Hakikat Bahasa Indonesia Landasan Teori

19 perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Suprijono 2009: 5 menyatakan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Artinya, hasil belajar tidak dilihat secara terpisah melainkan secara keseluruhan dari beberapa aspek. Menurut Bloom dalam Rifa’i 2009: 86 menyatakan hasil belajar siswa mencakup tiga ranah belajar yaitu: 1 Ranah Kognitif: berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan, dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif sendiri mencakup kategori: pengetahuan knowledge, pemahaman comprehensif, penerapan application, analisis analysis, sintesis synthesis, dan penilaian evaluation, 2 Ranah Afektif: berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Ranah afektif dalam belajar mencakup kategori: penerimaan receiving, penanggapan responding, penilaian valuing, pengorganisasian organization, dan pembentukan pola hidup organization by a value complex . 3 Ranah Psikomotorik: tujuan pembelajaran ranah psikomotorik menunjukkan adanya kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf. Ketegori jenis perilaku untuk ranah psikomotor yaitu: persepsi perception, kesiapan set, gerakan terbimbing guided respons , gerakan terbiasa mechanism, gerakan kompleks complex overt response, penyesuaian adaptation, dan kreativitas originallity. Dari beberapa pengertian hasil belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan sesuatu yang diperoleh dari kegiatan belajar berupa pengetahuan, sikap, dan perilaku. Hasil tersebut diperoleh setelah siswa melakukan suatu aktivitas dalam proses belajar mengajar. Tanpa adanya aktivitas, maka proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan baik, akibatnya hasil yang dicapai siswa rendah.

2.2.4 Hakikat Bahasa Indonesia

Santosa 2010: 1.2 menyatakan bahasa secara universal yaitu suatu bentuk ungkapan yang bentuk dasarnya ujaran. Ujaran inilah yang membedakan manusia 20 dari makhluk lainnya. Ujaran manusia itu menjadi bahasa apabila dua orang atau lebih menetapkan bahwa seperangkat bunyi itu memiliki arti yang serupa. Tarigan 2008: 19 menyatakan bahasa adalah suatu sistem pola-pola yang kompleks dan suatu struktur dasar. Di dalamnya terdapat ketentuan-ketentuan individual yang bekerja bersama-sama dengan kesatuan-kesatuan lainnya. Kridalaksana 1983 dalam Tarigan 2005: 2.42 menyatakan bahasa adalah suatu sistem lambang yang dipergunakan oleh suatu masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. Berdasarkan definisi tersebut bahasa memiliki karakteristik sebagai berikut: 1 bahasa bersifat sistematik yang terdiri atas seperangkat aturan, 2 bahasa bersifat simbolik yang terdiri atas lambang-lambang yang memiliki konsep atau arti tertentu, 3 bahasa bersifat arbitrer atau manasuka, 4 bahasa bersifat konvensional, 5 bahasa merupakan sarana ekspresi diri dan interaksi sosial, 6 bahasa merupakan identitas suatu kelompok masyarakat. Moulton 1974 dalam Adejimola 2008: 201 menyatakan definisi lain dari bahasa yaitu: Defines language as a wonderful and rich vehicle for communication. This scholar explains that language can be used to express wishes and commands, covey truths and lies and impact on our listeners in many ways. In other words, language is seen as the most ingenious, flexible, and productive means of communicating. Maksud pernyataan tersebut yaitu bahasa sebagai ujaran yang indah dan kaya untuk komunikasi. Moulton juga menjelaskan bahwa bahasa dapat digunakan untuk mengekspresikan keinginan dan perintah, kebenaran dan kebohongan dan berdampak kepada para pendengar dalam berbagai cara. Dengan kata lain bahasa dipandang sebagai cara yang paling cerdik, fleksibel dan berkomunikasi yang produktif. 21 Di dunia ini ada berbagai macam bahasa yang digunakan oleh masing- masing negara sebagai bahasa komunikasi sehari-hari. Bangsa Indonesia sendiri menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Muslich 2010: 48 menyatakan dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, Bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang kebanggaan nasional atau lambang kebangsaan. Sedangkan dalam kedudukannya sebagai alat pemersatu, Bahasa Indonesia berfungsi untuk mempersatukan berbagai daerah dan suku yang sebelumnya telah memiliki bahasa daerah masing-masing. Jadi setiap warga negara Indonesia selain menggunakan bahasa daerah, diharapkan juga mampu menggunakan Bahasa Indonesia secara tepat dalam kehidupan sehari-hari. Dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah suatu alat komunikasi antar manusia berupa sistem bunyi yang bermakna dan berartikulasi dihasilkan oleh alat ucap. Melalui bahasa setiap manusia dapat berkomunikasi dengan manusia lainnya. Bahasa memiliki fungsi sebagai sarana berpikir dan sarana pendukung pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknogi. Selain itu bahasa digunakan sebagai alat untuk membentuk pikiran dan perasaan, keinginan dan perbuatan, serta mempengaruhi dan dipengaruhi. Begitupun dengan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional mempunyai fungsi yang sesuai dengan kepentingan bangsa Indonesia. Di antaranya yaitu sebagai lambang kebanggan, lambang identitas nasional serta alat pemersatu berbagai suku yang memiliki latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda-beda. 2.2.5 Pembelajaran Bahasa Indonesia Proses belajar yang dilakukan siswa terjadi pada saat pembelajaran berlangsung. Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guna 22 membangkitkan siswa untuk belajar. Rusman 2012: 134 menyatakan belajar adalah proses perubahaan tingkah laku individu sebagai hasil dari pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungan. Solchan 2011: 1.30 menyatakan siswa belajar dengan menggunakan tiga cara, yaitu melalui pengalaman, pengamatan, dan bahasa. Dengan cara-cara itu, siswa belajar melalui kehidupan mereka dengan menggali dan menemukan pengalaman dan pengetahuan baru secara aktif. Dalam kaitannya dengan belajar bahasa di sekolah, guru perlu memahami bahwa sebelum masuk ke sekolah, siswa telah belajar bahasa melalui komunitasnya. Mereka belajar keterampilan berbahasa menyimak, berbicara, membaca, dan menulis karena didorong oleh kebutuhan untuk memahami dan dipahami. Santosa 2010: 5.18 menyatakan pembelajaran bahasa adalah proses memberi rangsangan belajar berbahasa kepada siswa dalam upaya siswa mencapai kemampuan berbahasa. Solchan 2011: 1.31 menyatakan seseorang mempelajari bahasa dengan fokus pada penguasaan kemampuan berbahasa atau kemampuan berkomunikasi melalui bahasa yang digunakannya. Kemampuan tersebut melibatkan dua hal, yaitu: 1 kemampuan untuk menyampaikan pesan, baik secara lisan maupun tertulis, 2 kemampuan memahami, menafsirkan, dan menerima pesan, baik yang disampaikan secara lisan maupun tertulis. Tarigan 2005: 3.26 menyatakan pembelajaran Bahasa Indonesia secara umum diarahkan untuk meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi. Kemampuan berkomunikasi harus didukung kemampuan siswa dalam menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pembelajaran yang berfokus pada kebahasaan, penggunaan, pemahaman, dan apresiasi sastra juga harus diarahkan untuk 23 menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan berbahasa dengan bahasa yang baik dan benar. Berdasarkan pendapat beberapa ahli mengenai arah atau tujuan pembelajaran bahasa, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa berfokus pada upaya pencapaian kemampuan berkomunikasi melalui bahasa yang digunakannya. Begitupun dengan pembelajaran Bahasa Indonesia, secara umum diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Selain itu, pembelajaran Bahasa Indonesia diharapkan dapat menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Kemampuan berkomunikasi harus didukung kemampuan siswa dalam menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

