Sumber Iman a. Tradisi dan Kitab Suci

63 Tradisi dalam bahasa Latin disebut tradere berarti melanjutkan, meneruskan. Penulis suci berkat dorongan Roh Kudus menuliskan wahyu tersebut dalam tradisi tadi, sehingga Tradisi itu disebut Alkitab. Jadi, Alkitab bagian dari Tradisi, sehingga Gereja mengatakan bahwa sumber iman dan ajaran Katolik berlandaskan pada Tradisi dan Alkitab Pidyarto, 2012: 163. Akan tetapi, Tradisi T kapital berbeda dengan tradisi-tradisi t bukan kapital, karena keduanya mengandung arti yang berbeda. Tradisi T kapital berarti berasal dari para rasul yang merupakan wahyu Allah sekaligus dihayati dan diimani oleh Gereja melalui ibadat, doa-doa, dan ajaran-ajarannya, sedangkan tradisi-tradisi t bukan kapital merupakan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh Gereja dan bersifat manusiawi Pidyarto, 2012: 38.

b. Magisterium Wewenang Mengajar

Sumber iman yang lain yaitu Magisterium Wewenang Mengajar. Untuk itu, Yesus dalam ajaran iman Katolik tampil sebagai Guru dan umat-Nya sebagai murid, termasuk pimpinan Gereja. Pimpinan Gereja hierarki bertugas untuk mempersatukan umat dalam iman lewat pewartaan Injil. Pewartaan Injil mencakup semua pelayanan umat yang dilaksanakan oleh para rasul dalam bidang kerigma dan katekese, liturgi dan pastoral sesuai ketiga tugas Yesus sebagai Guru, Imam dan RajaGembala. Oleh sebab itu, para rasul menyerahkan tugas mulia tersebut kepada para uskup sebagai pengganti para rasul untuk mengajar, supaya Injil selalu dipelihara secara utuh dan menyeluruh oleh Gereja Dister, 2004: 112. Pewartaan para rasul dan pelayanan para uskup merupakan unsur penerusan wahyu. Keduanya tak bisa dipisahkan, namun memiliki perbedaan. Perbedaannya 64 terletak pada pelaksanaan tugas, para rasul dalam pewartaannya bukan sebagai penerus wahyu melainkan juga sebagai wahyu itu sendiri, sebab para rasul menerima wahyu secara langsung sekaligus sebagai pelaku aktif. Untuk itu, penerusan wahyu yang dilakukan para rasul itulah yang menjadi dasar munculnya wahyu. Sedangkan tugas yang dilakukan para uskup melebihi tugasnya sebagai penerus wahyu. Para uskup bertugas untuk menjaga dan menafsirkan seluruhnya sesuai dengan yang diterima dari para rasul berarti para uskup tidak menambah, tidak mengurangi ataupun merubah hal tersebut. Oleh karena itu, wahyu yang telah diterima perlu dilestarikan dan dijaga serta dikembangkan secara penuh supaya mampu diterapkan sesuai dengan waktu dan tempat Dister, 2004: 113. Menurut keyakinan Gereja Katolik, penafsir Kitab Suci berprinsip pada Roh Kudus dan pelakunya Wewenang Mengajar Gereja yang hidup. Menurut dokumen Konstitusi Dogmatis dijelaskan bahwa menafsirkan secara autentik sabda Allah yang tertulis atau diturunkan itu dipercayakan kepada wewenang Gereja yang hidup, yang kewibawaannya dilaksanakan atas nama Yesus Kristus DV 10. Gereja Katolik sebagai umat Allah dan tubuh Kristus, seluruh umat beriman dipersatukan oleh-Nya melalui Roh Allah yang tampak dalam perkumpulan umat beriman. Jadi, kesatuan umat Allah dijamin oleh Roh Kudus sebagai asas kesatuan dan hierarki sebagai organ kesatuan Dister, 2004: 113. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah pimpinan Gereja tetap anggota umat beriman. Untuk itu, Magisterium tetap berada di bawah sabda Allah sebagai bentuk pengabdian kepadanya, karena Magisterium berperan sebagai penafsir yang berwenang dan sebagai murid yang mempunyai kerendahan hati, sehingga 65 Magisterium perlu mendengarkan sabda Allah dengan melihat gema sabda tersebut bagi seluruh umat beriman Dister, 2004: 115-116.

