E. Tata Cara Penelitian
1. Penyiapan Lahan Permodelan Tanaman Melon
Tanaman buah melon yang digunakan berasal dari 3 lokasi lahan pertanian melon di area provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki
kelembaban, curah hujan, ketinggian tempat, jenis tanah, kandungan bahan organik tanah dan pH tanah yang berbeda. Adapun lokasi lahan pertanian melon
yang digunakan untuk permodelan antara lain lokasi pertama terletak di dusun Siliran Kecamatan Wates Kabupaten Kulonprogo, lokasi kedua terletak di dusun
Pelemsewu Kelurahan Panggungharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul dan lokasi ketiga terletak di dusun Demangan Lama Kelurahan Wedomartani
Kecamatan Ngemplak Kabupaten Sleman. Seluruh tanaman melon pada masing-masing lahan ditanam dan diolah
seperti biasa petani mengolahnya dan diberikan pestisida, pupuk maupun obat oleh petani seperti biasa tanpa mengandung bahan aktif difenokonazol. Bibit
melon yang dipakai adalah jenis Action. Jarak antar tanaman melon dan jarak antar baris masing-masing secara berturut-turut adalah 40 cm dan 2 meter lokasi
Siliran, Kulonprogo, 40 cm dan 30 cm lokasi Ngemplak, Sleman, 40 cm dan 40 cm lokasi Panggungharjo, Bantul. Luas tanaman melon bagian kelompok
perlakuan berbeda-beda setiap lahan yaitu masing-masing 20 meter x 30 meter lokasi Siliran, Kulonprogo, 22,75 meter x 1 meter lokasi Panggungharjo,
Bantul dan 14,0 meter x 1,9 meter lokasi Ngemplak, Sleman. Jumlah tanaman melon yang diberi perlakuan penyemprotan fungisida formulasi difenokonazol
donasi dari PT Syngenta masing-masing lahan ada 100 tanaman melon sehingga
luas bagian kelompok perlakuan setiap lahan berbeda-beda sedangkan sisa tanaman melon yang lain sebagai kelompok kontrol tanpa penyemprotan fungisida
formulasi difenokonazol donasi dari PT Syngenta.
2. Pengecekan Curah Hujan, Suhu dan Kelembaban Lahan
Dilakukan oleh BMKG Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Daerah Istimewa Yogyakarta selama proses penanaman.
3. Pengecekan Jenis Tanah, pH Tanah dan Kandungan Bahan Organik