Analisis butir soal pilihan ganda ulangan akhir semester genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran IPA kelas V SD di Kecamatan Depok.

(1)

ABSTRAK

Analisis Butir Soal Pilihan Ganda Ulangan Akhir Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Di Kecamatan Depok

Oleh: Annisa Sinta Putri

NIM: 121134037

Latar belakang penelitian ini adalah guru kelas V SD di Kecamatan Depok belum menganalisis butir soal UAS genap pilihan ganda. Analisis butir soal penting untuk dilakukan guna mengetahui kekurangan butir soal, sehingga dapat diperbaiki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan efektivitas pengecoh butir soal pilihan ganda UAS genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran IPA kelas V SD di Kecamatan Depok.

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif non eksperimental. Populasi penelitian ini adalah 49 SD yang mengimplementasikan Kurikulum 2006/ KTSP. Sampel penelitian adalah 27 SD. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan dokumentasi. Instrumen penelitian adalah pedoman wawancara dan daftar centang. Teknik analisis data dilakukan secara kualitatif untuk mengetahui validitas, sedangkan analisis kuantitatif untuk mengetahui reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan efektivitas pengecoh menggunakan program MicroCat Iteman versi 3.00.

Hasil analisis data menunjukkan (1) 96,67% butir soal UAS valid. (2) Koefisien Alpha sebesar 0,758 menunjukkan bahwa tingkat reliabilitas tinggi. (3) Proporsi tingkat kesukaran butir soal belum sesuai dengan proporsi tingkat kesukaran soal UAS. (4) Daya pembeda butir soal adalah 63,33% baik, 30% sedang, dan 6,67% jelek. (5) Pengecoh berfungsi pada 17 butir soal (56,67%) dan tidak berfungsi pada 13 butir soal (43,33%).


(2)

ABSTRACT

Analysis of the Second Semester Final Examination Multiple Choice Items on Science Subject at Academic Year 2014/2015 on 5th Grade Elementary School

in District of Depok

Annisa Sinta Putri NIM: 121134037

5th grade elementary school teachers in Depok do not analyze second semester final examinations multiple choice items yet. This study aims to determine the science subject multiple choice items validity, reliability, difficulty index, discriminating power, and the distractor effectiveness in 5th grade elementary school second semester final examination at academic year 2014/2015 in District of Depok.

This research type is a quantitative non experimental descriptive. The populations are 49 elementary schools implementing Curriculum 2006 (KTSP) and the samples are 27 elementary schools. The data are collected through interviews and documentations. Instrument research are interview guide and check list. Data analysis technique is done by qualitatively to analyze the validity and quantitatively to determine the reliability, difficulty index, discriminating power, and the distractor effectiveness using the program MicroCat Iteman 3.00 version.

The result shows that (1) 96,67% items are valid. (2) Alpha coefficient of 0,758 indicates that the high level of reliability is achieved. (3) The items proportion of difficulty index is not in accordance to the proportion of the difficulty index in final examination. (4) The items discriminating power is 63,33% good, 30% moderate, and 6,67% not good. (5) The distractor functions on 17 items (56,67%) and not function on 13 items (43,33%).


(3)

i ANALISIS BUTIR SOAL PILIHAN GANDA ULANGAN AKHIR

SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2014/2015MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD DI KECAMATAN DEPOK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Annisa Sinta Putri

NIM: 121134037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(4)

(5)

(6)

iv HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ilmiah sederhana ini peneliti persembahkan kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberikan kemudahan, petunjuk, dan perlindungan di setiap langkahku, memberikan kesehatan, serta mendengarkan dan mengabulkan permohonanku.

