73
sebagai Putera Allah, artinya bangsa Yahudi menjadi bangsa pilihan Allah, karena mereka percaya kepada-Nya Michel, 2001: 53-54.
2 Anak Manusia
Anak Manusia sebagai sebutan yang sering dijumpai dalam Injil, karena Yesus menyebut diri-Nya Anak Manusia. Menurut Kitab Daniel Anak Manusia ialah sosok
yang turun dari langit pada akhir jaman dan Allah mewarisi pengadilan dan kerajaan- Nya kepada Anak Manusia. Oleh sebab itu, sosok yang turun dari langit
mengalahkan kuasa kejahatan yang merusak kehidupan, sehingga Anak Manusia mampu meraih kesuksesan dengan mendirikan Kerajaan Allah. Sosok yang
dimaksud yaitu Yesus. Yesus yang sanggup memenuhi harapan bagi banyak orang Michel, 2001: 54.
3 Tuhan
Yesus disebut Tuhan, karena memperoleh kekuatan dan kekuasaan yang murni berasal dari Allah. Sebutan Tuhan berarti menunjukkan keyakinan bahwa Yesus
menjadi perantara antara Allah dengan manusia. Kehadiran Tuhan yang bangkit dan tinggal di dalam pribadi jemaat telah digunakan secara istimewa bagi mereka yang
berkeyakinan bahwa Tuhan sungguh-sungguh hidup dan bekerja bagi mereka atas Roh Kudus, maka Yesus mendapat sebutan sebagai Tuhan Michel, 2001: 54.
4 Kristus Mesias, Almasih
Nama Kristus berasal dari kata Yunani terjemahan dari bahasa Ibrani Mesiah: Yang Diurapi berarti penyelamat bangsa Yahudi melalui para nabi. Bangsa Yahudi
74
mengartikan Mesias sebagai pemimpin dan mampu menegakkan kerajaan duniawi. Dengan demikian, setelah kebangkitan-Nya jemaat percaya bahwa Yesus itu Mesias
yang telah dijanjikan, sehingga menyebut-Nya Kristus yaitu sinonim dari nama asli Yesus Michel, 2001: 55.
5 Sang Sabda Sabda Allah
Yesus dipahami sebagai pribadi yang di dalam diri-Nya dipenuhi dengan Sabda Allah. Sabda Allah yang abadi dan terlukis dalam kepribadian-Nya, membuat Ia
tetap tiggal di dalam diri manusia yang bekerja, berteman, bersaudara, menderita dan mati, sama seperti yang dilakukan oleh manusia, namun perbedaan antara Yesus dan
manusia lainnya terletak pada perbuatan dosa. Hal tersebut mengatakan bahwa Yesus bebas dari dosa dan manusia hidup penuh dosa Michel, 2001: 56.
6 Hamba Allah
Yesus memahami misi-Nya sebagai Hamba Allah yang setia. Hamba Allah yang tidak tampan dan miskin, menjadi segala sesuatu dengan penuh kesederhanaan,
ketaatan dan kesetiaan terhadap kehendak Allah. Selain itu, Hamba Allah ini siap sedia untuk menebus perbuatan dosa semua orang melalui berbagai rintangan dan
penderitaan, sampai mereka memperoleh keselamatan abadi. Jadi, Hamba tersebut sebagai pembawa keadilan dan pewarta kabar sukacita bagi orang-orang yang miskin
dan menderita bahkan tidak akan melawan mereka yang berbuat kejahatan bagi-Nya Michel, 2001: 56.
75
7 Sebutan-sebutan Lain Yesus disebut sebagai Penyelamat karena melalui diri-Nya Allah
melaksanakan karya keselamatan bagi semua umat. Yesus disebut juga Nabi karena Ia sebagai pembawa kabar sukacita sekaligus sebagai penyalur pesan abadi Allah
kepada manusia. Yesus pun mendapat sebutan Imam sebab diri-Nya menjadi
persembahan yang sangat sempurna terhadap Allah untuk selama-lamanya Michel, 2001: 56.
Sebutan Yesus yang lain yaitu Gembala yang Baik, karena Ia telah menuntun
dan menyertai domba-domba-Nya dan Gembala tersebut sebagai lukisan indah dalam Kitab Suci yang telah difungsikan oleh jemaat untuk mendalami belas-kasih yang
diajarkan dan dilakukan oleh Yesus. Bahkan Ia peka bagi mereka yang lemah dan
tersingkirkan. Sebutan yang lainnya lagi ialah Jalan, Kebenaran, dan Hidup berarti
Yesus sebagai jalan Allah dan pembawa kebenaran yang diwujudkan dalam hidup- Nya demi keselamatan umat-Nya Michel, 2001: 57.
c. Trinitas
Menurut umat Katolik hanya ada satu Allah yang diakui dan dipercaya yaitu Bapa. Bapa yang mampu menciptakan segala sesuatu dan kehidupan umat
diserahkan kepada-Nya. Trinitas yang sering diungkapkan oleh umat yang dimaksud adalah untuk menyampaikan bahwa Allah itu yang Maha Esa. Trinitas memang tidak
tertulis dalam Kitab Suci, tetapi terdapat dalam sejarah agama Kristen. Bahkan dasar- dasar Trinitas dapat dilihat dalam Kitab Perjanjian Baru, yang utama dalam Injil
Matius mengenai rumusan pembaptisan yaitu “Baptislah dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus” Michel, 2001: 57-58.
