mengandung residu difenokonazol sehingga dapat digunakan sebagai pembanding negatif terhadap sampel perlakuan.
B. Aplikasi Formula Fungisida Difenokonazol Pada Tanaman Melon
Sebelum formula fungisida difenokonazol diaplikasikan ke tanaman melon, dilakukan kalibrasi penyemprotan terlebih dahulu. Perhitungan dosis
aplikasi berdasarkan luas lahan karena sudah kebiasaan petani dan industri yang memproduksi formula fungisida pada label berdasarkan luas lahan. Kadar
difenokonazol pada label formula dari PT Syngenta sebesar 125 gL dengan aturan pakai maksimum 1 mlL dengan volume larutan semprot 600 Lha.
Dengan adanya hasil kalibrasi penyemprotan, dosis formula difenokonazol di dalam sejumlah volum larutan semprot dapat disemprotkan
merata ke seluruh tanaman melon pada masing-masing lahan sehingga kadar yang diterima setiap tanaman buah melon sama.
Tabel V. Data Hasil Kalibrasi Penyemprotan
Siliran Kulonprogo
Panggungharjo Bantul
Wedomartani Sleman
Luas lahan 60 m
2
22,7 m
2
26,6 m
2
Volume cairan formulasi hasil
perhitungan 3,6 ml
1,365 ml 2 ml
Volume cairan semprot hasil
kalibrasi 4 liter
4 liter 4 liter
Waktu penyemprotan
hasil kalibrasi 3 menit 16 detik
3 putaran, habis tidak ada
sisa, seluruh tanaman rata
terkena semprotan
6 menit 3 putaran, habis
tidak ada sisa, seluruh tanaman
rata terkena semprotan
Kedua plot masing- masing 2 menit 50
detik 1 putaran, habis tidak ada
sisa, seluruh tanaman rata
terkena semprotan
Tabel VI. Dosis Aplikasi Penyemprotan Fungisida Formulasi Difenokonazol
Siliran, Kulonprogo luas
60 m
2
Panggungharjo, Bantul luas 22,7 m
2
Wedomartani, Sleman luas 26,6 m
2
3,6 ��
4 �
� 1,4
�� 4
� �
2,0 ��
6 �
� Penyemprotan formula difenokonazol dilakukan sebanyak 3 kali yaitu
penyemprotan pertama ketika bunga pada tanaman melon rontok dan mulai muncul bakal buah karena pada saat itu jamur sangat mudah tumbuh.
Penyemprotan kedua 10 hari setalah penyemprotan pertama serta penyemprotan ketiga dilakukan saat buah melon siap panen dengan kematangan mencapai 75.
C. Pengambilan Sampel Buah Melon dari Lahan Permodelan Tanaman
Melon dan Preparasi Sampel Buah Melon
Setelah aplikasi formula difenokonazol yang terakhir, mulai 1 hari sebelum semprot terakhir H-1 sampel buah melon diambil, selanjutnya diambil
pada hari ke-0, 1, 3, 5, 7 dan 14 setelah aplikasi terakhir. Pengambilan sampel buah melon 75 masak dilakukan secara acak terstratifikasi baik untuk sampel
perlakuan maupun sampel kontrol masing-masing sebanyak 5 buah melon. Pengambilan sampel acak terstratifikasi adalah pengambilan sampel buah melon
dengan cara mengelompokkan tanaman buah melon pada plot perlakuan menjadi bagian tepi dan tengah kemudian setiap kelompok masing-masing diambil sebagai
sampel. Melalui pengambilan sampel secara acak terstratifikasi diharapkan sampel dapat terambil dan mewakili semua kelompok yang ada, sehingga tidak ada
kelompok yang terabaikan Nasution, 2003. Sampel kontrol diambil lebih dahulu dari petakan lain yang jaraknya paling jauh dari petakan sampel perlakuan karena
diharapkan dengan jarak yang paling jauh untuk menghindari drifting residu
difenokonazol sehingga tidak mengandung residu difenokonazol. Drifting merupakan titik-titik semprot ketika penyemprotan berlangsung ikut terbawa
angin. Pengambilan sebanyak 5 buah tersebut berdasarkan aturan FAO yaitu untuk pengambilan sampel tanaman dengan buah yang beratnya lebih dari 250
gram, diharuskan mengambil sebanyak 5 buah sampel atau sekurang-kurangnya 2 kg FAO, 1999.
Sampel diambil menggunakan gunting bersih dan sarung tangan, terlebih dahulu sampel dibersihkan dengan sikat halus untuk menghilangkan kotoran-
kotoran atau sisa-sisa pasir yang menempel pada permukaan kulit buah melon. Pembersihan dengan sikat ini dilakukan secara perlahan dan halus supaya
mengurangi terjadinya kehilangan senyawa target yaitu residu fungisida difeokonazol. Setelah dibersihkan masing-masing sampel buah melon dimasukkan
ke dalam kantong plastik bening dan diberi label kemudian segera dibawa ke laboratorium untuk dilakukan preparasi.
D. Penetapan Kadar Residu Difenokonazol pada Sampel Buah Melon