2. Kedua orangtuaku yang selalu memberikan doa, semangat, dan selalu mendukungku.

3. Sahabat-sahabatku yang selalu mendukung dan membantuku. 4. Almamaterku Universitas Sanata Dharma.


(7)

v HALAMAN MOTTO

“Doing the right thing is always more difficult than doing the wrong thing. That’s why good people are great, because they overcome that difficulty”

~ Dinda Puspitasari ~

“Do something because you enjoy doing it, you believe it brings value to your life and you just know that it’s the bright thing to do”


(8)

vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 25 Januari 2016 Penulis,


(9)

vii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Annisa Sinta Putri

Nomor Mahasiswa : 121134037

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

ANALISIS BUTIR SOAL PILIHAN GANDA ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2014/2015MATA

PELAJARAN IPA KELAS V SD DI KECAMATAN DEPOK

Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal, 25 Januari 2016 Yang menyatakan,


(10)

viii ABSTRAK

Analisis Butir Soal Pilihan Ganda Ulangan Akhir Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Di Kecamatan Depok

Oleh: Annisa Sinta Putri

NIM: 121134037

Latar belakang penelitian ini adalah guru kelas V SD di Kecamatan Depok belum menganalisis butir soal UAS genap pilihan ganda. Analisis butir soal penting untuk dilakukan guna mengetahui kekurangan butir soal, sehingga dapat diperbaiki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan efektivitas pengecoh butir soal pilihan ganda UAS genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran IPA kelas V SD di Kecamatan Depok.

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif non eksperimental. Populasi penelitian ini adalah 49 SD yang mengimplementasikan Kurikulum 2006/ KTSP. Sampel penelitian adalah 27 SD.Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan dokumentasi. Instrumen penelitian adalah pedoman wawancara dan daftar centang. Teknik analisis data dilakukan secara kualitatif untuk mengetahui validitas, sedangkan analisis kuantitatif untuk mengetahui reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan efektivitas pengecoh menggunakan program MicroCat Iteman versi 3.00.

Hasil analisis data menunjukkan (1) 96,67% butir soal UAS valid. (2) Koefisien Alpha sebesar 0,758 menunjukkan bahwa tingkat reliabilitas tinggi. (3) Proporsi tingkat kesukaran butir soal belum sesuai dengan proporsi tingkat kesukaran soal UAS. (4) Daya pembeda butir soal adalah63,33%baik, 30% sedang, dan 6,67% jelek. (5) Pengecoh berfungsi pada 17 butir soal (56,67%) dan tidak berfungsi pada 13 butir soal (43,33%).


(11)

ix ABSTRACT

Analysis of the Second Semester Final Examination Multiple Choice Items on Science Subject at Academic Year 2014/2015 on 5th Grade Elementary School

in District of Depok

Annisa Sinta Putri NIM: 121134037

5th grade elementary school teachers in Depok do not analyze second semester final examinations multiple choice items yet. This study aims to determine the science subject multiple choice items validity, reliability, difficulty index, discriminating power, and the distractor effectiveness in 5th grade elementary school second semester final examination at academic year 2014/2015 in District of Depok.

This research type is a quantitative non experimental descriptive. The populations are 49 elementary schools implementing Curriculum 2006 (KTSP) and the samples are 27 elementary schools. The data are collected through interviews and documentations. Instrument research are interview guide and check list. Data analysis technique is done by qualitatively to analyze the validity and quantitatively to determine the reliability, difficulty index, discriminating power, and the distractor effectiveness using the program MicroCat Iteman 3.00 version.

The result shows that (1) 96,67% items are valid. (2) Alpha coefficient of 0,758 indicates that the high level of reliability is achieved. (3) The items proportion of difficulty index is not in accordance to the proportion of the difficulty index in final examination. (4) The items discriminating poweris 63,33% good, 30% moderate, and 6,67% not good. (5) The distractor functions on 17 items (56,67%) and not function on 13 items (43,33%).


(12)

x KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian serta menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Butir Soal Pilihan Ganda Ulangan Akhir Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Di Kecamatan Depok.” Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa arahan, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian skripsi.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. selaku Ketua Program Studi PGSD yang telah memberikan kesempatan dan dukungan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi PGSD yang telah memberikan dukungan kepada penulis sehingga penulisan skripsi dapat berjalan lancar.

4. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan, dorongan, tenaga, dan pikiran sehingga penulisan skripsi dapat berjalan lancar.