76
Para penginjil yang menulis Kitab Suci terkadang menyebut Allah sebagai “Bapa” yaitu merupakan warisan dari tradisi bangsa Yahudi. Yesus yang mengajar
para murid-Nya menggunakan istilah “Abba”, supaya para murid-Nya mampu menciptakan suasana keakraban dan kekeluargaan yang begitu dekat dan tak
terpisahkan. Yesus dan Allah mempunyai hubungan yang khusus yaitu sebagai Bapa- Nya Michel, 2001: 59.
Selain itu Yesus secara khusus disebut Putera Allah, karena Putera Allah menjadi sarana bagi Gereja awal dalam menerapkan iman kepercayaannya terhadap
peran Yesus yang sungguh-sungguh spesial bagi kehidupan Gereja. Oleh sebab itu, umat mempunyai keyakinan bahwa Allah menjalin relasi dengan umat-Nya melalui
Yesus. Yesus yang diutus sekaligus hamba-Nya, sehingga Ia diberi ilmu dan kekuasaan untuk mengadili dan memberi hidup. Bahkan Ia sebagai perantara khas
diantara Allah dan manusia serta karya-karya-Nya sehubungan dengan peristiwa keselamatan Michel, 2001: 60.
Kitab-kitab Perjanjian Baru banyak mengatakan bahwa Roh Kudus sebagai Roh Allah. Roh Kudus adalah Allah sendiri yang tinggal dan berkarya dalam hati
manusia dan semua ciptaan-Nya. Roh Kudus menjadi tanda bahwa Allah hadir secara aktif di tengah-tengah umat-Nya, karena Yesus dikandung dan dibimbing oleh
Roh Kudus serta dilahirkan oleh Perawan Maria. Roh Kudus pun diberi julukan Penolong, Roh Kebijaksanaan, Iman, Semangat, Kasih dan Kegembiraan Michel,
2001: 60. Ajaran Trinitas mempunyai kekhasan, Allah yang satu dan sama menyatakan
diri-Nya sebagai Pencipta yang Maha Kuasa. Tuhan bagi kehidupan biasanya disebut dengan “Bapa”, Allah yang mewahyukan Sabda Ilahi-Nya dalam diri Yesus sehingga
77
disebut “Putera”, bahkan Allah yang hadir secara imanen, aktif dan memberikan kekuatan hidup bagi dunia disebut “Roh Kudus” Michel, 2001: 62.
Menurut umat, Allah mewujudkan karya keselamatan dalam hidup manusia melalui dua cara yaitu dengan menjelmakan pesan-Nya secara maksimal dalam diri
manusia, sehingga Allah mengungkapkan segala sesuatu lewat perbuatan dan perkataan-Nya. Yesus yang jaya dalam melampaui peristiwa kesengsaraan hidup-
Nya, mampu dipastikan bahwa sesuatu yang diselesaikan oleh Allah hendak dikerjakan oleh-Nya bagi setiap pribadi. Keyakinan umat terhadap keselamatan yang
dilaksanakan Allah telah dipenuhi melalui pribadi Yesus. Cara lain yang dilakukan Allah sehubungan dengan karya keselamatan diwujudkan melalui kehadiran-Nya
dalam alam semesta yaitu alam ciptaan dan manusia, baik laki-laki maupun perempuan. Karya Allah sungguh-sungguh mengena hati umat, sehingga Allah yang
hadir menyentuh hati setiap individu untuk menuntun dan menyelamatkan. Maka, karya keselamatan Allah ditujukan bagi semua umat yang sanggup menjawab Allah
dengan mengajak berkomunikasi dan berkarya dalam hati setiap orang Michel, 2001: 63-64.
d. Penebusan Ajaran Katolik mengenai penebusan melukiskan adanya suatu persoalan yang
mendasar. Persoalan tersebut berkaitan dengan apakah manusia perlu diselamatkan? Apabila perlu, bagaimana dan oleh siapa keselamatan itu? Semua orang yang mampu
mengamati dan menemukan realitas hidup dalam suatu perpecahan akan mengakibatkan kesedihan. Oleh sebab itu setiap pribadi akan menanggapi hal
tersebut sesuai dengan cara dan keyakinannya Michel, 2001: 67.
