Gelar-gelar Bunda Maria a. Cermin Kebenaran

26 Jadi, berdevosi atau melaksanakan kebaktian kepada Bunda Maria sama halnya dengan berpasrah diri sepenuhnya kepada Tuhan, karena sasaran utama dalam devosi itu adalah Tuhan sendiri dengan perantara Bunda Maria.

d. Benteng Daud dan Benteng Gading

Bunda Maria dijuluki sebagai Benteng menara, turris Daud dan Benteng Gading turris eburneus, sehingga membuat umat berpikir tentang Kid.4:4 dan 7:4. Kidung Agung menyebutkan Benteng Daud yang melambangkan pengantin laki-laki yaitu Kristus sendiri, sedangkan Benteng Gading berarti pengantin perempuan yaitu Gereja. Maka Bunda Maria juga dijuluki seperti itu, artinya persatuan antara jiwa orang beriman dengan Maria. Dalam Litani Santa Maria menyebut Maria sebagai “Menara Gading” dan “Menara Daud”, hampir sama dengan yang disebutkan dalam Kidung Agung, yang dimaksud dengan hal tersebut adalah untuk melambangkan cinta kasih Bunda Maria yang hangat bersama Kristus yang melahirkan umat dalam karya keselamatan Allah Groenen, 1988: 180.

e. Rumah Kencana

Bunda Maria disebut juga Rumah Kencana, karena umat teringat tentang Bait Allah di bagian belakang dalam I Raj.6:20-22 dilapisi penuh dengan emas, sehingga Groenen 1988: 180 menyebutkan hal tersebut sebagai berikut: Julukan “Rumah Kencana” mengingatkan orang kepada Bait Allah bagian belakang yang menurut I Raj.6:20-22 dilapisi dengan emas. Maria yang mengandung Yesus, Allah dan manusia, mirip dengan bagian terdalam Bait Allah itu, tempat Allah dianggap hadir di tengah-tengah umat-Nya . Jadi, julukan tersebut melambangkan bahwa Bunda Maria yang mengandung Yesus itu seperti Bait Allah. Bait Allah merupakan tempat kehadiran Tuhan bagi umat-Nya yang dengan sungguh-sungguh mendalami kehidupan menggereja. 27

f. PintuBSurgaB

Bunda Maria pun memperoleh julukan Pintu Surga yang artinya jalan Allah untuk keluar dari surga karena akan mendatangi umat-Nya sekaligus jalan bagi umat beriman untuk masuk ke dalam surga. Untuk itu, Groenen 1988: 181 mengutarakan gagasannya sebagai berikut: Maria pun disebut “Pintu Surga”. Artinya: Tempat Allah ”keluar dari surga” untuk mendekati manusia dan serentak “Pintu Surga” itu tempat manusia dapat “masuk surga” berkat Anak Maria. Maka dari itu, sebaiknya umat waspada akan kehadiran Tuhan dan selalu siap sedia karena Tuhan akan hadir dalam waktu yang tidak dapat diduga oleh umat, sehingga umat perlu menjalin keakraban dengan Tuhan selama menjalani kehidupan sehari-hari di masyarakat .

g. BintangBTimurKejoraBB

Bunda Maria yang hadir di tengah-tengah umat diberi sebutan Bintang TimurKejora, karena bintang tersebut muncul sebelum matahari terbit, sehingga Groenen 1988: 181 menyampaikan bahwa Dengan tampilnya Maria di muka bumi dalam sejarah tata penyelamatan untuk menjadi ibu Yesus, Juru selamat, fajar penyelamatan menyingsing Luk.1:79. Maka Litani menjuluki Maria sebagai “Bintang TimurKejora”atau: Stella Matutina. Sebab bintang itu memang tampil di ufuk sebelum matahari terbit Venus. Venus oleh orang Roma dahulu dipuja sebagai dewi kecantikan dan cinta. Oleh sebab itu, memang pantas bahwa Maria mendapat sebutan Bintang TimurKejora, karena Maria berperan dalam karya keselamatan Allah bagi semua orang yang berdosa.