5. Irine Kurniastuti, S.Psi., M.Psi. selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, dorongan, tenaga, dan pikiran sehingga penulisan skripsi dapat berjalan lancar.

6. Pihak Sekolah Dasar yang memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

7. Keluarga penulis, Sujiyana, S.ST. dan Sri Purwantati selaku orangtua penulis yang selalu memberikan semangat dan dorongan kepada penulis selama proses penyusunan skripsi.


(13)

xi 8. Teman seperjuangan Stefi, Titis, Yosi, Erlin, Ayu, Intan, Arum, Riza, Tina, Lia, Yayan, Boni, Anton, dan Wawan yang senantiasa mendukung dan memberi semangat hingga selesainya skripsi ini. 9. Teman-teman PGSD 2012 Kelas A atas kebersamaan dan keceriaan. 10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan dukungan dan bantuan selama penelitian dan penyusunan skripsi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan rendah hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Penulis,


(14)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

HALAMAN MOTTO... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... vii

ABSTRAK... viii

ABSTRACT... ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR GAMBAR... xvii

DAFTAR LAMPIRAN SKRIPSI... xviii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Pembatasan Masalah... 8

C. Rumusan Masalah... 9

D. Tujuan Penelitian... 10

E. Manfaat Penelitian... 10

F. Definisi Operasional... 11

BAB II LANDASAN TEORI... 14

A. Landasan Teori... 14

1. Evaluasi... 14

2. Instrumen Penilaian... 15

3. Instrumen Penilaian berupa Tes ... 16

4. Tes Pilihan Ganda... 19

5. Ulangan Akhir Semester (UAS) ... 24


(15)

xiii

7. Analisis Butir Soal... 29

8. Validitas………... 31

9. Reliabilitas………... 36

10.Tingkat Kesukaran... 38

11.Daya Pembeda... 41

12.Efektivitas Pengecoh... 46

13. Program ITEMAN……… 49

B. Hasil Penelitian yang Relevan... 57

C. Kerangka Berpikir... 61

D. Hipotesis Penelitian... 63

BAB III METODE PENELITIAN... 64

A. Jenis Penelitian... 64

B. Waktu dan Tempat Penelitian... 64

C. Populasi dan Sampel... 65

D. Variabel Penelitian... 69

E. Teknik Pengumpulan Data... 69

F. Instrumen Penelitian... 71

G. Teknik Analisis Data... 74

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 80

A. Deskripsi Penelitian... 80

B. Hasil Penelitian... 82

1. Hasil Analisis Validitas ....……… 82

2. Hasil Analisis Reliabilitas………. 86

3. Hasil Analisis Tingkat Kesukaran... 87

4. Hasil Analisis Daya Pembeda... 92

5. Hasil Analisis Efektivitas Pengecoh... 99

C. Pembahasan... 122

1. Validitas ………... 123

2. Reliabilitas……… 125

3. Tingkat Kesukaran... 127

4. Daya Pembeda... 129


(16)

xiv

BAB V PENUTUP... 135

A. Kesimpulan... 135

B. Keterbatasan Penelitian... 136

C. Saran... 137

DAFTAR REFERENSI... 139


(17)

xv DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kelebihan dan Kelemahan Soal Pilihan Ganda………... 22

Tabel 2.2 SK dan KD Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Semester Genap... 27

Tabel 2.3 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan KoefisienAlpha…………... 37

Tabel 2.4 Kategori Tingkat Kesukaran………... 40

Tabel 2.5 Proporsi Tingkat Kesukaran………... 40

Tabel 2.6 Kategori Daya Pembeda………... 43

Tabel 2.7 Pedoman Kategori Daya Pembeda Butir Soal………. 44

Tabel 3.1 Populasi Penelitian………... 66

Tabel 3.2 Sampel Penelitian………... 68

Tabel 3.3 Pedoman Wawancara………... 72

Tabel 3.4 Daftar Centang (check list) ………... 73

Tabel 3.5 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Koefisien Alpha………. 75

