219
diketahui karakter tokoh dari sudut pandangnya sendiri dalam menanggapi persoalan secara spontan dan jujur. Di bawah ini contoh
aside.
EDGAR :
Saya jauh, tuan; salam. Gloucester melompat dan jatuh
Mungkinkah khayalan merampas mutu hidup, kalau hidup itu sendiri membiarkan dirinya dirampok? Kalau
ia tiba di tempat yang disangkanya, maka inilah sangkanya yang terakhir. – Hidupkah atau ati dia? –
hai tuan, kawan Tak dengar.
Ke samping Betulkah ia mati? – O, dia hidup. – bagaimana, tuan?
EDGAR :
ke samping Pikiran sehat dan kacau berbauran,
berakal dalam gilanya
dikutip dari naskah Raja Lear
karya Willilam shakespeare terjemahan Trisno Sumardjo
2.4 Relaksasi
Relaksasi pada olah suara sebenarnya hampir sama dengan relaksasi pada oleh tubuh, yaitu berfungsi melepaskan semua kekangan
dan memfokuskan energi pada hal-hal yang telah dilatihkan. Relaksasi juga berfungsi memfokuskan peran yang akan dimainkan. Kunci dari
relaksasi, adalah pertama senantiasa sadar terhadap aspek-aspek fisik dan mental. Kedua, adalah senantiasa menjaga ketenangan diri. Kalau
kedua hal tersebut bisa dilaksanakan maka ketegangan otot-otot produksi suara akan bisa dikuasai dan ini sangat mendukung teknik permainan.
Pedoman melakukan relaksasi ini adalah sebagai berikut.
a. Konsentrasi pada nafas, bila perlu rasakan perjalanan udara yang dihirup mulai dari hidung, tenggorokan, dan paru-paru.
b. Santai dan kendorkan semua pikiran, otot-otot, dan jangan ada yang mengganggu atau keteganggan otot-otot produksi
suara. c. Gunakan nafas segitiga yaitu menghirup, menahan, dan
menghembuskan nafas dengan hitungan yang sama.
2.4.1 Relaksasi Pada Olah Vokal
a. Posisi tubuh membungkuk dan goyang ke kiri dan kanan. Setelah itu perlahan-lahan rentang ke atas seraya menghirup
udara. Rasakan setiap buku tulang punggung anda seakan terlepas dari kungkungannya. Lakukan latihan 8 kali.
Di unduh dari : Bukupaket.com
220
b. Posisi tubuh dibukukan kembali sambil membuang nafas, goyang-goyangkan atau ayun-ayunkan tangan ke depan dan
kebelakang. Ketika mengayunkan tangan dibarengi dengan melepas dan menghirup uadara dengan cepat. Lakukan
latihan 8 kali.
c. Posisi perlahan berdiri tegak dan rentangkan kedua belah lengan ke atas, rileks dari mulai ujung jari-jari anda sampai ke
pergelangan tangan, bahu, punggung, pinggul, terus sampai anda bungkuk kembali, lutut rileks, pada akhir hembusan
nafas.
d. Posisi berdiri dan tarik nafas panjang gunakan nafas segitiga tahan dan hembuskan. Rasakan bahu dan rongga dada anda
rileks. Lakukan latihan ini 8 kali. e. Tarik nafas panjang. Hembuskan nafas seraya meneriakkan
huruf-huruf hidup: a, e, i, o, u. Buka mulut lebar-lebar. Lakukan latihan ini 8 dan setiap kali lebih cepat dari sebelumnya.
f. Tarik nafas panjang dan ucapkan abjad sebanyak kali dalam satu nafas. Lakukan latihan ini 8 kali dan setiap kali lebih
cepat. g. Terakhir lakukan pemijatan pada muka, mula-mula pada
daerah dahi, terus ke daerah pelipis, daerah pipi, daerah rahang, dan terakhirke dareah hidung dan bibir.
3. OLAH RASA
Pemeran teater membutuhkan kepekaan rasa. Dalam menghayatai karakter peran, semua emosi tokoh yang diperankan harus
mampu diwujudkan. Oleh karena itu, latihan-latihan yang mendukung kepekaan rasa perlu dilakukan. Terlebih dalam konteks aksi dan reaksi.
Seorang pemeran tidak hanya memikirkan ekspresi karakter tokoh yang diperankan saja, tetapi juga harus memberikan respon terhadap ekspresi
tokoh lain.
Banyak pemeran yang hanya mementingkan ekspresi yang diperankan sehingga dalam benaknya hanya melakukan aksi. Padahal
akting adalah kerja aksi dan reaksi. Seorang pemeran yang hanya melakukan aksi berarti baru mengerjakan separuh dari tugasnya. Tugas
yang lain adalah memberikan reaksi Mary Mc Tigue, 1992. Dengan demikian, latihan olah rasa tidak hanya berfungsi untuk meningkatkan
kepekaan rasa dalam diri sendiri, tetapi juga perasaan terhadap karakter lawan main. Latihan olah rasa dimulai dari konsentrasi, mempelajari
gesture , dan imajinasi.
3.1 Konsentrasi
Pengertian konsentrasi secara harfiah adalah pemusatan pikiran atau perhatian. Makin menarik pusat perhatian, makin tinggi
kesanggupan memusatkan perhatian. Pusat perhatian seorang pemeran
Di unduh dari : Bukupaket.com