2.2.6 Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MENGIDENTIFIKASI UNSUR UNSUR CERITA ANAK PADA KELAS V SDN GROBOG KULON 01 KABUPATEN TEGAL

4 48 351

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TGT TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR STRUKTUR BUMI PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI MARGA AYU 01 KABUPATEN TEGAL

1 17 365

KEEFEKTIFAN METODE BERMAIN JAWABAN TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI PEMBENTUKAN TANAH DI KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI TUNON2 KOTA TEGAL

0 15 328

Keefektifan Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Materi Bangun Ruang pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Pagerbarang 03 Kabupaten Tegal

0 19 373

KEEFEKTIFAN STRATEGI PRACTICE REHEARSAL PAIRS TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI BERMAIN ALAT MUSIK MELODIS DI SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBOK LUWUNG 01 KABUPATEN TEGAL

0 20 216

KEEFEKTIFAN STRATEGI PRACTICE REHEARSAL PAIRS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATERI KARYA RANCANGAN SENDIRI DI SD NEGERI PESAREAN 01 KABUPATEN TEGAL

0 9 167

KEEFEKTIFAN METODE ROLE PLAYING TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MATERI KEPUTUSAN BERSAMA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 3 RANDUGUNTING KOTA TEGAL

0 38 266

Keefektifan Penggunaan Multimedia Microsoft Powerpoint terhadap Hasil Belajar IPS Materi Perkembangan Teknologi Transportasi pada Siswa Kelas IV di Sekolah Dasar Negeri Pesayangan 01 Kabupaten Tegal

0 9 197

Keefektifan Strategi Crossword Puzzle pada Hasil Belajar IPS Materi Perkembangan Teknologi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Jatimulya 02 Suradadi Tegal

1 19 197

KEEFEKTIFAN STRATEGI GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER TERHADAP HASIL BELAJAR MEMBACA INTENSIF PADA KELAS IV SD NEGERI PESAREAN 01 KABUPATEN TEGAL

0 9 219