B. Katolik 1. Pengertian Katolik

Kata Katolik berasal dari bahasa Yunani: katholikos, dan terdiri dari dua kata yaitu kata dan holou. Kata Yunani berarti mengenai dan holou Yunani berarti keseluruhan. Dalam istilah katholikos mengandung makna ruang yang tanpa batas Ismartono, 1993: 70-71. “Katolik” Yunani Kat’ holon berarti berkaitan dengan semua atau keseluruhan. Gereja adalah Katolik, karena Tuhan telah memanggil Gereja supaya percaya secara penuh akan keseluruhan iman, mengamankan sakramen, menyampaikan ajaran, dan mewartakan kabar sukacita kepada semua umat dan seluruh bangsa Youcat 133. Kata Katolik sulit untuk diartikan. Secara harfiah, kata Katolik ini mengandung arti bahwa Gereja semakin berkembang di seluruh dunia. Sama halnya dengan ada uskup berarti ada jemaat, ada Gereja Katolik berarti ada Yesus Kristus yang mempunyai makna suatu perayaan Ekaristi yang diselenggarakan oleh Gereja yang dipimpin oleh uskup dan jemaat yang hadir tidak hanya jemaat setempat tetapi juga seluruh jemaat Gereja yang lainnya. Katolik digunakan untuk menyebut Gereja yang benar dan universal. Gereja disebut Katolik, sebab tersebar di seluruh dunia dan mengajarkan secara totalitas menyeluruh mengenai iman yang ditujukan kepada semua umat secara lengkap. Katolik merupakan sekumpulan jemaat kristiani yang mengakui Paus sebagai pemimpin KWI, 1996: 349-350. 66

2. Beriman Katolik

Beriman Katolik bukan hanya berarti suatu hal bahwa umat yang beragama Katolik berkumpul bersama karena memiliki iman kekatolikan yang sama, melainkan juga berarti suatu hal bahwa beriman seperti yang diimani oleh Gereja sekaligus percaya menurut ajaran yang disampaikan oleh Kristus. Pilarczyk 2002c: viii mengatakan bahwa Beriman Katolik tidak menuntut suatu studi profesional seumur hidup sebelum seseorang dapat memulainya. Pada dasarnya, beriman Katolik adalah suatu bentuk pengetahuan, pemahaman, dan tanggapanjawaban respons terhadap suatu kisah sejarah, bukan suatu cerita rekaan fiksi, tetapi kisah sejarah yang benar mengenai cinta Tuhan bagi kita sebagai umat ciptaan-Nya. Kisah itu memberikan dasar di mana semua aspek berpikir Katolik dan berperilaku Katolik bersandar. Jadi, beriman Katolik merupakan satu rangkaian dengan berpikir dan berperilaku Katolik dan semua terangkum didalamnya. Beriman Katolik sebagai wujud konkret dari berpikir Katolik dan berperilaku Katolik, karena beriman Katolik merupakan pengetahuan, pemahaman sekaligus tanggapanjawaban bahwa seseorang yang menganut agama Katolik, sungguh-sungguh mempunyai iman yang teguh dan percaya akan kehadiran serta sapaan Tuhan. Bahkan turut serta dan ambil bagian dalam karya cinta-Nya dengan sesama dan dengan Tuhan. Iman mencakup penerimaan kebenaran-kebenaran, namun memiliki iman berarti memberi diri kepada seseorang dan menjadi bagian dari kisah hidup orang itu terutama tentang kisah yang benar. Beriman Katolik berarti juga berbagi iman, karena hal tersebut menjadi bagian dalam karya cinta Tuhan di seluruh dunia. Jikalau umat menolak keterlibatan dalam karya cinta-Nya berarti umat kehilangan pusatnya dan hidupnya tidak bermakna. Dengan demikian, umat Katolik perlu menyadari bahwa karya cinta Tuhan perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dengan 67 sepenuh hati supaya Tuhan selalu tersenyum bagi umat-Nya, sebab iman tanpa perbuatan itu tidak bermanfaat dalam kehidupan Pilarczyk, 2002c: 2. Iman kepercayaan setiap orang selalu mengalami sekaligus mendapat tantangan dari berbagai pihak dan berbagai faktor. Tantangan-tantangan dan faktor- faktor tersebut antara lain kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, keberhasilan dan kekayaan, pangkat dan kekuasaan, kepentingan diri sendiri, memanjakan diri melalui kesenangan dan kenikmatan duniawi. Maka dari itu, untuk menjadi orang yang beriman Katolik ketika Tuhan berperan dalam karya keselamatan-Nya melalui iman, umat Katolik menanggapi bahwa iman tersebut kurang relevan dengan situasi perkembangan zaman Pilarczyk, 2002c: 5. Untuk itu, beriman Katolik perlu dilakukan oleh seluruh umat Katolik melalui dua unsur penting untuk menjadi orang yang beriman Katolik sejati. Unsur-unsur tersebut sebagai berikut:

a. Berpikir Katolik

Berpikir Katolik berarti bahwa orang yang beragama Katolik tidak hanya sekedar mengetahui tentang Kristus dan ajaran Gereja-Nya, melainkan juga mereka mampu mendalami pengetahuan-pengetahuan tersebut untuk menunjang perkembangan imannya, supaya semakin hidup dan semakin kokoh melekat dalam pribadi setiap orang yang beriman Katolik. Pilarczyk 2002a: x mengungkapkan: Berpikir Katolik adalah suatu pola pikir mindset, suatu sikap hati, suatu ikatan pengetahuan yang dalam, anggapan-anggapan, prioritas-prioritas, dan petunjuk-petunjuk yang diperoleh dari iman, dan yang pada gilirannya menguatkan dan menghidupkan iman itu sendiri. Berpikir Katolik seperti suatu file tersembunyi dalam program komputer kita yang mungkin tidak akan tampak dalam layar monitor, tetapi ia menentukan dan menguasai seluruh operasi program tersebut. Bila hal ini tidak ada, segalanya tidak akan berjalan.