Tabel 3.6 Kategori Tingkat Kesukaran………... 77

Tabel 3.7 Proporsi Tingkat Kesukaran………... 77

Tabel 3.8 Pedoman Kategori Daya Pembeda Butir Soal………. 78

Tabel 4.1 Keputusan berdasarkanHasil Analisis Validitas Butir Soal UAS Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 Mata Pelajaran IPA Kelas V………... 84

Tabel 4.2 Hasil Analisis Validitas Butir Soal UAS Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 Mata Pelajaran IPA Kelas V……….. 85

Tabel 4.3 Persentase Butir Soal Valid dan Butir Soal Tidak Valid………. 85

Tabel 4.4 Koefisien Reliabilitas pada Output Iteman Scale Statistics…… 87

Tabel 4.5 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Koefisien Alpha………. 87

Tabel 4.6 Kriteria Tingkat Kesukaran Butir Soal……… 88

Tabel 4.7 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal UAS Genap Mata Pelajaran IPA Kelas V………... 89

Tabel 4.8 Persentase Jumlah Soal Berdasarkan Kategori Tingkat Kesukaran………... 90

Tabel 4.9 Proporsi Tingkat Kesukaran………... 91


(18)

xvi Tabel 4.11 Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal UAS Genap Mata

Pelajaran IPA Kelas V………... 94 Tabel 4.12 Persentase Jumlah Soal Berdasarkan Kategori Daya Pembeda

Butir Soal………... 95 Tabel 4.13 Hasil Analisis Efektivitas Pengecoh Butir Soal UAS Genap

Mata Pelajaran IPA Kelas V………... 100 Tabel 4.14 Persentase Jumlah Butir Soal berdasarkan Keefektifan


(19)

xvii DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Entry Data pada Notepad………... 52 Gambar 2.2 Hasil Analisis Item Statistics dan Alternative Statistics………. 54 Gambar 2.3 Hasil Analisis Scale Statistics……… 55 Gambar 2.4 Literature Map Hasil Penelitian yang Relevan……….. 60 Gambar 2.5 Alur Kerangka Berpikir Analisis Butir Soal……….. 63 Gambar 4.1 Diagram Persentase Butir Soal Valid dan Tidak Valid……….. 86 Gambar 4.2 Diagram Persentase Tingkat Kesukaran Butir Soal…………... 91 Gambar 4.3 Diagram Persentase Kategori Daya Pembeda Butir Soal…….. 96 Gambar 4.4 Diagram Persentase Jumlah Butir Soal berdasarkan

Keefektifan Pengecohnya……….. 119 Gambar 4.5 Contoh Analisis Output Iteman……….. 120


(20)

xviii DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Pelaksanaan Penelitian……….. 143

Lampiran 2 Daftar Nama Mahasiswa………... 144

Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian………… 145

Lampiran 4 Paket Soal Pilihan Ganda UAS Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Di Kecamatan Depok……… 146

Lampiran 5 Kunci Jawaban Soal Pilihan Ganda UAS Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Di Kecamatan Depok………. 150

Lampiran 6 Lembar Jawaban Salah Satu Siswa Kelas V... 151

Lampiran 7 Nama Siswa atau Peserta UAS IPA Kelas V……… 152

Lampiran 8 Pedoman Wawancara……… 166

Lampiran 9 Daftar Centang (check list) ………... 167

Lampiran 10 Kisi-kisi Penyusunan Butir Soal UAS Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 IPA Kelas V………. 168

Lampiran 11 Tabel Analisis Kesesuaian Butir Soal dengan SK, KD, dan Indikator………...………. 172

Lampiran 12 Hasil Pengolahan Data Menggunakan MicroCat Iteman Versi 3.00………..……… 182

Lampiran 13 Tabel Penghitungan Daya Pembeda Butir Soal Secara Manual………..………. 189


(21)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Bab I membahas mengenai latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional. A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan pendidikan adalah salah satu upaya mendorong masyarakat untuk dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya. Selain itu, kegiatan pendidikan bertujuan untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satu komponen yang menjadi sasaran peningkatan kualitas pendidikan adalah sistem pembelajaran di kelas. Proses pembelajaran adalah tanggung jawab guru dalam mengembangkan segala potensi yang dimiliki masing-masing siswa sebagai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan adalah membangun masyarakat yang memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, berkepribadian, memiliki kecerdasan, dan berakhlak mulia. Tujuan tersebut sebaiknya telah direncanakan dan disusun oleh guru sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal ini sejalan dengan pendapat Kunandar (2013:3) yang menyatakan bahwa guru memiliki kewajiban untuk menyusun perencanaan pembelajaran sebelum melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar.

