266
dua belas area permainan. Dalam pembuatan blocking
ini seorang pemeran harus berkoordinasi dengan sutradara, karena dia juga berhak
dan mempunyai tujuan tertentu atas penempatan posisi pemeran dalam pementasan.
5.6.11 Menghidupkan Peran Dengan Imajinasi
Setelah tahapan kerja dalam memerankan karakter di atas, maka tinggal memainkan karakter tersebut dalam sebuah latihan bersama.
Dalam memainkan karakter ini akan terasa kering dan tidak hidup ketika tidak melibatkan imajinasi. Proses imajinasi bisa dilakukan dengan jalan
memusatkan pikiran dan perasaan kepada pikiran dan perasaan peran yang dimainkan.
Setiap detail dari karakter peran yang akan dimainkan, diciptakan melalui imajinasi. Gambaran tokoh mulai dari penampilan fisik harus
diciptakan dengan jelas. Semua gambaran imajinasi tentang tokoh benar- benar dibangun dan senantiasa dimasukkan dalam pikiran, sehingga
seolah-olah tokoh tersebut dikenal dengan baik. Semakin sering imajinasi ini dibangun dengan konsisten maka semakin yakin bahwa pemeran
adalah tokoh tersebut. Keyakinan ini akan membawa pengaruh besar dalam penampilan di atas panggung.
Setelah gambaran fisik tokoh lekat dalam pikiran maka kemudian gambaran kejiwaan tokoh tersebut harus diciptakan. Setiap detil watak
atau sikap yang mungkin akan diambil oleh tokoh dalam satu persoalan benar-benar diangankan. Perubahan perasaan dan mental tokoh dalam
setiap persoalan yang dihadapi harus benar-benar dirasakan. Dengan merasakan dan memikirkan jiwa peran, maka perasaan dan pikiran peran
tersebut menjadi satu dengan jiwa dan muncullah sebuah permainan yang menyakinkan. Apabila penonton bisa dinyakinkan dengan
permainan, maka komunikasi yang terjadi antara penonton dan tontonan menjadi lancar.
5.6.12 Mengasah Faktor Ilham dan Imajinatif
Langkah kerja dalam memerankan karakter yang telah disebutkan di atas adalah langkah kerja secara teknis dan permainan yang teknis
adalah permainan yang tidak hidup. Untuk menghidupkan peran yang dimainkan dibutuhkan faktor ilham dan imajinasi. Kedua faktor ini
berhubungan dengan bakat. Apabila kurang berbakat maka pemeran hanya sampai pada jembatan keledai tersebut. Faktor bakat ini hanya
bisa di atasi dengan kerja keras. Dengan kerja keras dan latihan berulang-ulang akan memunculkan suatu insting. Insting inilah yang
dibutuhkan untuk menggantikan bakat.
Di unduh dari : Bukupaket.com
267
5.7 Melaksanakan Pemeranan