85
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, ANALISIS DATA,
DAN PEMBAHASAN
Bab ini dibagi menjadi empat sub bab. Sub bab pertama yang berisi pelaksanaan penelitian. Sub bab kedua berisi analisis data hasil penelitian
pembelajaran dan kemampuan literasi matematis siswa yang meliputi data uraian jawaban pretest dan posttest, transkrip video pembelajaran, dan lembar
keterlaksanaan pembelajaran. Sub bab ketiga berisi tentang pembahasan pembelajaran matematika dengan pendekatan PMRI. Sub bab keempat berisi tentang
keterbatasan penelitian.
A. PELAKSANAAN PENELITIAN
Pada bab ini dipaparkan bagaimana langkah-langkah pembelajaran matematika dengan pendekatan PMRI yang dilakukan oleh guru dan siswa untuk
meningkatkan kemampuan literasi matematis siswa SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta dan bagaimana kemampuan literasi matematis siswa sebelum dan
sesudah dilakukan pembelajaran dengan pendekatan PMRI. Sebelum melakukan pengambilan data, peneliti melakukan observasi
terhadap pembelajaran, wawancara dengan guru dan siswa, dan validasi instrumen penelitian oleh pakar. Observasi dilakukan pada bulan Februari
minggu kedua dan ketiga tahun 2015. Peneliti melakukan observasi awal sebanyak dua kali di kelas VIII F yaitu kelas yang menjadi tempat penelitian.
Observasi ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pembelajaran matematika berlangsung, cara guru mengajar, keaktifan siswa, dan kondisi kelas secara
keseluruhan. Selain itu peneliti juga mengamati perangkat pembelajaran yang digunakan guru, meliputi silabus, RPP, dan instrumen penilaian. Peneliti juga
melakukan wawancara kepada guru untuk mengetahui karakterisitik kelas dan kepada siswa sebagai salah satu cara untuk mengetahui kemampuan literasi siswa
kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Tahap selanjutnya adalah peneliti merancang Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran RPP, Lembar Aktivitas Siswa LAS, soal pretest dan posttest dengan bantuan pertimbangan dari guru dan dosen sebagai orang yang lebih ahli.
Selanjutnya peneliti melakukan validasi instrumen pembelajaran dengan menggunakan validasi pakar expert judgement, instrumen soal pretest dan
posttest juga diuji oleh pakar dengan pertimbangan soal-soal yang akan diujikan berstandar PISA dan tidak biasa ditemui oleh anak-anak sehingga memerlukan
pertimbangan tersendiri untuk menentukan valid tidaknya soal tersebut. Pertimbangan tersebut antara lain waktu pengerjaan soal, tingkat kesulitan soal,
apakah soal mampu untuk menguji kemampuan anak pada level tertentu. Proses pengambilan data penelitian adalah 4 kali pertemuan, pertemuan
pertama sebanyak 3 jam pelajaran, pertemuan kedua 3 jam pelajaran, dan pertemuan ketiga sebanyak 2 jam pelajaran. Pretest diadakan pada satu jam
pertama di pertemuan 1 dan posttest diadakan selama 2 jam pelajaran di pertemuan keempat. Secara garis besar, proses tersebut dipaparkan seperti di
bawah ini: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Pembelajaran Pertemuan Pertama
Pembelajaran pertemuan pertama berlangsung pada hari Kamis, 14 April 2016. Pembelajaran terdiri dari 3 jam pelajaran. Pada pertemuan ini diikuti 36
siswa kelas VIII F. Pertemuan pertama diawali dengan pretest yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan literasi matematis siswa sebelum dilakukan
pembelajaran matematika dengan pendekatan PMRI. Soal-soal pretest terdiri dari 3 soal dimana soal nomor 1 adalah level 2 dan soal nomor 2 dan 3 adalah
level 3 berdasarkan level dalam PISA. Pretest dilakukan selama 80 menit dan dilanjutkan dengan pembelajaran mengenai unsur-unsur kubus dan balok.
Pembelajaran diawali dengan membagikan Lembar Aktivitas Siswa LAS pada masing-masing siswa yang juga sudah terbagi dalam kelompok-
kelompok. Guru menggunakan benda-benda konkret yang dikenali dan dapat dibayangkan siswa sebagai konteks awal agar pada akhirnya siswa dapat
menyimpuklkan pengertian, persamaan, perbedaan, serta unsur-unsur yang ada pada kubus dan balok. Guru juga menggunakan kerangka kubus dan balok
untuk memudahkan pengamatan siswa. Guru mengajak siswa untuk mendiskusikan soal yang tersaji dalam LAS 1 dengan teman kelompoknya.
Guru menjadi fasilitator yang merangsang siswa untuk menemukan ide penyelesaian dan mengarahkan siswa untuk membentuk pengetahuannya
sendiri. Setelah dilakukan proses diskusi, salah satu kelompok mempresentasikan penyelesaian soal dalam LAS sebagai hasil diskusi
kelompok, setelah itu kelompok lain menanggapi. Jika terdapat penyelesaian lain,
maka guru
mempersilakan kelompok
tersebut untuk