Ketika proses pembelajaran dipandang sebagai cara untuk mencapai tujuan pendidikan, kegiatan evaluasi pada proses pembelajaran menjadi suatu hal yang penting untuk dilaksanakan. Guru harus melakukan evaluasi pada proses pembelajaran untuk mengetahui ketercapaian tujuan yang telah direncakan sebelumnya. Arikunto (2012: 2) berpendapat bahwa evaluasi adalah kegiatan


(22)

2 mengumpulkan informasi mengenai aktivitas pembelajaran yang telah dilakukan kemudian informasi tersebut digunakan sebagai alat untuk menentukan tindak lanjut yang tepat. Tujuan pelaksanaan kegiatan evaluasi sebagaimana diuraikan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 58 ayat 1 adalah untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar siswa secara berkesinambungan. Kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam melakukan evaluasi adalah dengan memberikan tes atau tugas yang harus dikerjakan oleh siswa.

Salah satu alat evaluasi yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah tes hasil belajar berupa Ulangan Akhir Semester (UAS). UAS dilaksanakan setiap akhir semester atau setiap akhir tahun pelajaran. Tujuan pelaksanaan UAS adalah mengetahui kemampuan dan keberhasilan siswa dalam memahami materi yang telah disampaikan pada satu semester proses pembelajaran. Selain itu, tujuan pelaksanaan UAS adalah untuk mengetahui ketercapaian tujuan yang telah direncakan oleh guru. Soal yang dikerjakan siswa pada saat UAS merupakan soal yang disusun oleh guru. Salah satu bentuk soal UAS yang disusun oleh guru adalah bentuk soal pilihan ganda. Penyusunan butir soal pilihan ganda pada soal UAS harus memenuhi syarat tes pilihan ganda yang baik, sehingga dapat menghasilkan butir soal dengan kualitas baik. Hal tersebut berkaitan dengan alasan yang menyatakan bahwa apabila tes disusun dengan baik maka tes tersebut dapat menunjukkan dan mengukur kemampuan siswa yang sesungguhnya.

Syarat tes pilihan ganda yang baik berdasarkan pendapat Kunandar (2014: 201) adalah suatu tes pilihan ganda harus memiliki validitas dan reliabilitas tinggi, selain itu setiap butir memiliki daya pembeda dan memiliki tingkat kesukaran dengan proporsi 30% butir soal dengan kategori mudah, 50% butir soal sedang,


(23)

3 dan 20% butir soal sukar, serta tes pilihan ganda yang baik adalah mudah diadministrasikan. Pendapat tersebut diperkuat oleh pendapat Djiwandono (2008: 163) yang menyatakan bahwa syarat butir soal yang baik adalah memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi. Sementara itu, Basuki dan Hariyanto (2014: 138) menambahkan bahwa syarat tes pilihan ganda yang baik yaitu butir soal harus memiliki tingkat kesukaran, daya pembeda, dan semua pengecoh pada masing-masing butir soal dapat berfungsi dengan baik. Berdasarkan berbagai pendapat tersebut maka dapat diketahui bahwa syarat butir soal pilihan ganda yang baik adalah memiliki validitas dan reliabilitas tinggi, tingkat kesukaran butir soal sesuai dengan proporsi yang telah ditetapkan, daya pembeda baik, dan semua pengecoh dapat berfungsi pada setiap butir soal. Cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui kesesuaian butir soal pilihan ganda dengan syarat soal pilihan ganda yang baik tersebut adalah dengan melakukan analisis butir soal.

