263
5.6.5 Menciptakan Gerak Ekspresi Menciptakan gerakan-gerakan dan ekspresi peran. Langkah ini
bisa dilakukan ketika pemeran benar-benar merasakan gejolak batin atau emosi ketika mengucapkan dialog. Kalau pemeran tidak merasakan itu,
maka gerak dan ekspresi yang timbul bersifat klise atau dibuat-buat.
Misalnya, dialog Raja Lear di bawah ini. Begitu? Nah, kejujuranmu hendaknya
Jadi maskawinmu Demi sinar suci surya’ Demi hikmah Hecate yang gelap, demi
Khasiat falak yang memangku hidup dan mati Sekarang kulempar tiap kewajiban orang tua,
Tiap pertalian keluarga dan darah; mulai kini Sampai selamanya kaulah asing bagiku dan bagi
Hatiku. Orang Scyth yang biadab, Orang yang melulur anaknya sendiri
Agar puas laparnya, dia sama dekatnya Ke hatiku untuk belas dan bantuanku, dengan kau, bekas anakku.
dikutip dari Raja Lear
karya William Shakespeare, terjemahan Trisno Sumardjo
Ketika mengucapkan, “Begitu? Nah, kejujuranmu hendaknya jadi mas kawinmu”
posisi masih duduk, tetapi ditambah menoleh kearah Cordelia. Kemudian mulai berdiri dan menghadap ke depan agak menengadahkan
kepala ketika mengucapkan, “Demi sinar suci surya” dan seterusnya.
Terus melihat Cordelia ketika mengucapkan, “mulai kini sampai selamanya kaulah asing bagiku dan hatiku”.
Gerak-gerakan dan ekspresi yang diciptakan harus mendukung dialog-dialog yang diucapkan. Kalau
gerak dan ekspresi itu tidak mendukung maka dialog yang diucapkan dan gerakan yang diciptakan tidak akan berkualitas. Jadi gerakan dan
ekspresi yang diciptakan harus mendukung apa yang diucapkan, begitu juga sebaliknya ucapan yang dilontarkan harus mendukung gerak dan
ekspresi.
5.6.6 Menemukan Timing
Menemukan timing yang tepat, baik timing gerakan maupun timing dialog. Langkah selanjutnya adalah mulai menganalisis dialog
peran dengan cara membagi dialog tersebut menjadi bagian-bagian kecil yang disebut dengan
beat .
Beat adalah satuan terkecil dari dialog yang
mengandung satu permasalahan. Fungsi dari langkah ini adalah untuk mengetahui makna yang sebenarnya dari dialog tersebut. Kalau sudah
diketahui, maka bisa diucapkan dengan timing yang tepat serta dipertegas dengan gerakan.
Di unduh dari : Bukupaket.com
264
Misalnya, dialog antara Regan dan Oswald pada lakon Raja Lear
karya William Shakespeare.
REGAN : Tentara Iparku sudah di medan?
OSWALD : Sudah, Nyonya.
REGAN : Dia sendiri memimpin?
OSWALD : Ya, Terpaksa, tapi Kakak nyonya lebih berjiwa
prajurit.
REGAN : Edmun tak berjumpa tuanmu di rumahnya?
OSWALD : Memang tidak.
dikutip dari Raja Lear
karya William Shakespeare, terjemahan Trisno Sumardjo
Dialog nomer 1 sampai dengan nomer 4 adalah satu beat
karena mengandung satu permasalahan pembicaraan, sedang dialog di
bawahnya sudah beda permasalahan. Kalau pemeran mengetahui beat
ini maka dia bisa merancang kapan dialog tersebut diberi tekanan untuk mempertegas makna dan kapan bergerak. Jadi ucapan-ucapan yang
disampaikan mengandung makna dan gerakan-gerakan dan ekspresi yang diciptakan bisa mendukung makna dari ucapan.
5.6.7 Mempertimbangkan Teknik Pengucapan
Langkah ini dilakukan untuk memberikan tekanan dan penonjolan watak peran. Setelah dialog dalam beat dibagi-bagi, maka tinggal
mempertimbangkan bagaimana cara mengucapkan dialog tersebut. Apakah mau diberi tekanan pada salah satu kata, diucapkan dengan
dibarengi gerak, diucapkan dulu baru bergerak, atau bergerak dulu baru diucapkan. Harus diingat bahwa pemberian tekanan pada dialog atau
gerak-gerak yang diciptakan harus mempunyai tujuan yaitu penggambaran watak peran yang dimainkan.
5.6.8 Merancang Garis Permainan
Permainan teater dibangun berdasarkan hukum sebab akibat atau aksi dan reaksi. Aksi dan reaksi pemeran iakan menggerakkan plot.
Dengan demikian lakon akan berjalan sesuai dengan rancangan yang dibuat oleh penulis lakon dan sutradara. Pemeran juga berkewajiban
membuat rancangan garis permainan di atas pentas sehingga setiap peran mengalami perkembangan menuju titik klimaks. Garis permainan
hampir sama dengan tangga dramatik lakon. Tindakan-tindakan peran yang kuat dihubungkan dengan gambaran watak peran yang kuat pula.
Di unduh dari : Bukupaket.com
265
Misalnya, rancangan garis permainan dari peran Raja Lear pada lakon Raja Lear
Karya William Shakespeare. Pada awalnya Raja Lear sangat bijaksana dan tindakannya penuh
dengan perhitungan, kemudian mulai ada kenaikan emosi dan tindakan yang menguat karena ada penentangan. Tingkat emosi dan tindakan
Raja Lear kembali datar tetapi dengan bergulirnya lakon garis permainan mulai mengalami kenaikan dan terus naik sampai klimak pada saat
mengetahui bahwa anak yang paling disayang mati. Setelah sampai pada klimaks maka tingkat emosional dan tindakan-tindakan Raja Lear
semakin menurun sampai akhirnya mengalami kematian.
5.6.9 Mengkompromikan Rancangan Peran