1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Globalisasi saat ini sudah menjadi realita yang membawa dampak dalam berbagai aspek kehidupan pada umumnya dan komunikasi pada khususnya. Oleh
karena itu bahasa asing berperan sangat penting. Selain bahasa Inggris, diperlukan juga penguasaan terhadap bahasa asing lainnya, dalam hal ini bahasa
Jerman. Hal tersebut ditandai dengan sudah dibuatnya program pembelajaran bahasa asing kedua setelah bahasa Inggris di tingkat Sekolah Menengah Atas
SMA. Bahasa Jerman merupakan bahasa asing terpenting dalam dunia
internasional setelah bahasa Inggris. Dengan bahasa Jerman peserta didik diharapkan mempunyai pengetahuan dan keterampilan bahasa yang jauh lebih
baik sebagai bekal untuk bersaing dan membawa nama Indonesia dikenal secara global di kancah internasional.
Bahasa Jerman adalah salah satu mata pelajaran bahasa asing yang telah diatur dalam sistem pendidikan di Indonesia pada tingkat Sekolah Menengah
Atas SMA dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP atau yang biasa disebut dengan Kurikulum 2006. Menurut KTSP pembelajaran bahasa
Jerman menekankan pada kemampuan berbahasa baik yang bersifat reseptif maupun produktif. Kemampuan reseptif meliputi membaca Leseverstehen dan
menyimak Hörverstehen,
sedangkan produktif
yaitu berbicara
Sprechfertigkeit dan menulis Schreibfertigkeit. Ditambah dengan kemampuan
penguasaan gramatika dan kosakata Strukturen und Wortschatz. Dengan demikian, salah satu tujuan dari pembelajaran bahasa Jerman adalah agar peserta
didik dapat mengembangkan kemampuan berbahasa Jerman dengan baik pada keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis disertai dengan
penguasaan terhadap gramatika serta kosakata. Berdasarkan pengamatan pada saat melakukan observasi awal di SMA
Negeri 1 Jogonalan Klaten pada bulan Agustus - September 2013, pembelajaran menulis bahasa Jerman kurang mendapat perhatian dari peserta didik. Peserta
didik tampak kurang mempunyai semangat belajar dan sering kali merasa lelah dan bosan. Hal ini karena mereka tidak mendapat stimulan untuk dapat terlibat
secara aktif dalam pembelajaran. Peserta didik sering mengeluh ketika diberi tugas untuk mengarang. Mereka mengaku tidak mengenal gramatika dan
kosakata bahasa Jerman yang baik dan benar. Mereka sulit untuk menuliskan kalimat dalam bahasa Jerman dan bahkan terdapat beberapa peserta didik yang
sama sekali tidak menulis dengan alasan tersebut di atas. Selain dari segi peserta didik, faktor lain yang menyebabkan kurang
optimalnya keterampilan menulis adalah penyampaian materi pembelajaran dan tidak adanya inovasi dalam hal teknik pembelajaran yang diterapkan oleh guru.
Guru menyampaikan materi pembelajaran di depan kelas, peserta didik duduk memperhatikan dan mencatat materi sesuai waktu yang telah disediakan oleh
guru dan setelah itu guru memberikan tugas menulis karangan sesuai dengan materi yang telah diajarkan. Ketika mendapat tugas, mereka merasa lelah setelah
mencatat materi atau bahkan sama sekali tidak menghiraukan tugas yang diberikan oleh guru, dan pada akhirnya mereka menjadi peserta didik yang pasif
dan tidak kreatif. Dengan munculnya beberapa kelemahan peserta didik dalam
pembelajaran bahasa Jerman, guru bahasa Jerman sebaiknya dapat menemukan sebuah teknik pembelajaran yang interaktif, komunikatif dan efisien. Teknik
kemudian dapat digunakan dalam pembelajaran di dalam kelas terutama pada pembelajaran keterampilan menulis. Tujuannya adalah untuk mengefektifkan
pembelajaran keterampilan menulis, membangkitkan semangat dan minat peserta didik dalam menemukan dan mengungkapkan gagasan serta meningkatkan
kreativitas dalam keterampilan menulis. Pembelajaran yang dilaksanakan harus berdasarkan pada teknik yang
tepat, salah satunya dengan menerapkan teknik keliling kelompok. Teknik keliling kelompok merupakan salah satu teknik pembelajaran kooperatif yang
mengutamakan adanya kontribusi dari setiap peserta didik dalam menyelesaikan tugas. Teknik ini dapat diterapkan pada semua mata pelajaran termasuk
pembelajaran keterampilan menulis bahasa Jerman. Teknik keliling kelompok dalam pembelajaran keterampilan menulis bahasa Jerman dilakukan dengan cara
penggabungan kontribusi peserta didik berupa kalimat-kalimat dalam bahasa Jerman sesuai kelompok masing-masing. Selanjutnya, kalimat-kalimat tersebut
dirangkai menjadi sebuah paragraf bahasa Jerman. Teknik keliling kelompok ini belum pernah dipergunakan dalam
pembelajaran menulis bahasa Jerman di kelas XI SMA Negeri 1 Jogonalan.
Teknik keliling kelompok yang diterapkan dalam pembelajaran menulis bahasa Jerman diasumsikan dapat lebih efektif. Untuk mengetahui apakah teknik
tersebut efektif dalam pembelajaran keterampilan menulis bahasa Jerman, maka perlu dilakukan suatu penelitian mengenai keefektifan penggunaan teknik
keliling kelompok yang akan dilakukan di SMA Negeri 1 Jogonalan Klaten.
B. Identifikasi Masalah