262
dari putri-putrinya, dan salah satu putrinya tidak memuji, maka Raja Lear murka dan memutuskan hubungan keluarga. Paduan antara sifat peran
dan tindakan pokok inilah yang harus dimainkan oleh pemeran dan seolah-olah itu adalah sifat dan tindakan pemeran.
5.6.3 Mencari Penonjolan Karakter
Mencari bagian-bagian dalam naskah yang memungkinkan untuk ditonjolkan dari peran tersebut. Langkah ini dilakukan untuk memberi
gambaran sifat peran yang akan dimainkan. Misalnya, peran Raja Lear adalah gambaran dari orang yang suka dipuji, maka seorang pemeran
harus menonjolkan sifat itu ketika ada kesempatan dalam suatu adegan. Penonjolan ini bisa digambarkan dengan pose tubuh, tingkah laku, cara
bebicara, dan ekspresi muka. 5.6.4 Mencari Makna Dialog
Mencari makna dari dialog-dialog peran. Dialog-dialog peran terkadang menggunakan bahasa sastra atau kiasan yang mempunyai
makna tersirat. Tugas seorang pemeran adalah mencari makna yang tersirat tersebut sehingga dimengerti. Kalau memahami makna kata
tersebut, maka dapat mengekspresikan baik lewat bahasa verbal maupun bahasa tubuh.
Misalnya, dialog Raja Lear di bawah ini. Begitu? Nah, kejujuranmu hendaknya
Jadi maskawinmu Demi sinar suci surya’ Demi hikmah Hecate yang gelap, demi
Khasiat falak yang memangku hidup dan mati Sekarang kulempar tiap kewajiban orang tua,
Tiap pertalian keluarga dan darah; mulai kini Sampai selamanya kaulah asing bagiku dan bagi
Hatiku. Orang Scyth yang biadab, Orang yang melulur anaknya sendiri
Agar puas laparnya, dia sama dekatnya Ke hatiku untuk belas dan bantuanku, dengan kau, bekas anakku
. dikutip dari
Raja Lear karya William Shakespeare, terjemahan Trisno
Sumardjo Kutipan dialog di atas menunjukkan karakter Raja Lear yang
keras, penuh nafsu, mudah naik darah, dan tidak bijaksana. Anak yang disayanginya menjadi tidak diakui lagi bahkan sangat asing baginya.
Sampai Raja Lear mengibaratkan bagai orang Scyth
yang tega memakan anaknya sendiri sebagai pemuas rasa laparnya.
Di unduh dari : Bukupaket.com
263
5.6.5 Menciptakan Gerak Ekspresi Menciptakan gerakan-gerakan dan ekspresi peran. Langkah ini
bisa dilakukan ketika pemeran benar-benar merasakan gejolak batin atau emosi ketika mengucapkan dialog. Kalau pemeran tidak merasakan itu,
maka gerak dan ekspresi yang timbul bersifat klise atau dibuat-buat.
Misalnya, dialog Raja Lear di bawah ini. Begitu? Nah, kejujuranmu hendaknya
Jadi maskawinmu Demi sinar suci surya’ Demi hikmah Hecate yang gelap, demi
Khasiat falak yang memangku hidup dan mati Sekarang kulempar tiap kewajiban orang tua,
Tiap pertalian keluarga dan darah; mulai kini Sampai selamanya kaulah asing bagiku dan bagi
Hatiku. Orang Scyth yang biadab, Orang yang melulur anaknya sendiri
Agar puas laparnya, dia sama dekatnya Ke hatiku untuk belas dan bantuanku, dengan kau, bekas anakku.
dikutip dari Raja Lear
karya William Shakespeare, terjemahan Trisno Sumardjo
Ketika mengucapkan, “Begitu? Nah, kejujuranmu hendaknya jadi mas kawinmu”
posisi masih duduk, tetapi ditambah menoleh kearah Cordelia. Kemudian mulai berdiri dan menghadap ke depan agak menengadahkan
kepala ketika mengucapkan, “Demi sinar suci surya” dan seterusnya.
Terus melihat Cordelia ketika mengucapkan, “mulai kini sampai selamanya kaulah asing bagiku dan hatiku”.
Gerak-gerakan dan ekspresi yang diciptakan harus mendukung dialog-dialog yang diucapkan. Kalau
gerak dan ekspresi itu tidak mendukung maka dialog yang diucapkan dan gerakan yang diciptakan tidak akan berkualitas. Jadi gerakan dan
ekspresi yang diciptakan harus mendukung apa yang diucapkan, begitu juga sebaliknya ucapan yang dilontarkan harus mendukung gerak dan
ekspresi.
5.6.6 Menemukan Timing