Penyakit Antraknosa Pada Tanaman Melon

daunnya, pemanenan dilakukan secara bertahap, dengan mengutamakan buah yang benar-benar telah siap dipanen Kemenristek, 2015.

7. Penyakit Antraknosa Pada Tanaman Melon

Tanaman melon merupakan tanaman yang rentan terhadap berbagai serangan penyakit dan hal ini akan berakibat pada hasil buah yang diproduksi Nuryanto, 2007. Jenis penyakit yang sering muncul pada tanaman melon adalah penyakit jamur atau cendawan dan kekeringan Anonim, 2014. Tanaman melon memang membutuhkan kelembaban udara yang tinggi pada awal fase pertumbuhannya yaitu dari perkecambahan benih. Pada fase dewasa, tanaman memerlukan kelembaban udara lebih rendah disbanding pada fase pertumbuhan awal. Sementara kelembaban yang tinggi dan kualitas sirkulasi udara yang buruk dapat mengakibatkan tanaman mudah terserang penyakit, karena dengan kelembaban yang tinggi maka orgaisme penyebab penyakit seperti cendawan atau jamur dapat tumbuh dan mempengaruhi kondisi tanaman Nuryanto, 2007. Penyakit patek atau antraknosa merupakan salah satu jenis penyakit tanaman yang sering merepotkan petani atau pembudidaya. Kerugian yang ditimbulkan oleh serangan patek atau antraknosa ini terbilang sangat besar, bahkan tidak jarang penyakit ini menimbulkan kegagalan panen. Penyakit ini sangat sulit dikendalikan terutama jika kelembaban areal pertanaman sangat tinggi. Penyakit patek atau antraknosa disebakan oleh serangan cendawan. Penyakit ini terutama menyerang pada saat kelembaban udara tinggi dan suhu rendah. Penyebaran spora dan miselium cendawan penyebab antraknosa sangat cepat. Serangan sangat hebat terjadi pada saat kelembaban di atas 95 dan suhu udara dibawah 32 °C. Jenis cendawan yang paling sering menyebabkan timbulnya penyakit antraknosa adalah Colletrotichum sp. Nama cendawan Colletrotichum sp menjadi momok yang paling menakutkan terutama di daerah subtropis dan daerah tropis seperti Indonesia. Penyakit ini terutama sering menyerang tanaman melon Kurnianti, 2013. Penyakit antraknosa menyerang semua bagian tanaman yang ditandai dengan adanya bercak agak bulat berwarna cokelat muda, lalu berubah menjadi cokelat tua sampai kehitaman. Gejala lain adalah bercak bulat memanjang berwarna kuning atau cokelat. Buah yang terserang akan nampak bercak agak bulat dan berlekuk berwarna cokelat tua, disini cendawan akan membentuk massa spora berwarna merah jambu. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sitemik dengan bahan aktif yang bisa digunakan adalah difenokonazol Oktara, 2014.

E. Laju Disipasi Residu Pestisida