239
dengan adegan-adegan yang sedang berlangsung sampai pada puncak ketakutan pada klimaks.
c. Gabungan, yaitu memadukan antara gerakan dan suara. Apabila pemeran menggunakan suara yang keras maka harus
diimbangi dengan gerakan-gerakan yang ditahan, begitu juga sebaliknya apabila pemeran menggunakan gerakan-gerakan
yang cepat maka suaranya yang ditahan. Apabila sudah sampai puncak semuanya digabung antara gerakan dan
suara.
d. Kerjasama antara pemain, yaitu suatu kerjasama yang ditempuh oleh pemeran di panggung untuk membina puncak
permainan. Usaha bisa dilakukan dengan cara kebalikan. Misalnya, A berbicara dengan intensitas tinggi maka B harus
bicara dengan tempo yang lambat dengan penuh tekanan, A banyak bergerak atau berpindah-pindah maka B tidak terlalu
banyak bergerak hanya mengawasi perpindahan A. Baru pada puncaknya antara A dan B bersama mencapai puncak
suara dan gerakan.
e. Penempatan pemain yaitu dengan cara memindah-mindahkan di atas pentas. Secara teknis pemeran yang berada di
panggung bagian belakang akan lebih kuat dibanding dengan pemeran yang berada di panggung bagian depan ketika
pemeran itu berhadap-hadapan. Teknik ini berhubungan dengan penyutradaraan maka penggunaan teknik ini harus
bekerja sama dengan sutradara.
4.4.1 Latihan-Latihan Teknik Membina Puncak a. Berbicara Dengan Tangga Nada
x Buat sebuah kelompok terdiri dari tiga orang dan lakukan
percakapan. Satu orang berbicara dengan nada dasar do, maka kedua orang lainnya berbicara dengan nada di
atasnya. x
Lakukan latihan di atas dengan cara kebalikannya, yaitu semakin menurun.
b. Bergerak Dengan Level
x Lakukan latihan dengan cara bergerak dan berbicara. Satu
orang bergerak dengan cepat, tetapi berbicara dengan tempo yang lambat. Satu orang berbicara cepat, tetapi
bergerak dengan lambat. Sedangkan yang satu mengawasi perkembangan dua orang tersebut dan
menghentikan dengan satu gerakkan dan suara.
x Hal yang perlu diperhatikan dari latihan ini adalah
bagaimana kita bisa menahan dan mengontrol perkembangan cerita dan kita harus menghentikannya.
Di unduh dari : Bukupaket.com
240
4.5 Teknik Timing
Teknik timing adalah teknik ketepatan waktu antara aksi tubuh dan aksi ucapan atau ketepatan antara gerak tubuh dengan dialog yang
diucapkan. Selain itu teknik ini juga bisa digunakan untuk menjelaskan alasan sebuah aksi pemeran. Teknik ini harus dilatih terus menerus,
sehingga tidak menjadi sebuah teknik tetapi lebih menjadi sebuah ilham atau intuisi dalam diri pemeran. Teknik ini kalau tidak dilakukan dengan
tepat akan dapat merusak permainan kelompok, sebab ada kemungkinan terjadi tabrakan dialog antar pemeran.
Teknik timing bisa dilakukan dengan tiga cara, yaitu gerakan dilakukan sebelum kata-kata diucapkan, gerakkan dilakukan bersamaan
kata-kata diucapkan, gerakkan dilakukan sesudah kata-kata diucapkan.
4.5.1. Latihan-Latihan Teknik Timing a. Latihan Bergerak Kemudian Berbicara
x Buat sebuah kalimat pendek, misalnya “aku sangat lelah
hari ini”. Latihan dilakukan dengan dengan bergerak dulu ke kursi dan duduk baru ucapkan kalimat tersebut.
x Lakukan latihan ini dengan kalimat-kalimat yang lain
dengan model yang sama, yaitu bergerak dulu kemudian berbicara.
b. Latihan Berbicara Kemudian Bergerak
x Lakukan latihan yang di atas tetapi sekarang diubah
polanya yaitu berbicara dulu baru bergerak. Jadi ucapkan dulu “aku sangat lelah hari ini”, baru kemudian bergerak ke
kursi untuk duduk. x
Lakukan latihan ini dengan kalimat-kalimat yang lain dengan model yang sama yaitu berbicara dulu kemudian
bergerak.
c. Latihan Bergerak dan Berbicara
x Latihan masih sama tetapi, sekarang mengucapkan
kalimat tersebut berbarengan dengan bergerak ke kursi untuk duduk.
x Lakukan latihan ini dengan kalimat-kalimat yang lain
dengan model yang sama yaitu bergerak berbarengan dengan berbicara.
Catatan: latihan-latihan tadi akan menimbulkan efek-efek yang berbeda-beda. Sadari efek tersebut sebagai
kekayaan batin dan pengalaman untuk dapat di aplikasikan pada pementasan.
Di unduh dari : Bukupaket.com
241
d. Latihan Dengan Permainan
x Hitung
20 Semua peserta dalam lingkaran. Cobalah menghitung 1
sampai 20. Siapa saja boleh memulai dengan menyebut angka ‘1’. Kemudian yang lain meneruskan secara acak
siapa saja boleh melanjutkannya menyebut ‘2’ dan begitu seterusnya. Jika ada dua peserta menyebutkan angka
berbarengan maka permainan dimulai dari awal lagi. Catatan: permainan ini baik untuk konsentrasi serta
mengontrol emosi sehingga terbiasa dengan timing pengucapan.
4.6 Teknik Penonjolan