BABBIIB DEVOSIBKEPADABBUNDABMARIABDALAMBKELUARGAB
B
Dalam bab II ini, penulis akan menguraikan tentang devosi kepada Bunda Maria dalam keluarga. Bab ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian pertama berisi
tentang devosi, bagian kedua berisi tentang Bunda Maria dan bagian ketiga berisi tentang keluarga.
A. DevosiBB 1. PengertianBDevosiB
Devosi berasal dari bahasa Latin devotio dengan kata kerja devovere. Devosi merupakan penghayatan iman. Devosi berarti suatu sikap yang diterapkan dalam
perbuatan nyata oleh seorang pribadi dalam mengarahkan diri kepada sesuatu seseorang yang dihormati dan dicintai dalam hidup. Apabila dalam devosi tersebut
mengarah kepada Allah, maka devosi tersebut sebagai devosi religius keagamaan. Hal itu diungkapkan oleh Groenen 1988: 150-151 bahwa penghayatan iman itu
namanya devosi. Devosi Latinnya: devotio, kata kerjanya devovere, berarti: suatu sikap hati serta perwujudannya, yang dengannya orang secara pribadi mengarahkan
diri kepada sesuatu atau seseorang, yang dihargai, dijunjung tinggi, dicintai dan ditujui. Maka, devosi tersebut melibatkan sikap umat yang dipandang melalui segi
emosional dan afektif serta tidak mengutamakan pola pikir dan akal budi dari umat. Devosi merupakan bentuk kebaktian kepada sesuatu yang diyakini dan
dipercaya oleh seseorang. Kekhasan devosi adalah objeknya sebagian dari iman Kristiani, objek tersebut dilambangkan dengan suatu bentuk yang nyata, sehingga
11
secara umum penghayatan seseorang menjadi peranan penting dalam melaksanakan devosi. Maka, devosi menjadi bentuk dari ungkapan iman Kristiani Jacobs, 2002:
247. Devosi merupakan sikap iman yang dinamis dalam melaksanakan kebiasaan
umat, karena devosi membutuhkan penerapan dan perwujudan secara konkret dalam hidup sehari-hari. Unsur penting dalam berdevosi adalah melibatkan hati atau
kehidupan afektif seseorang Darminta, 1995a: 36.
2. Ketentuan Devosi
Ketentuan dalam cara berdevosi ada dua macam yaitu ketentuan secara objektif dan ketentuan secara subjektif. Ketentuan-ketentuan tersebut ialah sebagai berikut:
a. Ketentuan Objektif
1 Devosi sunguh-sungguh merupakan motivasi dari Roh Kudus dan perlu adanya pedoman dalam pemilihan Roh, maka devosi perlu adanya persetujuan dari
Gereja. 2 Devosi mampu memupuk perubahan hidup manusia untuk tinggal di dalam-
Nya, sehingga semakin menghayati perasaan Yesus bukan hanya melalui batin melainkan juga melalui tindakan dan pengabdian.
b. Ketentuan Subjektif
1 Menyentuh hati seseorang, sehingga memotivasi dirinya untuk dekat dengan Tuhan dan mengalami perubahan dalam batinnya.
2 Devosi berdasarkan pada iman yang benar, maka seseorang dalam berdevosi perlu adanya keyakinan dan penghayatan terhadap imannya.