KETERBATASAN PENELITIAN PELAKSANAAN PENELITIAN, ANALISIS DATA,
informasi dari sumber informasi tunggal, hal ini terlihat dari sebagian besar siswa yang menuliskan hal yang diketahui dan
ditanyakan dengan tepat. Selanjutnya sebagian besar siswa juga mampu untuk menggunakan rumus dan menyelesaikan algoritma
dasar ditunjukkan dengan sebagian besar siswa yang mampu untuk menentukan volume balok dengan tepat. Kesalahan-kesalahan yang
dilakukan sebagian besar siswa adalah kesalahan teknis seperti kesalahan penulisan satuan, miskonsepsi tentang istilah
matematika, dan kesalahan perhitungan. Sebanyak 81,93 siswa mampu menyelesaikan soal pretest level 2 dengan baik dengan
sebagian besar langkah-langkah yang tepat. Sedangkan kemampuan literasi matematis siswa dalam menyelesaikan soal level 3 dalam
pretest kurang baik. Sebanyak 38 siswa yang dapat menyelesaikan soal dengan langkah-langkah yang tepat sedangkan sebagian besar
melakukan kesalahan secara konseptual. Kesalahan-kesalahan lainnya adalah kesalahan dalam perhitungan dan ketidakmampuan
siswa untuk menarik kesimpulan dari jawaban akhir yang diperoleh. b.
Posttest Kemampuan literasi matematis siswa dalam menyelesaikan soal
level 2 dalam posttest dapat dikatakan kurang baik. Sebanyak 57 Hal ini kemungkinan disebabkan karena siswa kurang persiapan
dalam mengerjakan posttest, keterbatasan waktu dalam pengerjaan dimana dengan waktu yang sama 80 menit, jumlah soal posttest
lebih banyak, dan soal posttest yang menuntut pemahaman konsep yang lebih dalam lagi. Selain itu dalam pembelajaran dengan
pendekatan PMRI, guru lebih memfokuskan pembelajaran pada pemahaman konsep dan kurang melakukan latihan dan pembahasan
soal yang bersifat kontekstual. Kemampuan literasi matematis siswa dalam menyelesaikan soal posttest level 3 lebih baik jika
dibandingkan dengan kemampuan literasi matematis siswa dalam menyelesaikan soal pretest. Hal ini kemungkinan dikarenakan guru
menggunakan soal pretest yang belum biasa siswa temui sehingga siswa belum terbiasa untuk berpikir secara kontekstual. Selanjutnya
dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan PMRI, guru memberikan soal atau suatu permasalahan sebagai konteks dan alat
untuk melatih siswa untuk menggunakan model yang sebelumnya sudah dikonstruksi sendiri dalam menyelesaikan masalah. Selain
itu, langkah-langkah penyelesaian pada soal posttest lebih sedikit jika dibandingkan dengan soal pretest, hanya saja tingkat kesulitan
untuk mengidentifikasi penyelesaian lebih rumit dan memerlukan pemahaman konsep yang lebih dalam. Langkah-langkah yang tidak
begitu panjang dan kebiasaan siswa dalam menyelesaikan soal level 3 selama pembelajaran membuat kemampuan literasi matematis
siswa dalam menyelesaikan soal posttest lebih baik jika dibandingkan saat menyelesaikan soal pretest.