16
pribadi dan antar kelompok, perbedaan antara nilai-nilai organisasi dan karyawan serta berbagai bentuk perubahan.
2. Off The Job Stress
,
adalah penyebab stres yang terjadi di luar organisasi yang berpengaruh pada diri karyawan, antara lain: kekuatan finansial,
masalah-masalah yang bersangkutan dengan anak, masalah-masalah fisik, masalah perkawinan, perubahan-perubahan yang terjadi di tempat tinggal
serta masalah-masalah pribadi lainnya.
C. Pengertian Stres Kerja
Dalam kehidupan manusia, selalu mengadakan bermacam-macam aktivitas yang salah satu aktivitas itu diwujudkan dalam gerakan-gerakan yang dinamakan
bekerja. Bekerja mengandung arti melakukan tugas yang diakhiri dengan buah karya yang dapat dinikmati oleh manusia. Faktor pendorong yang meyebabkan
manusia bekerja adalah adanya berbagai kebutuhan yang harus dipenuhi. Aktivitas dalam bekerja mengandung unsur kegiatan sosial, menghasilkan sesuatu
dan pada akhirnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhannya. Didalam aktivitas manusia khususnya bekerja, tidak dapat dipungkiri
bahwa terdapat ketegangan-ketegangan yang dapat berpotensi menjadi sumber stres. Hal-hal yang dapat menjadi sumber stres atau penyebab stres pada diri
seseorang disebut dengan stresor. Di dalam suatu industri, misalnya perusahaan dapat merupakan tekanan
bagi sesorang bila keadaan menuntut dirinya untuk bertindak berlawanan dengan apa yang dianggapnya sebagai kepentingannya sendiri. Tekanan yang tidak wajar
17
untuk menyesuaikan diri dengan pekerjaan dan situasi kerja, sistem manajemen yang tidak sesuai, perebutan kedudukan, persaingan yang semakin ketat untuk
memperoleh kemajuan, anggaran yang terbatas dapat menjurus ke stres dalam bekerja. Stres yang dirasakan menggambarkan persepsi keseluruhan seorang
individu mengenai bagaimana berbagai stresor mempengaruhi kehidupannya. Persepsi terhadap stresor ini merupakan suatu komponen yang penting dalam
proses stres karena tanggapan setiap orang terhadap stresor yang sama berlainan. Sebagai contoh, beberapa orang merasakan penganguran sebagi pengalaman
pembebasan yang positif, sedangkan orang lain merasakannya sebagai suatu pengalaman melemahkan yang negatif Hanisch, 1998:188-220.
Stres yang dialami karyawan dan kepuasan kerja yang didambakan adalah dua kondisi yang bukan saja berkaitan, tetapi juga sekaligus antagonis. Karena
memang terjadi suatu interaksi kompleks antara stres manusia, pekerjaan dan kepuasan.
Stres adalah fenomena psikologis manusia yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia dan mempunyai dampak tertentu terhadap kondisi fisik
manusia tersebut. Perhatian terhadap stres harus dibedakan atas jenisnya antara dampak stres sebagai “eustres” yakni stres yang berdampak positif atau stres yang
berdampak negatif distress. Distres adalah stres yang menghasilkan dampak yang merugikan bagi manusia, baik secara fisik kesehatan tubuh, secara
psikologis kesehatan jiwa, maupun secara sosial, karena pada dasarnya manusia adalah makhluk biopsikososial Sarafino dalam Yuliana, 2004:21.
18
Secara umum orang berpendapat bahwa jika seseorang dihadapkan pada tuntutan pekerjaan yang melampaui kemampuan individu tersebut maka dikatakan
bahwa individu tersebut mengalami stres. Gibson dalam Handoyo, 2001:61-62, mendefinisikan stres kerja sebagai suatu respon adaptif yang dipengaruhi oleh
karasteristik individu atau proses psikologis sebagai suatu konsekuensi dari perilaku atau proses psikologis sebagai suatu konsekuensi dari perilaku atau
kejadian-kejadian lingkungan yang menimbulkan akibat-akibat khusus psikologis maupun fisiologis terhadap perilaku.
Smither 1994:470, menjelaskan bahwa stres kerja merupakan respon fisik atau psikologis karena adanya tuntutan terhadap individu. Respon fisik itu
meliputi hal-hal seperti detak jantung meningkat, tekanan darah naik, sakit jantung, insomnia, kecemasan dan ketakutan. Sementara itu Robbins 1998:470,
mendefinisikan stres kerja sebagai suatu kondisi dinamis yang terjadi ketika seseorang dihadapkan pada sebuah peluang, kendala, dan tuntutan yang tidak
seimbang dalam
pekerjaan. Ketidakseimbangan
tersebut mengakibatkan
munculnya ketidakpastian yang dirasakan seseorang dalam kehidupan kerjanya. Ahli lain, Beehr dan Newman dalam Luthan, 1995:297, mendefinisikan
stres kerja sebagai suatu respon individu dalam menyesuaikan diri terhadap situasi eksternal yang menyebabkan penyimpangan secara fisik, psikis, dan perilaku
orang-orang yang
berpartisipasi dalam
suatu organisasi.
Beehr juga
mendefinisikan stres kerja dengan empat pendekatan, yaitu pendekatan medis, psikologis klinis, teknis dan psikologi organisasi. Secara medis, stres kerja dapat
terjadi karena adanya stresor fisiologis sehingga memunculkan gangguan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
fisiologis dalam bekerja, misalnya kebisingan noise dan suhu ruangan yang tidak wajar. Pendekatan psikologis klinis memandang bahwa stres kerja muncul karena
adanya stresor psikologis sehingga mengakibatkan individu mengalami tekanan psikologis dalam melakukan pekerjaan. Dilihat dari segi teknis, stres kerja adalah
suatu keadaan yang terjadi apabila individu berhadapan dengan keadaan lingkungan teknis dalam organisasi yang menekan, misalnya peralatan yang tidak
menunjang, sehingga stresor yang muncul adalah stresor fisiologi yang dapat mempengaruhi penampilan kerja. Pendekatan organisasional memandang bahwa
stres kerja adalah suatu kondisi yang terjadi karena adanya stresor psikologis yang bersumber dari organisasi tempat kerja.
D. Faktor Penyebab Stres Kerja