h. BungaBMawarByangBAjaibB

Maria diberi julukan juga sebagai Bunga Mawar yang Ajaib Rosa Mystica yang mengingatkan umat akan sebuah lagu terkenal yang menafsirkan kitab Yes.11:1 yang berbunyi bahwa suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan 28 tumbuh dari pangkalnya akan berbuah. Kata “tunas” dalam ayat itu mempunyai maksud keturunan baru dari Isai, ayah Daud, sedangkan kata “taruk” berarti Maria melahirkan Yesus sebagai buah rahimnya. Pohon mawar yang mati, secara ajaib bertumbuh dan bersemi kembali lalu berbunga, mirip dengan tongkat Harun Bil.17:8. Menurut tradisi ibu dari Maria yaitu Anna, memang mandul dan secara ajaib juga telah mengandung Maria, sehingga Maria berperan sebagai perawan yang melahirkan Yesus, memang nyata bahwa pokok mawar itu adalah ajaib Groenen, 1988: 181.

i. Perlindungan Orang Berdosa dan Ratu Damai

Akhirnya Bunda Maria dijuluki sebagai Perlindungan Orang Berdosa dan Ratu Damai, perlindungan orang berdosa artinya perlindungan yang diberikan bagi orang- orang berdosa dan doanya tergabung dalam doa Maria dan terbebas dari murka Allah. Sedangkan Ratu damai adalah berasal dari Sang Raja Damai, karena Maria adalah ibu Raja Damai yaitu Yesus Kristus. Groenen 1988: 182 berkata bahwa Maria masih dijuluki sebagai “Perlindungan orang berdosa” refugium peccatorum. Orang berdosa yang dalam doanya berbagung dengan kasih Maria, tentu saja tidak terkena “murka” Allah, Hakim. Kalau Kristus diberi gelar “Raja Damai” Yes.9:5, wajarlah juga ibu suri, Maria, yang melahirkan- Nya, dijuluki sebagai “Ratu Damai” artinya damai-sejahtera, keselamatan, yang berpancar dari Anak ibu suri itu. Dengan demikian, julukan Perlindungan Orang Berdosa dan Ratu Damai sungguh tercermin dalam diri Maria yang menjadi perantara bagi Tuhan, untuk membantu umat beriman supaya semakin dekat dengan-Nya, sehingga para umat beriman semakin terbebaskan dari belenggu-belenggu dosa yang dibuatnya sendiri demi hidup yang damai dan sejahtera seperti julukan Bunda Maria, Ratu Damai. 29

6. Devosi kepada Bunda Maria a. Pengertian Devosi kepada Bunda Maria

Devosi kepada Bunda Maria adalah devosi yang berbeda dengan bentuk penyembahan yang layak diberikan kepada Tuhan sebagai Tritunggal Maha Kudus. Devosi terungkap dalam pesta-pesta liturgi yang ditujukan kepada Bunda Maria sebagai Bunda Allah, karena sebagai bentuk penghormatan Bunda Maria antara lain melalui doa rosario suci yang terdapat dalam injil KWI, 2009: 72-73. Devosi disebut kebaktian kepada Bunda Maria berawal dari diangkatnya ke surga di bawah putera-Nya, di atas semua malaikat dan umat. Bunda Maria sebagai Bunda Allah yang tersuci dan selalu hadir dalam misteri Kristus, memang pantas Bunda Maria dihormati oleh kebanyakan orang beriman dan Gereja, sehingga penghormatan kepada Bunda Maria merupakan suatu bentuk kebaktian yang sangat istimewa. Maka, umat beriman ketika mengalami suatu permasalahan hidup, mereka berdoa kepada Tuhan supaya memperoleh perlindungan. Semua umat beriman yang melaksanakan kebaktian kepada Bunda Maria semakin meningkat dan mengagumkan, karena dalam kebaktian dan cinta kasih umat mengungkapkan namanya dan meneladan pribadi Bunda Maria LG 66. Devosi kepada Bunda Maria membantu umat untuk menjalin relasi dengan Tuhan melalui perantara Bunda Maria sebagai bentuk penghayatan iman kepercayaan umat kepada Tuhan, bahkan devosi dapat mengembangkan iman umat. Oleh sebab itu Groenen 1988: 151 menyatakan bahwa Adapun cabang teologi spekulatif yang disebutkan Mariologi, ia memikirkan dan menjernihkan dan mau melayani devosi umat beriman terhadap ibu Yesus, Maria: bagaimana relasi dengan Maria dihayati oleh umat beriman di dalam keseluruhan penghayatan iman. Teologi selalu menempatkan Maria dalam keseluruhan, selalu menyorotinya dari segi relasinya dengan Allah dan Kristus serta dalam relasinya berkenaan hubungan timbal balik antara Allah dan umat . 30 Maka, menjalin relasi dengan Tuhan melalui devosi kepada Bunda Maria perlu dilaksanakan demi perkembangan dan penghayatan iman umat karena menjalin relasi dengan Tuhan merupakan hal pokok bagi umat dalam peristiwa keselamatan. Devosi kepada Bunda Maria juga membantu umat supaya semakin menghayati iman kepercayaan kepada Tuhan dengan menjalin keakraban bersama Bunda Maria sebagai ibu-Nya, karena Maria sebagai sasaran dalam penghayatan iman devosi itu sendiri demi tercipta-Nya kasih dan pengharapan. Bunda Maria sebagai simbol dan dipandang sebagai ibu kehidupan, artinya umat utuh sempurna tanpa dosa dan noda, sekaligus sebagai wanita unggul bahkan ia diangkat ke surga. Maka, Groenen 1988: 152-153 mengatakan bahwa Dalam devosi khusus-Nya dalam devosi rakyat, tetapi juga dalam devosi Gerejawi resmi Maria berperan sebagai suatu simbol, semacam “arkhi-typos”. Ia tampil dan dilihat sebagai “Ibu Kehidupan” Ibu asali; “Umat utuh Sempurna” tanpa dosa dan noda; “Wanita unggul” yang serentak perawan dan ibu; ia tetap ada diangkat ke surga, simbol pengharapan umat, bahwa hidup sementara tidaklah sia-sia dan akhirnya akan bebas dari kefanaan. Oleh sebab itu, Bunda Maria menjadi simbol utama dalam devosi dan berperan penting yaitu menjadi perantara bagi umat dalam mengembangkan imannya kepada Tuhan melalui doa-doa yang telah diajarkan bagi seluruh umat.

