Persiapan dan Perlakuan Lahan Permodelan Pengambilan Sampel Buah Melon Analisis Residu Difenokonazol pada Buah Melon

G. Rancangan Penelitian

1. Persiapan dan Perlakuan Lahan Permodelan

Pentuan Lokasi Lahan Melon dan Area Perlakuan Penanaman Tanaman Melon Aplikasi formula fungisida difenokonazol pada plot perlakuan sesuai perhitungan dosis aplikasi Semprot 1 : Bunga mulai rontok dan muncul bakal buah Semprot 2 : 10 hari setelah penyemprotan pertama Semprot 3 : Menjelang panen kematangan ± 75 Kontrol Kontrol

2. Pengambilan Sampel Buah Melon

Gambar 3. Diagram Pengambilan Sampel Buah Melon secara Acak Terstratifikasi pada Lahan Perlakuan 100 tanaman melon Dibagi menjadi 3 bagian Bagian 1 Bagian 2 Bagian 3 Pilih 1 buah secara acak per hari Pilih 3 buah secara acak per hari Pilih 1 buah secara acak per hari

3. Analisis Residu Difenokonazol pada Buah Melon

Gambar 4. Skema Analisis Residu Difenokonazol Pada Buah Melon Keseluruhan Daging Kulit Kadar residu pada keseluruhan, kulit, daging buah melon hasil perlakuan Hipotesis 1 Laju Disipasi pada Tiap Lahan Menentukan DT 50 dan PHI Hipotesis 2 Hipotesis 3 Clean-up dengan C 18 Determinasi dengan GC-ECD Analisis Data Kadar residu pada keseluruhan, kulit, daging buah melon kontrol Analisis Data Determinasi dengan GC-ECD Ekstraksi Clean-up dengan C 18 Ekstraksi Keseluruhan Daging Kulit Sampel buah melon Kontrol Perlakuan Sampel buah melon diambil pada H-1 dan H0, H+1, H+3, H+5, H+7, H+14 setelah aplikasi terakhir

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Tanaman buah melon sering terkena serangan penyakit yang disebabkan oleh fungi Colletrotichum sp. yang biasa disebut dengan antraknosa atau penyakit patek. Salah satu cara penanggulangan serangan antraknosa adalah menggunakan fungisida sistemik seperti difenokonazol yang banyak digunakan oleh petani yang dapat mengganggu kesehatan konsumen. Supaya ketersediaan melon dipasaran tetap terjaga dan aman bagi konsumen maka perlu mengetahui kadar residu difenokonazol pada buah melon dan pola laju disipasi fungisida difenokonazol pada kondisi tropis di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dari laju disipasi dapat menentukan selang waktu antara aplikasi formulasi fungisida difenokonazol terakhir dengan saat panen PHI sehingga mengetahui waktu panen yang tepat dengan kadar residu yang sangat rendah dibawah BMR Codex 0,7 mgkg dan melon yang dikonsumsi aman bagi masyarakat Indonesia khususnya serta diterima dalam perdagangan internasional. Metode analisis yang digunakan untuk menentukan kadar residu difenokonazol pada buah melon adalah Gas Chromatography Electron Capture Detector GC-ECD. Metode analisis ini dilakukan validasi dan optimasi oleh Devi 2015 dengan rangkaian penelitian uji kesesuaian sistem GC-ECD, preparasi sampel buah melon, optimasi clean-up SPE C 18 , dan validasi metode analisis residu difenokonazol pada buah melon. Kinerja sistem GC-ECD teroptimasi memberikan kisaran linearitas 0,890 - 0,999 dengan LLMV 7,364 ngg, IDL Instrument Detection Limit 0,01 – 0,07 ngml dan IQL Instrument 51