Tujuan analisis butir soal berdasarkan pendapat Arifin (2009: 246) adalah untuk mengetahui kekurangan butir soal, sehingga dapat diperbaiki sebelum digunakan pada tes berikutnya. Analisis butir soal terdiri dari dua cara, yaitu analisis kualitatif dan kuantitatif. Pendapat ini diperkuat oleh Basuki dan Hariyanto (2014: 131) yang menyatakan bahwa terdapat dua cara analisis butir soal yaitu cara kualitatif yang akan menganalisis validitas soal, sedangkan cara yang kedua adalah analisis kuantitatif meliputi analisis reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan efektivitas pengecoh.

Analisis validitas soal bertujuan untuk mengetahui kesesuaian soal dengan sesuatu yang ingin diukur. Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mampu memberikan gambaran mengenai kemampuan siswa secara benar sesuai dengan


(24)

4 kenyataan atau dengan kata lain tes tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Arikunto (2012: 80) berpendapat bahwa terdapat empat jenis validitas yaitu validitas isi (content validity), validitas konstruksi (construct validity), validitas kesamaan (concurrent validity), dan validitas prediksi (predictive validity).

Analisis soal selanjutnya adalah menganalisis reliabilitas soal. Analisis reliabilitas soal bertujuan untuk mengetahui tingkat keajegan soal. Arikunto (2012: 91) menyatakan bahwa suatu soal dapat dikatakan memiliki reliabilitas tinggi apabila menunjukkan hasil yang relatif sama atau konsisten walaupun tes tersebut telah diujikan berulangkali pada siswa yang sama namun pada waktu yang berbeda.

Analisis butir soal berikutnya adalah analisis tingkat kesukaran butir soal. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaran butir soal yang berdasarkan kategori mudah, sedang, dan sukar. Endrayanto dan Harumurti (2014: 261) menyatakan bahwa semakin sedikit jumlah siswa yang dapat menjawab soal itu dengan benar, berarti soal itu termasuk sukar dan sebaliknya semakin banyak siswa yang dapat menjawab soal itu dengan benar, berarti soal tersebut memiliki tingkat kesukaran dengan kategori mudah.

Analisis butir soal juga dilakukan pada daya pembeda butir soal. Arikunto (2012: 226) menjelaskan bahwa analisis daya pembeda dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan butir soal dalam membedakan siswa yang telah memahami materi yang diujikan atau siswa pada kelompok tinggi dengan siswa yang belum memahami materi atau siswa kelompok rendah. Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat dipahami bahwa butir soal yang memiliki daya


(25)

5 pembeda yang baik adalah butir soal yang mampu membedakan antara siswa yang telah memahami materi dengan siswa yang belum memahami materi. Analisis butir soal berikutnya adalah analisis pengecoh butir soal. Uno dan Koni (2012: 157) berpendapat bahwa tujuan melaksanakan analisis pengecoh butir soal adalah untuk mengetahui keefektifan atau keberfungsian setiap pengecoh pada masing-masing butir soal.

Peneliti telah melakukan wawancara dengan pihak Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta terkait penelitian yang akan dilaksanakan.Informasi yang diperoleh peneliti berdasarkan hasil wawancara tersebut adalah informasi berupa data jumlah Sekolah Dasar (SD) Negeri dan Swasta yang berada di Kecamatan Depok. Terdapat 54 SD yang terdiri dari 37 SD Negeri dan 17 SD Swasta. Berdasarkan hasil wawancara tersebut peneliti juga mendapatkan data mengenai jumlah SD yang mengimplementasikan Kurikulum 2006 atau KTSP. Data yang diperoleh adalah sebagai berikut, terdapat 49 SD Negeri dan Swasta yang mengimplementasikan Kurikulum 2006 atau KTSP, sedangkan terdapat 5 SD yang mengimplementasikan Kurikulum 2013. Selain itu, peneliti dapat mengetahui bahwa belum pernah dilakukan penelitian analisis butir soal UAS genap mata pelajaran IPA kelas V SD di wilayah Kecamatan Depok. Komponen yang dianalisis pada butir soal pilihan ganda UAS adalah validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan efektivitas pengecoh.

