000 nilai penuh dari semula Rp100.000.000 nilai penuh, terhitung efektif tanggal 13 Oktober 2008.
Suku bunga pinjaman LPS pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing adalah sebesar 7,75 dan 7,25 untuk simpanan dalam mata uang Rupiah dan masing-masing sebesar
1,5 dan 1,5 untuk simpanan dalam mata uang asing.
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 7 tahun 2009, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang tentang Lembaga Penjaminan Simpanan telah ditetapkan menjadi
Undang-undang sejak tanggal 13 Januari 2009.