Kekudusan dan Keistimewaan Bunda Maria

24 keturunannya untuk selama-lamanya. Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya. Dengan demikian, perikop Kitab Suci yang ditulis oleh Lukas akan menyampaikan bahwa jiwa dan semangat Bunda Maria sunggh-sungguh tampak dalam perikop tersebut, sehingga umat beriman yang ingin meneladan dan mengenalnya secara mendalam perlu terlebih dahulu memahami dan merenungkan doa-doa Bunda Maria yang menjadi perantara bagi umat untuk lebih akrab dengan putera-Nya demi kehidupan kekal.

5. Gelar-gelar Bunda Maria a. Cermin Kebenaran

Bunda Maria disebut sebagai Cermin Kebenaran, karena pribadi Maria mencerminkan tentang kebenaran akan tindakan Tuhan bagi semua orang yang beriman. Groenen 1988: 179 mengatakan bahwa Dengan julukan Cermin Kebenaran speculum justitiae dimaksudkan bahwa diri Maria bagaikan cermin, mencerminkan, memantulkan, memperlihatkan bagi orang beriman “kebenarana Allah”, artinya “tindakan Allah” berupa Yesus Kristus, I Kor.1:30, yang “membenarkan”, menyelamatkan, menguduskan manusia. Jadi, semua umat yang benar dan kudus merupakan berkat pertolongan Tuhan. Hal tersebut tampak dalam kepribadian Bunda Maria, sehingga sudah sepantasnya bahwa Bunda Maria dijuluki Cermin Kebenaran.

b. Tahta Kebijaksanaan

Bunda Maria sebagai Tahta Kebijaksanaan, artinya Kebijaksanaan ilahi bertahta di dalam rahim ibu-Nya, Bunda Maria sendiri. Kebijaksanaan ilahi ialah Yesus Kristus sendiri. Groenen 1988: 179 mengutarakan bahwa 25 Maria juga dijuluki “Tahta Kebijaksanaan” sades sapientiae. Orang teringat akan Sirakh 24:4. Kebijaksanaan ilahi berkata tentang dirinya sendiri bahwa bertahta di atas tiang awan yang menyertai umat Israel di gurun menurut Alkitab. Umat Kristen sudah lama menyamakan Kristus dengan Kebijaksanaan ilahi. Dengan menjadi Kebijaksanaan ilahi tidak lagi bertahta di atas tiang awan, tetapi dalam rahim ibu-Nya. Oleh sebab itu, Kebijaksaan ilahi juga terlihat dalam diri Bunda Maria. Bahkan Yesus Kristus tidak hanya bertahta di atas tiang awan, melainkan juga bertahta di dalam rahim Bunda Maria sebagai ibu-Nya.

c. Bejana Rohani dan Bejana Kebaktian Utama

Maria disebut juga sebagai Bejana Rohani yang berarti suatu bejana yang berisi penuh dengan Roh Kudus. Hal itu dikatakan oleh Greoenen 1988: 180 sebagai berikut: juga julukan “Bejana Rohani” Vas Spirituale menyinggung inkarnasi. Maria kan mengandung dari Roh Kudus Mat.1:18 dan dituruni Roh Kudus Lukas 1:35. Jadi “bejana rohani” tidak berarti berlawanan dengan “bejana jasmani”, tetapi berarti Bejana yang penuh dengan Roh Kudus. Maka dari itu, bejana rohani tidak mungkin terpisah dari bejana jasmani, justru keduanya saling berhubungan, artinya bejana tersebut berisi penuh dengan Roh Kudus yang berasal dari Allah. Bunda Maria pun merupakan Bejana Kebaktian Utama yang berarti tempat yang paling utama untuk berpasrah diri hanyalah kepada Tuhan, Maria sebagai perantara bagi umat untuk berkomunikasi dengan-Nya. Groenen 1988: 180 menyatakan bahwa Terjemahan Indonesia yang berkata tentang “Bejana Kebaktian Utama” kiranya kurang jelas dan kurang tepat. “Vas insigne devotionis” berarti bahwa Maria merupakan tempat unggul vas insigne penyerahan diri, keterarahan diri manusia kepada Allah semata-mata. Maria sepenuh-penuhnya merelakan diri bagi maksud Allah. 26 Jadi, berdevosi atau melaksanakan kebaktian kepada Bunda Maria sama halnya dengan berpasrah diri sepenuhnya kepada Tuhan, karena sasaran utama dalam devosi itu adalah Tuhan sendiri dengan perantara Bunda Maria.

d. Benteng Daud dan Benteng Gading

Bunda Maria dijuluki sebagai Benteng menara, turris Daud dan Benteng Gading turris eburneus, sehingga membuat umat berpikir tentang Kid.4:4 dan 7:4. Kidung Agung menyebutkan Benteng Daud yang melambangkan pengantin laki-laki yaitu Kristus sendiri, sedangkan Benteng Gading berarti pengantin perempuan yaitu Gereja. Maka Bunda Maria juga dijuluki seperti itu, artinya persatuan antara jiwa orang beriman dengan Maria. Dalam Litani Santa Maria menyebut Maria sebagai “Menara Gading” dan “Menara Daud”, hampir sama dengan yang disebutkan dalam Kidung Agung, yang dimaksud dengan hal tersebut adalah untuk melambangkan cinta kasih Bunda Maria yang hangat bersama Kristus yang melahirkan umat dalam karya keselamatan Allah Groenen, 1988: 180.

e. Rumah Kencana

Bunda Maria disebut juga Rumah Kencana, karena umat teringat tentang Bait Allah di bagian belakang dalam I Raj.6:20-22 dilapisi penuh dengan emas, sehingga Groenen 1988: 180 menyebutkan hal tersebut sebagai berikut: Julukan “Rumah Kencana” mengingatkan orang kepada Bait Allah bagian belakang yang menurut I Raj.6:20-22 dilapisi dengan emas. Maria yang mengandung Yesus, Allah dan manusia, mirip dengan bagian terdalam Bait Allah itu, tempat Allah dianggap hadir di tengah-tengah umat-Nya . Jadi, julukan tersebut melambangkan bahwa Bunda Maria yang mengandung Yesus itu seperti Bait Allah. Bait Allah merupakan tempat kehadiran Tuhan bagi umat-Nya yang dengan sungguh-sungguh mendalami kehidupan menggereja.