Penentuan Kadar Residu Fungisida Difenokonazol Penentun Laju Disipasi Residu Fungisida Difenokonazol Penentuan Waktu-Degradasi DT Penentuan Pre-Harvest Interval PHI

sistem kromatografi gas yang optimum. Adapun kondisi kromatografi gas detektor penangkap elektron yang digunakan yaitu: Tabel II. Kondisi Optimum Sistem Kromatografi Gas yang Digunakan Sanjayadi, 2014 Parameter Kondisi optimum 1. Injektor split Suhu injektor 230 °C Volume injeksi 2 µl 2. Oven Panjang kolom 25 meter Fase diam 5-phenyl-methylpolysiloxane Temperatur Terprogram 100 °C 3 menit 30 °Cmenit, 245 °C 30 menit 30 °C menit, 260 °C 15 menit 3. Detektor Detektor ECD 63 Ni Suhu detektor 295 °C 4. Gas Gas N 2 UHP Laju alir gas 1mlmenit

F. Analisa Hasil

1. Penentuan Kadar Residu Fungisida Difenokonazol

Untuk menentukan kadar residu difenokonazol pada sampel buah melon dilakukan dengan cara setelah didapatkan luas puncak DCB dan luas area dua puncak difenokonazol pada kromatogram, ditentukan jumlah luas puncak difenokonazol kemudian menentukan rasio luas puncak difenokonazol dengan luas puncak DCB. Rasio yang diperoleh diintrapolasikan ke dalam persamaan regresi linier kurva baku yang sudah diperoleh. Kadar residu difenokonazol dihitung dengan menggunakan persamaan: y = Bx + A dimana y merupakan rasio luas puncak analit dengan DCB dan x adalah kadar analit yang diperoleh.

2. Penentun Laju Disipasi Residu Fungisida Difenokonazol

Laju disipasi residu fungisida difenokonazol merupakan slope hubungan antara hari vs ln kadar mgkg residu fungisida difenokonazol.

3. Penentuan Waktu-Degradasi DT

50 DT 50 merupakan waktu yang diperlukan residu fungisida difenokonazol untuk 50 terdegradasiterdisipasi. DT 50 merupakan parameter penting penanda kecepatan degradasi. Adapun persamaan yang digunakan untuk menghitung DT 50 adalah : �� 50 = ln 2 � = 0,693 � Keterangan : k = laju disipasi Abdallah, 2014.

4. Penentuan Pre-Harvest Interval PHI

Penentuan PHI dilakukan dengan cara menentukan titik potong pada kurva kadar vs hari setelah aplikasi terakhir antara proses disipasi mulai paling cepat menuju proses disipasi yang lambat atau bentuk kurva mulai mendatar. Setelah titik potong ditemukan kemudian menentukan persamaan y = bx + a yang dihasilkan dari kedua kurva hasil perpotongan dengan menggunakan program powerfit Universiteit Utrecht faculteit scheikunde. Kemudian slope antara kedua persamaan garis dilakukan uji signifikansi dengan uji t t-test, apabila slope antara garis hasil perpotongan berbeda signifikan maka titik potong tersebut adalah sebagai PHI Noegrohati, 2015. Gambar 2. Penentuan Titik Potong Sebagai PHI Noegrohati, 2015.

5. Uji Signifikansi Kadar Residu Difenokonazol pada Kulit dan Daging