231
Cobalah dengan berbagai cara untuk menarik dan melepaskan karet tersebut. Berikan cukup waktu untuk
penjagaan ini. Ketika menarik karet tersebut usahakan se- ekspresif mungkin. Kemudian mulailah menarik dengan posisi
yang menjauh dari badan dan masuk dalam ruang. Tarik karet tersebut ke berbagai arah secara ekspresif. Teruskan
menjajagi sendiri gerakan ini ke berbagai arah. Sekarang bayangkan karet elastis yang sangat kuat, coba untuk
menariknya ke segala arah. Biarkan gerakkan itu membuat gerakan jongkok dan berdiri, namun tidak usah tergesa-gesa.
Biarkan gerakkan itu berkembang sendiri.
Catatan. Karet elastis adalah benda kongkrit, dan menariknya adalah sebuah pengalaman biasa. Penekanan kegiatan ini
adalah pada kesadaran dan penghayatan terhadap gerakan menarik. Ini adalah sebuah aktivitas gerak arahan sendiri.
Latihan sederhana ini akan memberikan pengalaman kepada peserta untuk terlibat dalam situasi permainan. Melakukan
gerakan hingga berjongkok dan berdiri membutuhkan penghayatan yang cukup.
3.3.4. Latihan Imajinasi Dengan Permainan
a. Voly Nama
Permainan voly dengan nama sebagai bola. Pemain di bagi dalam grup, masing-masing grup terdiri dari 3 atau 6 orang.
Dua grup kemudian dipertandingkan. Permaian voly ini dilakukan dengan pantomim dan bolanya adalah nama aturan
seperti permainan voly sungguhan. Grup pertama melakukan service dengan menyebut salah satu nama dari grup lawan,
nama yang dsebut kemudian mengoper bola dengan menyebut nama rekannya, nama rekan yang disebut
kemudian melakukan smash dengan menyebut salah satu nama lawan, nama lawan yang disebut menerima bola dan
mengoperkan dengan menyebut nama kawannya, demikian seterusnya. Permainan ini akan menarik jika temponya
dipercepat.
b. Mencari Selamat
Permainan dilakukan secara kelompok misalnya lima atau enam orang. Tentukan dulu aba-aba yang digunakan, banjir,
petir, hujan, panas, dan badai. Properti yang digunakan adalah level, kipas tangan dan payung, jumlahnya kurang satu
dari jumlah peserta. Latihan dimulai dengan peserta berjalan dengan santai, dalam satu waktu pembimbing meneriakkan
aba-aba yang telah disepakati. Misalnya, pembimbing berteriak “hujan”, maka peserta berebut mencari payung dan
Di unduh dari : Bukupaket.com
232
memakainya. Bagi peserta yang tidak kebagian payung berarti dia akan kehujanan dan kedinginan. Bila pembimbing
berteriak “banjir”, maka semua peserta berusaha menyelamatkan diri menuju ke tempat yang lebih tinggi yaitu
level yang ada. Bagi peserta yang tidak kebagian level maka dia akan terbawa oleh banjir dan harus berenang, dan
sebagainya.
4. TEKNIK DASAR PEMERANAN
Teknik dasar pemeran adalah teknik mendayagunakan peralatan ekspresi pemeran. Fungsi teknik dasar adalah untuk meningkatkan
keluwesan dan ketahanan tubuh, serta keterampilan gerak, dan reaksi. Latihan teknik dasar pemeranan ini merupakan landasan kuat untuk
bangunan penciptaan peran. Latihan harus dilakukan terus menerus, diresapi, dan dikuasai sampai menjadi hal yang bukan teknis. Suatu saat,
kalau diperlukan kemampuan teknik muncul secara spontan, seakan- akan merupakan gambaran peran dan bukan hasil paksaan pemeran.
Seorang pemeran bekerja di teater dengan dasar ekspresi diri untuk menghidupkan karakter peran. Dalam usaha untuk menghidupkan
ekspresi itu, maka pemeran berusaha menciptakan sistem reaksi yang beragam yang dapat memenuhi tuntutan teknis pementasan. Latihan-
latihan yang dilakukan bisa berupa latihan non-teknis dan latihan yang bersifat teknis. Latihan non-teknis adalah latihan penguasaan tubuh dan
jiwa pemeran itu sendiri seperti relaksasi, konsentrasi, kepekaan, kreativitas yang terpusat pada pikirannya. Sedangkan latihan yang
bersifat teknis adalah latihan yang terfokus pada latihan penguasaan peran yang akan dimainkan.
Latihan teknik ini penting dilakukan oleh pemeran, karena dalam menjalankan tugasnya ia harus terampil menggunakan segala aspek
yang diperlukan saat memainkan karakter. Semakin terampil ia memainkan karakter, maka penonton semakin mengerti dan mau
menerima permainan itu. Latihan teknik ini harus dipelajari dan dikuasai, tetapi ketika teknik-teknik ini sudah terkuasai maka harus lebur menjadi
milik pribadi pemeran. Teknik-teknik itu harus menjadi sesuatu yang spontan ketika digunakan.
Latihan teknik bermain ada dua macam yaitu latihan teknik yang bersifat individu dan latihan teknik yang bersifat umum. Teknik yang
bersifat individual diciptakan oleh seorang pemeran dalam menghadapi peran yang akan dimainkan. Misalnya, teknik Yoyok Aryo Alm., Jim
Carey, Butet Kertarajasa, Arifin C. Noor, Putu Wijaya, dan lain-lain. Teknik ini sangat unik, karena timbul dari pribadi-pribadi seniman. Orang
lain bisa mempelajari teknik yang bersifat individual ini, tetapi kebanyakan akan terjebak dengan peniruan. Teknik latihan yang bersifat umum ini
bisa dipelajari dan digunakan secara umum. Bila digunakan akan
Di unduh dari : Bukupaket.com