78
Persoalan mengenai keselamatan tidak begitu dipermasalahkan oleh para humanis sekuler. Keselamatan bukan masalah yang sesuai bagi mereka, sebab
mereka berpandangan bahwa hidup seseorang sesuai dengan nilai-nilai manusiawi. Maka, setiap kepercayaan mempunyai keyakinan yang sama bahwa seluruh umat
membutuhkan keselamatan dan tidak bisa menyelamatkan diri sendiri, karena keselamatan tersebut hanya berasal dari Allah Michel, 2001: 68.
Cara umat Katolik dalam menjawab karya keselamatan Allah dengan mengingat tentang Yesus yang tidak ingin mati bahkan Allah sendiri tidak berharap
Yesus mati disalibkan. Yesus berkeinginan bahwa semua orang mampu memahami pesan yang diajarkan, sehingga membuat mereka mampu mengalami pertobatan
untuk dijadikan bukti bahwa umat menaati hukum-Nya. Cara lain yang dilakukan belum tentu bahwa Allah menjelma menjadi Sang Sabda dalam pribadi Yesus dan
Yesus mati melalui peristiwa penyaliban demi keselamatan semua umat. Jadi, umat Katolik meyakini bahwa Allah mempunyai kebebasan untuk memilih dan
menyelamatkan mereka melalui Yesus. Begitu juga dengan Yesus, Allah mengutus- Nya bukan hanya menjelmakan sabda-Nya dalam Yesus, melainkan juga tindakan-
tindakan-Nya berpengaruh terhadap peristiwa keselamatan. Yesus tampil sebagai pewarta supaya memotivasi umat untuk bertobat dan percaya kepada Allah Michel,
2001: 69-70.
e. Sakramen
Sakramen merupakan suatu realitas dalam hidup yang kelihatan untuk menghadirkan karya keselamatan Allah. Sakramen berarti juga sebagai tanda yang
nyata bahwa Allah berkarya meskipun tak kelihatan raga-Nya. Keyakinan umat
79
mengenai keberadaan Gereja menjadi tanda bahwa karya yang hendak, sedang dan dipenuhi oleh Allah bagi jemaat melalui diri Yesus. Karya tersebut adalah karya
perdamaian perdamaian antara manusia dengan Allah dan antara manusia dengan manusia serta karya pengudusan manusia dikuduskan yakni hidup dalam kasih dan
taat kepada-Nya. Gereja menjadi saksi dalam karya perdamaian dan pengudusan yang diselesaikan Allah ketika memenuhi karya keselamatan bagi seluruh umat.
Macam-macam sakramen ialah sakramen Baptis, sakramen Penguatan Krisma, sakramen Ekaristi, sakramen Perkawinan, sakramen Imamat, sakramen Tobat dan
sakramen Minyak Suci. Michel, 2001: 78.
f. Devosi
Devosi merupakan bentuk kebaktian dan penghayatan terhadap sesuatu yang dipercaya oleh seseorang dan menjadikannya sebagai sesuatu yang digemari serta
melekat dalam dirinya. Devosi tersebut melibatkan hati dan membantu seseorang untuk mengalami perubahan sikap dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.
Devosi yang ditekankan adalah devosi kepada Bunda Maria. Devosi kepada Bunda Maria merupakan suatu bentuk penghormatan kepada Bunda Maria, karena Bunda
Maria sebagai perantara dalam devosi dan pesan melalui devosi akan tersampaikan kepada putera-Nya. Bunda Maria juga berperan sebagai sarana dalam devosi. Devosi
tersebut bisa membantu umat dalam mengembangkan imannya, sehingga umat terbantu untuk merasakan karya keselamatan Allah yang telah dijanjikan. Devosi
kepada Bunda Maria tersebut ada bermacam-macam antara lain doa rosario, doa yang mudah untuk dilaksanakan dalam hidup sehari-hari.
80
C. Mengembangkan Iman Katolik
Tindakan iman merupakan tindakan umat yang manusiawi artinya tindakan yang berasal dari umat sesuai dengan kehendak Tuhan dan iman berdasarkan pada
Sabda Allah, iman bekerja dengan kasih, iman berkembang secara berkelanjutan. Bahkan dengan kekuatan iman, seseorang mampu menemukan kebahagiaan dan
keselamatan sejati Kompendium 28. Dengan demikian, dalam mengembangkan iman Katolik dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
1. Mendalami dan Mendengarkan Firman Tuhan
Dalam mengembangkan iman Katolik, umat perlu secara rutin membaca Kitab Suci, mendengarkan firman Tuhan, menerima sakramen-sakramen yang diakui
Gereja terutama Sakramen Ekaristi dan Sakramen Tobat sekaligus memaknainya melalui perwujudan iman secara konkret dalam kehidupan sehari-hari. Iman akan
berkembang terus-menerus secara baru dengan mendengarkan firman Allah yang dikaitkan dengan pengetahuan dan pengalaman hidupnya. Oleh karena itu, sulit
dipisahkan antara pengetahuan, pengalaman dan iman. Semua itu menjadi satu dalam penghayatan hidup konkret di tengah-tengah masyarakat. Jadi, iman itu tidak hanya
dimengerti dan dipahami oleh diri sendiri, namun juga perlu adanya bantuan orang lain Jacobs, 2002:114.
