Beriman Katolik Katolik 1. Pengertian Katolik

68 Jadi, seseorang yang beragama Katolik tidak hanya dimengerti sebagai pengetahuan, tetapi juga dipahami sebagai sesuatu yang tersimpan dalam pikirannya dan mempengaruhi pola pikir, sikap hati, ikatan pengetahuan yang mendalam, angapan- anggapan, prioritas-prioritas, dan petunjuk-petunjuk dari iman itu sendiri supaya imannya semakin hidup dan berkembang dalam diri umat. Orang yang berpikir Katolik juga perlu memperhatikan dan menyadari kehadiran dan sapaan Tuhan yang selalu meraja sekaligus tinggal di tengah-tengah umat-Nya. Orang Katolik perlu menyadari hal itu, karena supaya umat semakin mengenal dan menjadikan-Nya yang utama dan pertama sebagai bekal hidup orang Katolik di masa yang akan datang. Maka, Piarczyk 2002a: 13 mengatakan bahwa Tuhan adalah tuan rumah yang baik. Tuhan tidak hanya menyiapkan perayaan akan cinta, lalu keluar ruangan dan baru kembali pada akhir pesta untuk mematikan lampu-lampu dan membersihkan ruangan. Tidak, Tuhan adalah bagian dari perayaan itu sendiri. Ia hadir dan aktif dalam setiap tahapannya. Berpikir Katolik dalam hal ini meliputi kesadaran akan kehadiran tuan rumah dan mampu mengenal Dia, bukan hanya untuk menenteramkan hati kita bahwa Dia masih ada diantara kita, tetapi juga untuk belajar dari Dia tentang apa yang sedang berjalan dan bagaimana kita harus menanggapi-Nya. Oleh sebab itu, orang berpikir Katolik perlu adanya kesadaran dalam diri mereka masing-masing secara sungguh-sungguh dan peka akan kehadiran dan sapaan aktif dari Tuhan yang selalu menjadi pusat hidup seseorang dalam berserah diri pada-Nya, sehingga orang tersebut mampu belajar dari Dia yang selalu berbuat kebaikan dan selalu cinta dengan para murid-Nya. Hal yang menjadi dasar bagi orang yang berpikir Katolik adalah menghormati Tuhan dan sesama. 69

b. Berperilaku Katolik

Berperilaku Katolik merupakan suatu keterlibatan dan keaktifan orang Katolik dalam kegiatan rohani yang menunjang dalam mengembangkan iman kekatolikan umatnya. Pilarzcyk 2002b: xi mengatakan tentang: Berperilaku Katolik sungguh merupakan ekspresi dan dukungan bagi iman kita, suatu latihan teratur untuk menjadi apa yang merupakan tujuan panggilan Tuhan bagi kita. Namun, berperilaku Katolik juga merupakan suatu tanda komitmen keagamaan kita bagi orang lain: yang jelas, kita tidak menghayati iman kita supaya mengesankan bagi orang lain. Tetapi perilaku Katolik kita mengatakan sesuatu kepada orang lain tentang kita, Gereja, dan Tuhan. Perilaku Katolik kita memberi petunjuk sejauh mana kita menjadi bagian dalam Gereja dan Tuhan, dan membiarkan orang lain melihat apa sesungguhnya yang dimaksud dengan menjadi bagian. Jadi, berperilaku Katolik sebagai wujud nyata atau tindakan konkret yang dilakukan oleh seseorang dalam kehidupan sehari-hari secara teratur untuk menemukan apa yang sebenarnya dinginkan oleh Tuhan atas panggilan-Nya terhadap umat. Berperilaku Katolik sebagai tanda bahwa umat mempunyai prinsip tertentu dalam berperilaku di hadapan Tuhan dan sesama berdasarkan iman Katoliknya. Seluruh umat dituntut untuk mewartakan sabda-Nya bagi orang lain baik tentang umat, Gereja, maupun Tuhan sendiri dalam tindakan sehari-hari. Menurut Pilarczyk berperilaku Katolik dilakukan dengan cara mengikuti perayaan Ekaristi pada hari Minggu dan hari-hari raya, menerima sakramen- sakramen, bertobat dan mengendalikan diri, pernikahan di Gereja, menjadi anggota aktif di paroki, berpasrah diri, menjalin komunikasi dan kedekatan dengan Bunda Maria dan orang kudus, serta mau menerima suatu perbedaan. 70

3. Tujuan Beriman Katolik

Menjadi orang Katolik mempunyai suatu tujuan yaitu untuk hidup bersatu dan dekat dengan Tuhan, serta menjadi anggota Gereja yang siap diutus-Nya untuk mewartakan karya keselamatan Allah di tengah-tengah masyarakat. Maka seseorang yang beriman Katolik mempunyai tanggung jawab mulia yaitu berjuang dalam karya pewartaan keselamatan ilahi supaya semakin dikenal dan diterima oleh kalayak umum dimanapun mereka berada LG 33, AA 3.

