Memainkan Fragmen Melaksanakan Pemeranan

270 diperhatikan. Perbedaan karakter suara tokoh-tokoh dalam dongengpun harus benar-benar nyata. Untuk menambah menarik penampilan, pendongeng terkadang juga menggunakan media apakah itu boneka, gambar, atau yang lainnya. Dalam hal ini selain mengolah suaranya, pendongeng harus trampil menggunakan media yang ada. Jika ia menggunakan boneka maka boneka tersebut harus benar-benar nampak hidup, bertingkah laku dan berbicara sesuai karakternya. Media dapat menguatkan cerita yang dimaksud. Dapat menjelaskan gambaran karakter atau peristiwa yang dikehendaki. Akan tetapi, jika tidak digunakan dengan baik media justru akan membawa kesulitan tersendiri bagi pendongeng. Jadi, gunakan media sebaik mungkin.

5.7.4 Memainkan Fragmen

Secara harfiah fragmen berarti bagian dari cerita yang memperlihatkan satu kesatuan. Meskipun merupakan bagian dari sebuah cerita, fragmen tetap memiliki pesan tertentu yang hendak disampaikan serta mempunyai jalinan cerita yang utuh dan selesai. Artinya, fragmen dapat dijadikan sebuah pementasan tersendiri tanpa harus menunggu kelanjutan cerita berikutnya. Dengan pengertian bahwa fragmen dapat berdiri sendiri maka naskah-naskah fragmen sengaja diciptakan tanpa harus mengambil atau mencupliknya dari bagian sebuah cerita. Biasanya, naskah fragmen diciptakan untuk tujuan tertentu, seperti studi kasus dari sebuah pelajaran atau untuk kepentingan latihan peran. Sebagai studi kasus, misalnya dalam pelajaran psikologi, maka fragmen diciptakan secara khusus untuk menjelaskan atau merekonstruksi satu kondisi tertentu yang sesuai dengan pokok permasalahan yang dihadapi. Dalam latihan peran, fragmen diciptakan untuk melatihkan teknik pemeranan tertentu kepada para pemeran. Fragmen berdasar ceritanya hanya memiliki konflik tunggal dan perwatakan tokoh yang sederhana. Plot atau alurnya tidak bercabang serta durasi yang diperlukan tidaklah lama. Akan tetapi dalam kaitannya dengan latihan peran maka karakter pemain atau watak peran mendapatkan perhatian lebih. Dengan demikian, fungsi fragmen dalam latihan peran lebih ditekankan sebagai studi satu jenis karakter. Pemahaman pemeran terhadap karakter tokoh yang diperankan serta teknik-teknik dasar yang mendukung pemeranan karakter dapat dilatihkan. Karena konflik yang tunggal serta sifat karakter yang datar flat character maka pemeran dapat mencobakan kemampuannya bermain dalam satu karakter tertentu. Segala macam bentuk ekspresi dari satu karakter dalam satu jalan cerita dapat dicobakan. Misalnya; karakter penyabar, maka pemeran dapat melakukan beragam ekspresi yang berkaitan dengan kesabaran selama hal itu tidak lepas dari alur cerita dan pesan yang Di unduh dari : Bukupaket.com 271 hendak disampaikan. Untuk itu, naskah yang akan diekspresikan sebisa mungkin dipahami serta dihapalkan dengan baik terlebih dahulu.

5.7.5 Memainkan Drama Pendek