sedangkan caedo artinya membunuh. Dalam bahasa Indonesia kata tersebut menjadi fungisida Sumardiyono, 2013.
1. Peranan Fungisida dalam Pengelolaan Penyakit Tumbuhan
Kelompok organisme yang paling banyak menjadi patogen adalah jamur fungi, disusul oleh bakteri dan virus. Oleh karena itu, pengelolaan kimiawi
penyakit tumbuhan paling banyak menggunakan fungisida dan sebagian kecil bakterisida. Penyakit menyebar dari suatu tempat ke tempat lain bersama dengan
penyebaran spora, yang terjadi terutama dengan perantaraan angin, air, tanah dan serangga. Spora jamur berbobot ringan, sehingga mudah diterbangkan oleh angin
ke tempat yang jauh dan jatuh ke permukaan tanaman atau daun. Pada tanaman yang rentan, setelah patogen bertemu dengan permukaan tanaman atau daun,
maka spora akan berkecambah kemudian akan terjadi penetrasi yang diikuti dengan perkembangan patogen dalam jaringan tanaman. Fungisida yang
disemprotkan pada permukaan tanaman menghambat perkecambahan spora. Spora menjadi mati dan tidak terjadi penetrasi. Apabila sudah terjadi penetrasi,
perkembangan patogen dalam jaringan tanaman dapat dihambat apabila fungisida yang diaplikasikan dapat terserap oleh tanaman. Tanaman yang sudah menderita
sakit dapat disembuhkan atau dikurangi intensitas kerusakannya Sumardiyono, 2013.
2. Fungisida Sistemik
Fungisida sistemik adalah fungisida yang dapat masuk melewati kutikula dan terserap oleh tanaman, bersifat mobile bergerak atau ditranslokasikan dari
tempat aplikasi ke bagian tanaman yang lain, atau bergerak dari akar melalui
xilem ke daun. Fungisida sistemik dapat diaplikasikan sebagai fungisida protektan atau terapeutan. Fungisida jenis ini berfungsi mencegah perkembangan penyakit
sehingga dapat menyembuhkan tanaman yang sudah sakit atau menghambat perkembangan penyakit atau disebut juga fungisida kemoterapeutan. Fungisida
sistemik yang baik harus memenuhi beberapa kriteria : a.
Senyawa tersebut harus bersifat fungisidal atau dapat diubah menjadi senyawa yang beracun dalam tanaman.
b. Senyawa tersebut harus mempunyai fitotoksisitas yang sangat rendah karena
terserap oleh tanaman. c.
Senyawa tersebut harus dapat terserap oleh akar, daun atau biji sebelum dapat ditranslokasikan ke bagian tanaman yang lain Sumardiyono, 2013.
Setelah perlakuan dengan fungisida ini akan terjadi penetrasi ke dalam jaringan tanaman, kemudia ditranslokasikan ke bagian tanaman yang lain.
Fungisida sistemik bekerja sampai jarak yang jauh dari tempat aplikasi dan dapat menyembuhkan tanaman yang sudah sakit. Fungisida sitemik bekerja bersama
dengan proses metabolism tanaman. Fungisida sistemik hanya bekerja pada satu tempat dari bagian sel jamur, sehingga disebut mempunyai cara kerja single site
action atau spesifik. Jenis-jenis fungisida sistemik diantaranya golongan oksatin, metalaksil, benzimidazol, fosfat organik, pirimidin, triazol dan strobilurin
Sumardiyono, 2013.
3. Paparan dan Pengaruh Samping Fungisida