C. Kerangka Pikir 1. Terdapat Perbedaan Prestasi yang Positif dan Signifikan
Keterampilan Menulis Bahasa Jerman Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 1 Jogonalan Klaten antara yang Diajar dengan Menggunakan
Teknik Keliling Kelompok dan yang Diajar dengan Menggunakan Teknik Lain selain Teknik Keliling Kelompok
Bahasa Jerman merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SMA di Indonesia. Dalam pembelajaran bahasa Jerman ini peserta didik
dituntut untuk menguasai empat komponen berbahasa Jerman. Menulis merupakan salah satu keterampilan aktif produktif yang memerlukan latihan
yang teratur, karena keterampilan ini tidak akan mencapai hasil yang maksimal jika dilakukan secara instan. Sejauh ini, pembelajaran
keterampilan menulis bahasa Jerman, guru yang masih menggunakan cara pembelajaran konvensional yang menjadikan pembelajaran keterampilan
menulis tidak dapat maksimal, terlihat dari hasil akhir para peserta didik. Berdasarkan observasi awal di SMA Negeri 1 Jogonalan, terlihat
berbagai masalah dalam pembelajaran keterampilan menulis bahasa Jerman. Pembelajaran menulis bahasa Jerman kurang mendapat perhatian dari peserta
didik. Hal ini karena mereka tidak adanya stimultan bagi peserta didik untuk dapat terlibat aktif dalam pembelajaran sehingga tercipta suasana yang
kondusif. Peserta didik sering mengeluh ketika diberi tugas untuk mengarang. Mereka sulit untuk menuliskan kalimat dalam bahasa Jerman dan
bahkan terdapat beberapa peserta didik yang sama sekali tidak menulis
dengan alasan tersebut di atas. Selain dari segi peserta didik, faktor lain yang menyebabkan rendahnya prestasi keterampilan menulis peserta didik adalah
penyampaian materi pembelajaran dan tidak adanya terobosan baru dalam hal teknik pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Apabila sudah tidak adanya
kreativitas menulis peserta didik yang timbul akibat dari tidak aktifnya peserta didik dalam menulis akan menjadikan prestasi keterampilan menulis
menulis bahasa Jerman menjadi rendah, sehingga tujuan dari pembelajaran bahasa Jerman pun tidak dapat dicapai dengan sempurna.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, diperlukan teknik pembelajaran yang berguna untuk menjadi stimulan atau pendorong bagi peserta didik
untuk menciptakan sebuah karya melalui tulisan. Salah satunya adalah teknik keliling kelompok. Teknik keliling kelompok dapat diterapkan pada semua
mata pelajaran termasuk mata pelajaran bahasa Jerman, khususnya dalam pembelajaran keterampilan menulis Schreibfertigkeit. Teknik ini merupakan
bentuk pembelajaran yang mengutamakan adanya kontribusi dari setiap peserta didik dalam menyelesaikan tugas, berupa kalimat-kalimat dalam
bahasa Jerman yang nantinya akan dirangkai menjadi sebuah paragraf bahasa Jerman.
Teknik keliling kelompok mempunyai ciri khas dengan adanya pemberian dan kegiatan mendengarkan kontribusi dari masing-masing
anggota kelompok. Kontribusi dari salah seorang peserta didik dapat menjadi sebuah stimulan bagi peserta didik lain dalam satu kelompok. Sebelum dan
pada gilirannya, peserta didik dapat menuliskan ide atau gagasan sesuai
dengan stimulan sebelumnya, yang akhirnya dalam satu kelompok dapat menghasilkan sebuah tulisan yang sarat akan makna. Hal tersebut menjadikan
peserta didik turut serta dan berperan aktif dalam pembelajaran keterampilan menulis, yang kemudian akan dapat merangsang timbulnya minat dan
motivasi untuk menulis bahasa Jerman. Seiring dengan adanya minat dan motivasi belajar peserta didik, dapat diasumsikan bahwa hasil atau prestasi
belajar pembelajaran keterampilan menulis bahasa Jerman menjadi meningkat. Dengan demikian, dapat diasumsikan pula bahwa penggunaan
teknik keliling kelompok ini menjadikan adanya perbedaan yang positif dan signifikan prestasi keterampilan menulis bahasa Jerman.
