233
menghasilkan sesuatu yang umum tetapi ini juga penting dipelajari calon pemeran. Latihan teknik bermain yang digunakan disini adalah latihan
teknik yang bersifat umum yang diajarkan oleh W.S. Rendra, latihan- latihan ini terdiri dari teknik muncul, teknik memberi isi, teknik
pengembangan, teknik membina puncak-puncak, teknik timing, teknik penonjolan, teknik pengulangan, dan teknik improvisasi.
4.1 Teknik Muncul
Teknik muncul the technique of entrance
menurut Rendra dalam buku
Tentang Bermain Drama 1982,
adalah suatu teknik seorang pemeran dalam memainkan peran untuk pertama kali memasuki sebuah
pentas lakon. Pemunculan pemeran ini bisa di awal pementasan, pada suatu babak lakon, pada adegan lakon. Pemunculan pemeran ini harus
memberikan gambaran secara keseluruhan terhadap peran yang dimainkan. Gambaran itu bisa berupa suasana batin, tingkat emosi,
tingkat intelektual, maupun segi fisik dari peran yang dibawakan. Gambaran inilah yang akan mempengaruhi kesan, penilaian, dan
identifikasi penonton terhadap peran. Tanpa penggambaran peran yang jelas, penonton akan kesulitan untuk mengidentifikasi peran tersebut.
Pemunculan pemeran untuk pertama kali ketika memasuki sebuah pentas lakon harus memberikan hal-hal sebagai berikut.
a. Memberi gambaran fisik karakter yang dimainkan. b. Menunjukan tingkat emosi karakter yang dimainkan
c. Kesinambungan hubungannya dengan jalan cerita yang sedang berjalan
d. Memberikan atau mencerminkan kerja sama yang baik di antara sesama pemeran
e. Memberikan suasana baru atau perubahan suasana dan perkembangan emosi dalam suatu adegan yang sedang
berjalan Suyatna Anirun, 1989
.
4.1.1 Latihan Teknik Muncul a. Latihan Muncul Dengan Penggambaran
x Lakukan latihan muncul dengan menggambarkan usia
karakter x
Lakukan latihan muncul dengan menggambarkan kecacatan karakter yang dimainkan, baik cacat fisik
maupun cacat psikis. x
Lakukan latihan muncul dengan menggambarkan status sosial karakter
b. Latihan Muncul Dengan Sikap Rasa
x Lakukan latihan muncul dengan rasa kegembiraan,
kesedihan, kecapekan, kemarahan, kecurigaan, dan lain- lain.
Di unduh dari : Bukupaket.com
234
x Lakukan latihan muncul dengan ketergesa-gesaan,
kepanikan, santai, keseriusan dan lain-lain.
c. Latihan Muncul Dengan Menyambung Emosi
x Lakukan latihan secara kelompok. Lakukan improvisasi
secara bergantian sebagai sumber atau stimulus. Misalnya, A sedang marah, kemudian dilanjutkan
pemunculan B dengan marah-marah juga, dan seterusnya.
d. Latihan Dengan Game
x Emosi Berlanjut
Sebuah adegan sederhana dimainkan, minimal oleh dua orang. Di tengah adegan cerita dihentikan oleh
pembimbing. Kemudian cerita dilanjutkan dengan perubahan karakter dan emosi pemain sesuai permintaan
audiens partisipan lain. Jadi, audiens menentukan perubahan karakter dan emosi pemain secara mendadak
begitu adegan dihentikan oleh pembimbing, sehingga para pemain dituntut kreativitas, imajinasi, dan penangan
masalah dengan cepat sesuai permintaan. Catatan: Latihan ini bagus untuk teknik muncul ketika
suasana pementasan sudah terbentuk, sehingga emosi adegan tersebut tidak mulai dari nol lagi.