2. Doa
Doa merupakan bentuk perwujudan dalam mengembangkan iman Katolik bagi umat, karena doa berarti menghadap Tuhan. Dengan doa berarti menjalin relasi iman
dengan Tuhan dan berpengaruh juga terhadap pengalaman hidup, sehingga mampu mengembangkan kehidupan doa dan pengalaman akan Allah dalam hidup. Cara
81
berdoa dengan budi atau hati, pikiran atau perasaan, memang sama maksudnya yaitu orang menghadap Tuhan. Doa bisa dilaksanakan secara pribadi dan bersama-sama,
namun kekuatan doanya lebih kuat ketika bersama-sama. Meditasi mampu mengembangkan hubungan dengan Tuhan, baik dengan merenungkan bacaan Kitab
Suci, maupun mendengarkan firman Tuhan dengan hati Jacobs, 2002: 237-238. Bentuk doa ada dua macam yaitu puji syukur dan permohonan. Puji syukur
berhubungan dengan bentuk jawaban manusia atas segala anugerah Tuhan, sedangkan permohonan berkaitan erat dengan kesadaran diri seseorang bahwa
dirinya lemah di hadapan Tuhan, sebab manusia adalah pendosa. Permohonan bertujuan untuk memperoleh kekuatan dan mohon pengharapan dari-Nya, baik untuk
diri sendiri maupun orang lain. Kolose 4: 2 mengatakan: “Bertekunlah dalam doa dan berjaga-jagalah sambil mengucap syukur” KWI, 1996: 197-198.
Doa merupakan cara untuk mengembangkan iman umat, supaya umat mampu menjalin keakraban bersama Allah, berdasarkan pengharapan keyakinan bahwa
Tuhan selalu menyertai umat-Nya. Pengharapan merupakan pengalaman tentang Allah selama melaksanakan kesibukan sehari-hari. Syarat utamanya adalah seseorang
sungguh-sungguh berusaha mencari arti hidup secara mendalam di hadapan Tuhan. Maksud dari pengalaman tersebut bukan hanya pengalaman rohani, melainkan juga
pengalaman Allah dalam kehidupan sehari-hari dengan kekhasan keterbukaan bagi sesama. Hal tersebut terbukti dalam perjuangan dan usaha umat untuk mengarahkan
hidup supaya mampu menemukan Tuhan sesuai suara hati Jacobs, 2002: 235-236.
82
3. Devosi kepada Bunda Maria
Devosi kepada Bunda Maria obyeknya merupakan sebagian dari iman Katolik, obyek tersebut dilambangkan dengan suatu bentuk yang konkret, sehingga
penghayatan iman umat mempunyai peranan penting untuk melaksanakan devosi Jacobs, 2002: 247.
Salah satu bentuk devosi yang paling popular adalah devosi kepada Bunda Maria. Devosi yang paling pokok adalah doa “Salam Maria”. Devosi ini sangat
berkembang di Gereja. Kebaktian atau devosi tersebut merupakan ungkapan iman yang tulus dari hati dan ungkapan iman yang sejati KWI, 1996: 233-234.
Devosi kepada Bunda Maria bukan mengandalkan pola pikir dan akal budi umat, melainkan melibatkan sikap hati dan penerapannya dalam hidup sehari-hari,
sehingga dengan sendirinya umat mampu mengarahkan diri terhadap sesuatu atau seseorang, yang dihargai, dijunjung tinggi, dicintai dan dipercaya. Maka, devosi
tersebut melibatkan sikap dan hati yang dipandang melalui segi emosional dan afektif Groenen 1988: 150-151.
4. Spiritualitas
Orang beriman yang hendak mengembangkan iman Katoliknya juga perlu mengetahui dan memahami makna spiritualitas, karena kata spiritualitas berarti
kerohanian. Namun, kara rohani ini bukan berarti lawan kata jasmani melainkan melakukan sesuatu dengan dasar gerakan Roh Allah. Jadi, yang utama memang
rohani dalam arti umat menyadari diri di hadapan Tuhan dengan hati yang diwujudkan dalam hidup bermasyarakat. Spiritualitas menjadi sikap dasar dalam
menghadapi kenyataan hidup sehari-hari yang bersifat duniawi. Spiritualitas juga