b. Bentuk-bentuk Devosi kepada Bunda Maria

Devosi kepada Bunda Maria ada dua bentuk, yaitu devosi Gerejawi resmi dan devosi rakyat. Devosi tersebut mempunyai sedikit perbedaan antara lain dalam devosi Gerejawi resmi, Maria disertakan dalam kegiatan penghayatan iman oleh seluruh umat, terutama dalam ibadat liturgi Ekaristi dan doa harian. Namun yang terpenting melalui kegiatan tersebut ada bagian kesempatan untuk menghormati Maria dengan devosi. Sedangkan devosi rakyat yang utama adalah Maria disertakan 31 dalam penghayatan iman oleh semua umat beriman baik secara pribadi maupun kelompok dan devosi tersebut dilaksanakan oleh umat yang berasal dari daerah tertentu. Devosi rakyat sangat digemari dan menarik perhatian banyak umat daripada devosi Gerejawi resmi. Ciri khas dari devosi rakyat yaitu banyak menggunakan simbol dari kebudayaan tertentu dan pemikiran rakyat setempat Groenen, 1988: 155. 1 Salam Maria Doa Salam Maria muncul menjelang tahun 1500. Doa Salam Maria merupakan doa devosi gerejawi resmi yang terbagi menjadi dua bagian penting berdasarkan penggabungan dua ayat dalam injil Lukas. Bagian pertama merupakan ucapan salam yang berasal dari Malaikat Tuhan ditujukan kepada Bunda Maria Lukas 1:28 sekaligus pujian Elisabet ketika dikunjungi oleh Bunda Maria. Pujian tersebut diberikan secara khusus kepadanya, karena Bunda Maria sungguh-sungguh pilihan Allah. Bagian kedua dalam doa Salam Maria ini merupakan doa permohonan kepada Bunda Maria supaya Bunda Maria juga mendoakan para pendoa sejati tersebut Groenen, 1988: 169 KWI, 1996: 233. 2 Doa Rosario Doa Rosario hampir sama dengan doa Malaikat Tuhan yaitu sebagai doa rakyat sekaligus pengganti doa harian resmi. Doa ini merupakan suatu devosi rakyat yang hampir saja dimiliki oleh setiap agama. Rosario terdiri dari butir-butir berangkai untuk menghitung sejumlah rumus doa tertentu, pujian dan seruan dengan cara didaraskan. Rosario yang terkenal adalah rangkaian 150 Salam Maria yang terbagi dalam 15 sepuluhan, namun pada kenyataannya setiap doa rosario mendaraskan 50