2. Penggunaan Teknik Keliling Kelompok Lebih Efektif dalam Pembelajaran Keterampilan Menulis Bahasa Jerman Peserta Didik
Kelas XI SMA N 1 Jogonalan Klaten daripada Pembelajaran dengan Menggunakan Teknik Lain selain Teknik Keliling
Kelompok
Bahasa Jerman merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SMA di Indonesia. Dalam pembelajaran bahasa Jerman ini peserta didik
dituntut untuk menguasi empat komponen berbahasa Jerman. Menulis merupakan salah satu keterampilan aktif produktif yang memerlukan latihan
yang teratur, karena keterampilan ini tidak akan mencapai hasil yang maksimal jika dilakukan secara instan. Pada pembelajaran keterampilan
menulis bahasa Jerman saat ini, banyak guru yang belum menggunakan terobosan terbaru dalam hal penggunaan teknik pembelajaran. Hal ini
menjadikan peran guru di kelas terlalu dominan, sehingga keaktifan peserta didik sangat kurang.
Berdasarkan observasi awal di SMA Negeri 1 Jogonalan, muncul berbagai masalah dalam pembelajaran keterampilan menulis bahasa Jerman.
Pembelajaran menulis bahasa Jerman kurang mendapat perhatian dari peserta didik. Hal ini karena tidak dapat terlibat aktif dalam pembelajaran, sehingga
tercipta suasana pembelajaran yang tidak kondusif. Peserta didik sering mengeluh ketika diberi tugas untuk mengarang. Mereka sulit untuk
menuliskan kalimat dalam bahasa Jerman dan bahkan terdapat beberapa peserta didik yang sama sekali tidak menulis dengan alasan tersebut di atas.
Selain dari segi peserta didik, faktor lain yang menyebabkan pembelajaran keterampilan menulis bahasa Jerman peserta didik kurang
optimal adalah penyampaian materi pembelajaran dan tidak adanya inovasi teknik pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Guru menyampaikan materi
pembelajaran di depan kelas, peserta didik duduk memperhatikan dan mencatat materi sesuai waktu yang telah disedikan oleh guru dan setelah itu
guru memberikan tugas menulis karangan sesuai dengan materi yang telah diajarkan. Ketika mendapat tugas, mereka merasa lelah setelah mencatat
materi atau bahkan sama sekali tidak menghiraukan tugas yang diberikan oleh guru, dan pada akhirnya mereka menjadi peserta didik yang pasif dan
tidak kreatif. Untuk mengantisipasi ketidaktifan peserta didik diperlukan teknik
pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan komunikatif. Pendekatan ini
berpusat pada peserta didik sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator. Salah satunya adalah teknik keliling kelompok. Teknik ini merupakan bentuk
pembelajaran yang mengutamakan adanya kontribusi dari setiap peserta didik dalam menyelesaikan tugas. Teknik keliling kelompok dalam
pembelajaran keterampilan menulis bahasa Jerman dilakukan dengan cara penggabungan kontribusi peserta didik berupa kalimat-kalimat dalam bahasa
Jerman sesuai kelompok masing-masing. Selanjutnya, kalimat-kalimat tersebut dirangkai menjadi sebuah paragraf bahasa Jerman.
Teknik keliling kelompok mempunyai ciri khas dengan adanya pemberian dan kegiatan mendengarkan kontribusi dari masing-masing
anggota kelompok. Kontribusi yang wajib diberikan oleh masing-masing peserta didik menjadikan peserta didik aktif dan menjadikan peserta didik
sebagai komponen utama penciptaan tulisan. Mereka mempunyai hak dan kewajiban untuk aktif, sehingga pembelajaran keterampilan menulis bahasa
Jerman dapat dicapai. Dari uraian di atas dapat diasumsikan bahwa penggunaan teknik keliling kelompok efektif digunakan dalam pembelajaran
keterampilan menulis bahasa Jerman karena adanya keaktifan dari masing- masing peserta didik.
D. Hipotesis Penelitian