Metode Penulisan Sistematika Penulisan

11 secara umum penghayatan seseorang menjadi peranan penting dalam melaksanakan devosi. Maka, devosi menjadi bentuk dari ungkapan iman Kristiani Jacobs, 2002: 247. Devosi merupakan sikap iman yang dinamis dalam melaksanakan kebiasaan umat, karena devosi membutuhkan penerapan dan perwujudan secara konkret dalam hidup sehari-hari. Unsur penting dalam berdevosi adalah melibatkan hati atau kehidupan afektif seseorang Darminta, 1995a: 36.

2. Ketentuan Devosi

Ketentuan dalam cara berdevosi ada dua macam yaitu ketentuan secara objektif dan ketentuan secara subjektif. Ketentuan-ketentuan tersebut ialah sebagai berikut:

a. Ketentuan Objektif

1 Devosi sunguh-sungguh merupakan motivasi dari Roh Kudus dan perlu adanya pedoman dalam pemilihan Roh, maka devosi perlu adanya persetujuan dari Gereja. 2 Devosi mampu memupuk perubahan hidup manusia untuk tinggal di dalam- Nya, sehingga semakin menghayati perasaan Yesus bukan hanya melalui batin melainkan juga melalui tindakan dan pengabdian.

b. Ketentuan Subjektif

1 Menyentuh hati seseorang, sehingga memotivasi dirinya untuk dekat dengan Tuhan dan mengalami perubahan dalam batinnya. 2 Devosi berdasarkan pada iman yang benar, maka seseorang dalam berdevosi perlu adanya keyakinan dan penghayatan terhadap imannya. 12 3 Sikap tanpa pamrih dalam mempertahankan dan mengembangkan bentuk pengabdian kepada Tuhan serta hidup demi kepentingan sesama. 4 Penyerahan diri dan keprihatinan tidak hanya sebagai kebutuhan sesaat ketika berdevosi dan mengabdi Tuhan. Jadi, dengan adanya ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan devosi, devosi merupakan kegiatan rohani yang sangat penting bagi umat dan sudah terbukti bahwa devosi merupakan bagian yang sulit dipisahkan dengan hidup beriman Darminta, 1995a: 39-41.

3. Tujuan dan Manfaat Devosi

Devosi atau kebaktian yang sejati mampu memotivasi seseorang untuk semakin mencintai sesama, membangun Gereja melalui persaudaraan dan persekutuan, untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, untuk mengabdi kepada semua orang, untuk mengungkapkan rasa hormat dan bakti secara benar dalam memperoleh kekuatan Tuhan dalam menjalani peziarahan hidup supaya umat selalu mengandalkan bisikan Tuhan sampai akhir hidupnya. Maka St. Agustinus berkata bahwa rasa bakti itu sebagai kekuatan dalam menyucikan diri dan membantu tingkat keselamatan orang lain Darminta, 1995a: 32-33.

e. Sarana Devosi

Patung dan gambar bagi umat Katolik berperan penting sebagai sarana devosi dan menunjang kehangatan dan emosional. Devosi tersebut dilakukan dengan berlutut di depannya, entah dengan mencium, melambai-lambai, mengelus-elus, atau pun berbagai macam cara yang lainnya sesuai keinginan para peziarah. Devosi bukan