25
kondisi dimana seorang karyawan memiliki terlalu banyak pekerjaan yang harus diselesaikan dalam satu waktu Beehr, walsh dan Taber, 1976:41-
47.
E. Dampak Stres Kerja
Para ahli teori menyatakan bahwa stres memiliki konsekuensi atau hasil psikologis yang berkaitan dengan sikap, keprilakuan, kognitif, dan kesehatan fisik.
Stres berkaitan dengan secara negatif dengan kepuasan kerja, komitmen organisasi, emosi positif, dan kinerja dan berhubungan secara positif dengan
tingkat perputaran yang disebabkan oleh kepenatan Grandey dan Cropanzano, 1999:350-370. Peneliti juga memberikan banyak bukti yang mendukung
kesimpulan bahwa stres mempengaruhi kesehatan fisik secara negatif. Stres memberikan kontribusi pada persoalan kesehatan berikut ini: kemampuan yang
menurun untuk menangkal penyakit dan infeksi, tekanan darah tinggi, penyakit arteri koroner, sakit kepala karena tegang, nyeri punggung, diare dan sembelit
DeFrank dan Ivancevich, 1998:55-66. Cox
dalam Gibson,
Ivancevich dan
Donnelly 1989:206-208
mengidentifikasikan lima jenis konsekuensi dampak dari stres kerja yang potensial. Kategori yang disusun Cox meliputi:
1. Dampak subjektif: Meliputi kecemasan, agresi, acuh, kebosanan, depresi, keletihan, frustasi, kehilangan kesabaran, rendah diri, gugup, merasa
kesepian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
2. Dampak perilaku
behavioral effects
: Kecenderungan
mendapat kecelakaan, alkoholik, penyalahgunaan obat-obatan, emosi yang tiba-tiba
meledak, makan berlebihan, merokok berlebihan, perilaku yang mengikuti kata hati, ketawa gugup.
3. Dampak kognitif: Ketidakmampuan mengambil keputusan yang jelas, konsentrasi yang buruk, rentang perhatian yang pendek, sangat peka
terhadap kritik, rintangan mental. 4. Dampak fisiologis: Meningkatnya kadar gula, meningkatnya denyut
jantung dan
tekanan darah,
kekeringan di
mulut, berkeringat,
membesarnya pupil mata, tubuh panas dingin. 5. Dampak
organisasi: Keabsenan,
pergantian karyawan,
rendahnya produktivitas, keterasingan diri dari rekan kerja, ketidakpuasan kerja,
menurunnya keikatan dan kesetiaan terhadap organisasi. Muchlas dalam Sekarwulan, 2005:16 mengatakan bahwa stres kerja
dapat menimbulkan perilaku yang berupa perubahan dalam kepuasan kerja, tidak masuk kerja, keluar dari pekerjaannya, perubahan dalam kebiasaan makan,
banyak merokok, mengkonsumsi alkohol dan gangguan tidur. Hubungan antara variabel stres kerja dengan kepuasan kerja merupakan hubungan negatif. Semakin
tinggi tingkat stres karyawan maka kepuasan kerja karyawan akan semakin rendah yang dapat mengakibatkan turunnya produktivitas kerja karyawan, sehingga stres
di kalangan karyawan harus harus ditekan agar karyawan dapat mencapai kepuasan dalam bekerja sehingga dapat lebih produktif dengan demikian
diharapkan tujuan dari perusahaan dapat dicapai secara maksimal. Dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
turunnya kepuasan maka dapat menurunkan semangat dan kegairahan kerja dari para karyawan yang dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.
Beberapa indikasi turunnya semangat kerja akibat stres kerja menurut Nitisemito 1982:161 sebagai berikut:
1. Turunnya atau rendahnya produktivitas kerja 2. Tingkat absensi yang naik atau tinggi
3. Labour turn-over tingkat perpindahan buruh yang tinggi 4. Tingkat kerusakan yang tinggi
5. Kegelisahan dimana-mana 6. Tuntuan yang sering kali terjadi
7. Pemogokan
F. Reaksi Terhadap Stres