47
yang baik pada setiap butir soal dapat menunjukkan hasil ulangan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki siswa.
12. Efektivitas Pengecoh
Soal tes objektif jenis pilihan ganda terdiri dari pertanyaan dan diikuti beberapa alternatif pilihan jawaban. Alternatif pilihan jawaban tersebut
terdiri dari satu jawaban benar dan beberapa pengecoh. Purwanto 2010: 108 mengemukakan bahwa pengecoh atau distractor merupakan pilihan
jawaban selain kunci jawaban. Pendapat senada dikemukakan oleh Sudijono 2006: 409 yang mengatakan bahwa pengecoh adalah jawaban-jawaban
yang salah, kecuali kunci jawaban soal tersebut. Pengecoh digunakan untuk mengecoh peserta didik dalam memilih jawaban soal.
Pengecoh yang baik adalah yang mampu membuat siswa harus melakukan pemahaman terhadap pertanyaan sehingga dapat menentukkan
jawaban yang benar. Hal ini sesuai dengan pendapat Djiwandono 2008: 225 yang menyatakan bahwa kemiripan pengecoh dengan kunci jawaban
harus diusahakan sedemikian rupa sehingga hanya dapat dibedakan melalui pemahaman terhadap materi yang diujikan.Berbagai pendapat di atas
menekankan bahwa pengecohmerupakan pilihan jawaban selain kunci jawaban yang dapat mengecoh siswa dalam memilih atau menentukan
pilihan jawaban yang tepat, sehingga diperlukan kemampuan dalam memahami soal maupun pilihan jawaban. Hal ini berhubungan dengan
kemampuan siswa dalam memahami materi yang diujikan. Setiap pengecoh pada masing-masing butir soal harus berfungsi dengan baik. Guna
48
mengetahui keberfungsian atau keefektifan setiap pengecoh perlu dilakukan analisis terhadap efektivitas pengecoh tersebut.
Uno dan Koni 2012: 157 berpendapat bahwa analisis efektivitas pengecoh adalah salah satu analisis soal yang digunakan pada tes pilihan
ganda. Analisis efektifitas pengecoh digunakan untuk mengetahui keberfungsian pengecoh dalam suatu butir soal. Pendapat senada
dikemukakan oleh Endrayanto dan Harumurti 2014: 270 yang mengatakan bahwa untuk dapat mengetahui keefektifan pengecoh butir soal, seorang
guru atau tim penyusun soal perlu melakukan analisis efektivitas pengecoh. Arifin 2009: 284 berpendapat bahwa analisi efektivitas pengecoh
dapat dilakukan dengan cara seperti pada rumus berikut ini.
�� = �
� − � � −
⁄ �
Keterangan:
IP : Indeks pengecoh P : Jumlah siswa yang memilih pengecoh
N : Jumlah siswa yang mengikuti tes B : Jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar pada setiap soal
n : Jumlah alternatif jawaban 1 : Bilangan tetap
Sumber: Arifin, 2009: 284
Selain menggunakan rumus seperti yang telah diuraikan sebelumnya, analisis pengecoh dapat berpedoman pada pendapat Basuki dan Hariyanto
2014: 144 yang mengemukakan bahwa setiap pengecoh pada butir soal dapat dikatakan berfungsi dengan baik apabila pengecoh tersebut paling
sedikit dipilih oleh 5 peserta tes. Pengecoh yang tidak berfungsi dengan baik atau yang tidak dapat mengecoh siswa disarankan untuk diperbaiki atau
diganti. Hal senada diungkapkan oleh Sudijono 2006: 411 yang mengatakan bahwa setiap pengecoh pada butir soal dapat berfungsi dengan
49
baik apabila pengecoh tersebut sekurang-kurangnya telah dipilih oleh 5 dari seluruh peserta tes.
Berdasarkan berbagai pendapat yang telah diuraikan sebelumnya, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa analisis efektivitas pengecoh
adalah suatu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah setiap pengecoh pada masing-masing butir soal dapat berfungsi dengan baik atau
tidak dalam mempengaruhi siswaketika menjawab soal. Selain itu, dapat disimpulkan bahwa pengecoh dapat dikatakan berfungsi dengan baik apabila
setiap pengecoh telah dipilih oleh paling sedikit 5 dari keseluruhan peserta tes. Sementara itu, pengecoh yang tidak berfungsi dengan baik disarankan
untuk diperbaiki.
13. Program Analisis Data ItemanItems and Test Analysis