10
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian stres
Setiap manusia dari berbagai lapisan bisa saja mengalami ketegangan hidup yang diakibatkan adanya tantangan, kesulitan, ancaman ataupun ketakutan
terhadap bahaya kehidupan yang sulit diselesaikan, sehingga seringkali didapati orang yang seringkali mengalami ketegangan akan merasakan keluhan-keluhan
yang kadang membutuhkan perawatan medis. Pada dasarnya besar kecilnya saat yang menegangkan tersebut sebenarnya relatif, tergantung tinggi rendahnya
kedewasaan kepribadian serta bagaimana sudut pandang seseorang dalam menghadapinya.
Secara sederhana, Anoraga dan Suyati 1995:156 mendefinisikan stres sebagai sesuatu bentuk tanggapan seseorang, baik secara fisik maupun mental,
terhadap suatu perubahan di lingkungan yang dirasakan mengganggu dan mengakibatkan dirinya terancam. Sedangkan pengertian stres menurut Handoko
dalam Martoyo, 2000:146 sebagai suatu kondisi yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi sesorang. Stres yang terlalu besar dapat mengancam
kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan, yang akhirnya pelaksanaan tugas-tugasnya, dan berarti menggangu prestasi kerjanya.
Stres juga merupakan suatu pengalaman emosional negatif yang menyebabkan perubahan biologis, fisiologis dan perilaku pada individu.
Perubahan yang terjadi disebabkan oleh penyesuaian diri individu dengan keadaan
10 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
yang mengancam di lingkungannya. Dalam hal ini stres dipandang sebagai hasil dari proses penilaian individu terhadap lingkungan yang mengancam atau
menekan sehingga individu merespon kejadian-kejadian tersebut Taylor, 1995: 219. Sementara itu, Abraham dan Shanley 1997:210-213 mendefinisikan stres
melalui tiga pendekatan, yaitu: Pendekatan Stimulus, Pendekatan Respon dan Pendekatan Transaksional.
1. Stres sebagai Stimulus Stres sebagai stimulus, artinya stres dipandang sebagai faktor eksternal
yang merupakan suatu tekanan sehingga mempengaruhi keadaan internal individu, menggerakkan individu sehingga menghasilkan suatu tanggapan
yang berupa ketegangan, ketegangan tersebut dapat diartikan mengalami perubahan secara fisik. Stimulus terjadinya stres disebut stresor. Stresor
adalah kejadian atau situasi eksternal yang berpotensi mendatangkan bahaya atau ancaman Gibson et al., 1989:219. Sedangkan Hardjana
1994:12, mendefinisikan stresor sebagai hal, kejadian, peristiwa, orang, keadaan dan lingkungan yang dirasakan mengancam atau merugikan.
2. Stres sebagai Respon Pendekatan ini memfokuskan pada reaksi individu terhadap stresor dan
menggambarkan stres sebagai suatu respon. Ketika seseorang menghadapi suatu stresor maka ia akan merespon dengan respon psikologis, fisiologis,
dan behavioral. Respon psikologis misalnya dalam bentuk perubahan pola pikiran dan perubahan emosi. Respon fisiologis dapat berupa detak
jantung berdebar, tekanan darah meningkat dan muncul berbagai penyakit PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
seperti sakit maag dan migran. Respon tersebut akan mengakibatkan respon perubahan dalam perilaku. Style dalam Luthans, 1995:307,
menjelaskan stres sebagai respon non fisik tubuh terhadap tuntutan lingkungan. Respon ini disebut sebagai General Adaption Syndrome
GAS. Dikatakan reaksi pertahanan general sebab stresor memiliki efek pada beberapa area tubuh. Adaption, mengacu pada dorongan atau
rangsangan dari bentuk pertahan diri untuk membantu tubuh untuk menyesuaikan
diri atau
melawan stresor,
sedangkan syndrome
menunjukkan bagian-bagian dari reaksi inidividu yang terjadi secara bersamaan. Ada tiga fase GAS, yaitu: reaksi alarm, fase resistensi dan fase
kepayahan. Reaksi alarm disebut juga sebagai tahap peringatan. Pada fase ini terjadi peningkatan aktivitas kerja sistem internal tubuh karena
kemunculan stresor. Dengan demikian tubuh akan siap melakukan tindakan yang diperlukan untuk mengatasi situasi. Tahap kedua disebut
fase penolakan fase resistance. Pada tahap ini beberapa bagian organ tubuh tertentu yang dibutuhkan mulai diaktifkan untuk menghadapi
penyebab stres, baik untuk melawan atau menarik diri. Besarnya penolakan terhadap suatu sumber dengan sumber stres yang lain yang
tidak saling berhubungan tidak sama. Ini sebabnya individu yang mengalami ketegangan emosional menjadi lemah terhadap penyakit fisik
atau gangguan lain. Jika ketegangan yang harus dihadapi sangat besar atau terus menerus, maka terjadi kelelahan kepayahan exhaustion. Pada fase
ketiga ini mekanisme adaptif yang digunakan selama tahap kedua melalui PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
surut dan melemah karena tubuh tidak sempat memperbaiki kondisinya. Ketika individu berhadapan dengan stimulus yang menekan, maka ia akan
merespon dengan ketiga fase tersebut. 3. Pendekatan Transaksional
Stres merupakan suatu prose interaksi antara faktor-faktor lingkungan dan Individu.
Individupun mampu
mempengaruhi lingkungan
dan mengendalikan tingkat stres yang ditimbulkan. Interaksi antara individu
dan lingkungan yang saling berpengaruhi disebut sebagai hubungan transaksional Smet, 1994:111.
Pendekatan transaksional memberikan suatu pandangan yang lebih komprehensif tentang stres. Menurut model ini, kemampuan individu
dalam mengatasi masalah tergantung pada cara ia menginterpretasikan atau mengukur hubungannya dengan kejadian lingkungan. Akibatnya
individu dianggap sebagai insan aktif yang memiliki kemampuan untuk menginterpretasikan situasi lingkungan yang dihadapinya. Hal ini
memiliki konsekuensi yang penting pada seseorang dalam mengurangi atau menghindari pengalaman yang penuh stres.
Interaksi lingkungan dan individu memunculkan dinamika psikologis yang khas. Ada proses internal individual yang mempengaruhi persepsi
seseorang terhadap kondisi stres. Individu bisa saja memberikan reaksi stres yang berbeda terhadap ancaman atau stresor yang sama. Ini
tergantung pada penilaian kognitif personal terhadap suatu stimulus yang bisa berbeda jika disajikan pada waktu yang berbeda pula. Hal ini
14
menerangkan mengapa kondisi tertentu menyebabkan stres pada suatu individu, namun tidak pada individu lain.
Peneliti lain Ivancevich dan Matteson 1980:8-9 mendefinisikan stres sebagai suatu respon yang adaptif, dihubungkan oleh karakteristik danatau proses
psikologis individu, yang merupakan suatu konsekuensi dari setiap tindakan eksternal, situasi, atau peristiwa yang menempatkan tuntutan psikologis dan fisik.
Dari uraian diatas dapatlah ditarik sebuah kesimpulan bahwa stres merupakan tekanan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi
sesorang.
B. Faktor-Faktor Penyebab Stres