4. Identitas Beriman Katolik

Menjadi Katolik mampu menjadikan imannya sebagai motivasi bagi setiap umat dalam melaksanakan hukum cinta kasih yang berasal dari Tuhan untuk diterapkan dalam tindakan sehari-hari. Namun orang Katolik perlu mengusahakan empat hal dalam kehidupan sehari-hari yaitu pertama, hidup baik dan identitas jelas artinya usaha untuk hidup yang bersifat positif misalnya jujur, terbuka dan rela berkorban, kedua hidup baik tapi identitas tidak ditonjolkan berarti usaha dalam kehidupan yang baik dalam masyarakat tanpa menonjolkan agamanya masing- masing, ketiga identitas Katolik dapat menjadi tambahan semangat untuk hidup baik artinya usaha untuk menyatakan diri bahwa menjadi orang Katolik mau dituntut untuk hidup baik dan keempat mengakui diri Katolik tetapi tidak menunjukkan kehidupan yang baik hanya akan membawa orang-orang yang seagama ikut tercemar maksudnya usaha untuk menggunakan identitas Katolik sebagai motivasi dalam menemukan nilai-nilai luhur yang menjadi dasar bagi tingkah laku sehari-hari, karena Gereja sebagai tempat untuk mengalami pertobatan dan pengampunan 71 sehingga Gereja memperoleh kekuatan untuk hidup yang semakin baik Ismartono, 1993: 80-81. Umat Katolik yang sedang merasa bahwa dirinya berbuat yang tidak sesuai dengan yang diperintahkan dalam iman Katolik, identitasnya sebagai umat Katolik akan menjadi landasan bagi dirinya dalam bertingkah laku selama peziarahan hidupnya. Gereja Katolik sebagai tempat bagi umat yang hendak bertobat, mengalami pengampunan dari Tuhan, sehingga iman kepercayaannya sebagai umat Katolik semakin dikuatkan oleh-Nya, agar umat selalu berbuat kebaikan di tengah- tengah hidup bermasyarakat Ismartono, 1993: 81.

5. Ajaran-ajaran Pokok Iman Katolik a. Allah

Keyakinan dalam agama Katolik mengakui dan percaya bahwa Allah itu satu, Allah itu bersifat abadi, Maha Kuasa, Maha Tahu, Pencipta alam semesta dan segala isinya, Penyelenggara kehidupan, Maha Pengasih dan Penyayang, Maha Pengampun, Transenden Allah jauh dari manusia, Imanen Allah dekat karena ada dalam lubuk hati manusia, Maha Besar, Hakim bagi umat di Akhir Jaman dan Pemberi ganjaran dan hukuman yang kekal. Sabda atau kebijaksanaan Allah merupakan perwahyuan pribadi-Nya yang abadi dan menyatu di dalam diri-Nya. Allah disebut Bapa dalam ajaran Katolik Michel, 2001: 49.

b. Yesus

Ajaran pokok dalam iman Katolik adalah peristiwa kehidupan Yesus. Yesus dilahirkan oleh Perawan Maria di Bethlehem dan Yosef seorang tukang kayu yang 72 menjadi tunangannya. Kisah kelahiran Yesus ditemukan dalam injil Lukas dan Matius bagian awal. Setelah itu, ketika Yesus sudah dewasa mulai meninggalkan kota kelahiran-Nya untuk mengajar Michel, 2001: 51. Ajaran Yesus yang pokok ada dua hal yaitu bertobatlah artinya murid-murid Yesus diajak untuk meninggalkan dosa yang telah dibuat untuk kembali kepada Allah dan terimalah Allah supaya meraja dalam hidup murid-murid-Nya artinya murid-murid Yesus diajak untuk menerima Kerajaan Allah. Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh Yesus setelah berkotbah dan mengajar murid-murid-Nya adalah memberikan mukjizat-mukjizat dan menyembuhkan orang yang sakit berdasarkan kuasa Allah, menerangi dan mengusir roh jahat, mengampuni dosa dalam nama Allah, memberi penghiburan kepada orang sakit, berkomunikasi dengan orang-orang berdosa, memberi kritikan dengan keras kepada orang Yahudi, memberi kemungkinan bahwa dunia akan krisis besar tetapi Allah memberi solusinya dan membentuk komunitas para murid yang hidup untuk mewartakan sabda-Nya Michel, 2001: 52. Sebutan-sebutan Yesus adalah sebagai berikut: 1 Putera Allah Putera Allah berarti sama dengan Anak Allah. Sebutan itu menunjuk pada suatu keyakinan bahwa Allah mengangkat Yesus dalam suatu relasi intim dengan- Nya, sehingga pesan abadi Allah terlukis dalam pribadi Yesus. Putera Allah berarti menunjukkan adanya saling akrab dan dekat antara Yesus dengan Bapa dan dalam satu kehendak Yesus taat dengan yang dikehendaki oleh Bapa. Sebutan tersebut juga berarti jemaat melihat Yesus sebagai Israel Baru yang menjadi harapan sekaligus pemenuhan bagi orang-orang Yahudi. Maka orang-orang Yahudi diangkat