4.2 Teknik Memberi Isi
Teknik memberi isi adalah teknik untuk memberi isi pengucapan dialog-dialog untuk menonjolkan emosi dan pikiran-pikiran yang
terkandung dalam dialog tersebut. Menurut Rendra 1982, teknik memberi isi adalah cara untuk menonjolkan emosi dan pikiran di balik
kalimat-kalimat yang diucapkan dan di balik perbuatan-perbuatan yang dilakukan di dalam sandiwara. Teknik ini bisa dilakukan dengan tiga cara,
yaitu.
a. Dengan tekanan dinamik adalah memberi tekanan ucapan pada salah satu kata pada kalimat. Fungsi dari tekanan ini
adalah untuk membedakan antara kata yang dianggap penting dengan kata-kata yang kurang penting. Tekanan dinamik ini
berguna untuk menjelaskan isi pikiran dari kata dan kalimat yang kita ucapkan.
b. Dengan tekanan nada adalah pengucapan kalimat atau kata dengan menggunakan nada atau melodi. Kalimat atau kata
yang kita ucapkan dengan bernada akan mencerminkan perasaan kita ketika mengucapkan kata katau kalimat
tersebut.
Di unduh dari : Bukupaket.com
235
c. Dengan tekanan tempo adalah memberi tekanan terhadap kata dengan cara memperlambat pengucapan kata tersebut.
Tekanan ini efeknya hampir sama dengan tekanan dinamik yaitu untuk menjelaskan isi pikiran dari kata yang diberi
tekanan.
4.2.1 Latihan-latihan Teknik Memberi Isi a. Latihan Mengucapkan Kata Dengan Perasaan
x Pilih dan ucapkan kata apa saja sesuai dengan pilihan
peserta, misalnya “Saya lapar“. Ucapkan kata tersebut dengan perasaan sedih, malu, manja, marah, gembira dan
lain-lain. Latihan dapat dilanjut dengan mengucapkan kata-kata yang lain.
x Bacalah kalimat berikut ”Aku mau pergi merantau”. Ketika
mengucapkan pilih salah satu kata yang ditekan. Misalnya; “AKU mau pergi merantau”. Teruskan latihan ini dengan
mengganti pada salah satu kata yang lain.
b. Latihan Mengeja Kata
x Bacalah dengan cara dieja sesuai dengan suku kata atau
sesuai dengan tanda-tanda yang ditetapkan. Setelah selesai, baca kembali dan rekam untuk mengetahui
perbedaan hasilnya.
Kakek : Te-ngah ma-lam nan-ti, apa-bi-la a-ngin men-da-yu
dan bu-lan lu-put da-ri ma-ta. A-kan da-tang se- buah ke-re-ta ken-ca-na un-tuk me-nyam-but ki-ta
ber-dua. Wak-tu i-tu a-ku se-dang men-ca-ri-ca-ri bu-ku ha-ri-an-ku di ka-mar per-pus-ta-ka-an, la-lu
ku-de-ngar sua-ra i-tu isi-nya ku-rang le-bih be-gi- tu ta-pi a-ku tak ta-hu ba-gai-ma-na per-sis-nya
dikutip dari naskah K ereta Kencana
karya Eugene Ionesco terjemahan W.S. Rendra
c. Latihan Mengeja Kalimat
x Bacalah dengan cara dieja sesuai dengan kalimat, setelah
selesai baca kembali dan rekam untuk mengetahui perbedaan hasilnya.
Kakek : Tengah malam nanti, apabila angin mendayu dan
bulan luput dari mata. Akan datang sebuah kereta kencana untuk menyambut kita berdua. Waktu itu
aku sedang mencari-cari buku harianku di kamar perpustakaan, lalu kudengar suara itu isinya
Di unduh dari : Bukupaket.com
236
kurang lebih begitu tapi aku tak tahu bagaimana persisnya
dikutip dari naskah Kereta Kencana
karya Eugene Ionesco terjemahan W.S. Rendra
4.3 Teknik Pengembangan