245
ajak ngobrol kursi tersebut seperti mengajak ngobrol teman. Dengarkan masalah-masalahnya, beri masukan
atau nasehat, kalau memang tidak sesuai, bisa membantahnya dan mungkin bisa memarahinya atau
menghiburnya dan lain-lain. Catatan: latihan awalnya mungkin dilakukan dengan satu
orang dan satu benda tetapi kalau sudah terbiasa maka benda tersebut dapat diganti dengan teman anda.
b. Improvisasi Dengan Permainan
x Ngerumpi
Semuanya berada dalam lingkaran. Seseorang mulai ngerumpi dengan berkata ”Pernahkah kamu dengar
bahwa......., dan seterusnya” dengan menunjuk seseorang. Orang yang ditunjuk meneruskan kalimat rumpian tersebut
dan mempertajamnya. Jika ada partisipan lain yang tertawa atau geli mendengar rumpian tersebut, maka
permainan diulangi lagi dari orang yang berada di sebelah kiri boleh kanan dari orang kedua yang diajak ngerumpi
tadi Catatan: Lebih menarik jika yang dibicarakan adalah topik
yang sedang hangat, kawan dekat, persoalan sekkolah, dan atau kehidupan sehari-hari.
x
Presentasi Terusan
Seorang maju mempresentasikan sesuatu topik bisa ditentukan. Partisipan lain boleh menghentikan presentasi
itu dengan cara maju ke depan. Ketika ada yang maju, maka presenter pertama berhenti, kemudian mengulangi
kalimat terakhir yang diucapkan. Selanjutnya, orang yang maju tadi harus meneruskan atau mengganti topik
presentasi dimulai dengan kalimat terakhir yang diucapkan presenter sebelumnya.
Catatan: Cobalah rileks dan bebas untuk meneruskan presentasi tersebut. Lebih baik meneruskan prsentasi dari
presenter sebelumnya dari pada membuat topik baru. Tanda untuk mengganti presenter bisa diganti tidak hanya
dengan satu orang maju ke depan tetapi mungkin dengan kode lain yang lebih menarik misalnya berkata ‘stop’.
x
Ganti Peran
Buat adegan sederhana dan dimainkan oleh dua orang atau lebih. Ambillah cerita atau permasalahan yang sangat
Di unduh dari : Bukupaket.com
246
sederhana sehingga semua pemain mampu memainkannya. Di saat adegan sedang berlangsung,
pembimbing menghentikan cerita dan meminta para pemain bertukar peran, dan cerita terus dilanjutkan.
Keadaan ini bisa dilakukan berulang, hingga para pemain bisa benar-benar saling bertukar peran.
Catatan: satu permainan kreatif dengan improvisasi untuk mengenal, mengobservai, serta melakukan karakter
dengan cepat.
5. PENGHAYATAN KARAKTER
Seni teater adalah seni yang dalam pementasannya menggunakan media pemeran untuk mengkomunikasikan ide-ide dan
gagasan penulis lakon. Pemeran adalah orang yang memainkan peran yaitu gambaran-gambaran karakter tokoh. Seorang pemeran yang baik
akan menggambarkan karakter itu sedetail mungkin agar tampak hidup. Untuk mencapai gambaran itu seorang pemeran harus berusaha
menggali dan meneliti peran yang akan dimainkan. Dengan bantuan pikiran, perasaan, dan jasmaninya yang terlatih, seorang pemeran akan
berhasil menggambarkan bahkan menghayati peran tersebut.
Karakter adalah gambaran tokoh peran yang diciptakan oleh penulis lakon melalui keseluruhan ciri-ciri jiwa dan raga seorang peran.
Karakter-karakter ini akan diwujudkan oleh pemeran serta disajikan dalam suatu pementasan teater dalam wujud tokoh-tokoh. Proses
penciptaan karakter ini menuntut seorang pemeran mempunyai daya cipta yang tinggi serta mencoba semaksimal mungkin menjadi karakter
tersebut. Maksudnya, pemeran harus sanggup menjiwai peran yang dimainkan sehingga seperti benar-benar wujud dari karakter tersebut.
Pemeran adalah orang yang diberi kepercayaan oleh penulis lakon atau sutradara untuk mewujudkan imajinasinya. Pemeran yang baik
akan berusaha mewujudkan hasil imajinasi tersebut menjadi hidup. Dengan bisa mewujudkan karakter-karakter yang ditulis oleh penulis
lakon tersebut maka penonton akan lebih mudah terpengaruh dan menikmati pementasan tersebut. Seorang pemeran tidak bisa berpura-
pura menjadi karakter tersebut, tetapi harus menghayatinya. Artinya pemeran harus bisa membuat pikiran, perasaan, watak dan jasmaninya
untuk berubah sementara menjadi pikiran, perasaan, watak dan jasmani karakter. Untuk dapat menghayati karakter tersebut, diperlukan suatu
langkah kerja mulai dari menganalisis karakter, observasi, interpretasi kemudian memerankan karakter tersebut.
5.1 Analisis Karakter
Lakon ditulis oleh penulis lakon berdasarkan suatu pengalaman hidup, cita-cita atau ide yang disebut visi.
Dengan dasar visi itulah maka
Di unduh dari : Bukupaket.com