Peneliti juga melakukan wawancara dengan beberapa guru kelas V dan kepala Sekolah Dasar di wilayah Kecamatan Depok. Berdasarkan hasil wawancara tersebut peneliti dapat mengetahui bahwa guru sebagai tim penyusun


(26)

6 soal belum mengembangkan kemampuannya dalam menyusun butir soal yang sesuai dengan syarat penyusunan butir soal pilihan ganda. Selama ini guru menyusun naskah soal dengan cara mengambil dari buku pelajaran, buku bank soal, internet, dan soal-soal tahun sebelumnya tanpa melakukan analisis pada butir soal yang akan diujikan. Tahap analisis butir soal yang diabaikan dapat menyebabkan butir soal yang diujikan tidak mampu mengukur kemampuan siswa yang sesungguhnya.

Guru sebagai tim penyusun soal perlu memperhatikan beberapa hal dalam proses penyusunan butir soal UAS. Butir soal UAS yang dimaksud pada penelitian ini adalah butir soal pilihan ganda UAS genap tahun pelajaran 2014/2015 pada mata pelajaran IPA kelas V SD. Hal yang perlu diperhatikan adalah guru harus mengetahui penjabaran Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) sehingga tersusun indikator pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang diterapkan, yaitu Kurikulum 2006 atau KTSP. Guru sebagai tim penyusun soal dapat mengetahui kemampuan siswa apabila telah menyusun butir soal sesuai dengan indikator pembelajaran. Butir soal yang disusun sesuai dengan indikator pembelajaran akan menghasilkan butir soal yang baik, sehingga mampu mengukur kemampuan dan keberhasilan siswa dalam memahami materi yang telah diajarkan dan terdapat pada indikator pembelajaran.

Salah satu mata pelajaran yang diberikan pada tingkat Sekolah Dasar sekaligus sebagai salah satu mata pelajaran yang diujikan ketika UAS adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Peneliti memilih melakukan penelitian pada mata pelajaran IPA kelas V semester genap karena, peneliti memiliki pandangan bahwa siswa SD kelas V memiliki kesulitan dalam memahami materi


(27)

7 mata pelajaran IPA semester genap. Hal ini dikarenakan, mata pelajaran IPA kelas V pada semester genap mencakup materi yang relatif lebih sulit dibandingkan dengan materi pada semester ganjil. Sesuai dengan isi Kurikulum 2006 atau KTSP, materi mata pelajaran IPA kelas V pada semester ganjil adalah materi bidang biologi, sehingga materi yang disampaikan adalah materi yang berhubungan dengan diri siswa dan lingkungan sekitarnya. Sedangkan pada materi IPA semester genap mencakup materi pada bidang fisika. Hal ini mengharuskan siswa mempelajari berbagai aspek ilmu fisika. Selain itu, materi fisika bersifat abstrak karena membahas materi mengenai simbol-simbol dan rumus-rumus fisika. Hal tersebut menuntut siswa untuk lebih memahami konsep pada setiap Kompetensi Dasar yang telah ditentukan pada mata pelajaran IPA semester genap.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian analisis butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran IPA kelas V SD di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta yang mengimplementasikan Kurikulum 2006 atau KTSP. Peneliti tertarik melakukan penelitian ini karena belum pernah dilakukan penelitian analisis butir soal pilihan ganda UAS genap mata pelajaran IPA kelas V SD di wilayah Kecamatan Depok. Selain itu, guru sebagai tim penyusun soal menyusun butir soal UAS genap mata pelajaran IPA dengan cara mengambil soal yang telah diujikan pada ulangan sebelumnya, namun guru tidak menganalisis butir soal tersebut terlebih dahulu. Penelitian analisis butir soal pilihan ganda tersebut meliputi analisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan efektivitas pengecoh pada butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester


(28)

8 genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran IPA kelas V SD di Kecamatan Depok.

B. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah pada penelitian ini bertujuan untuk memfokuskan suatu permasalahan yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Penelitian ini dilakukan pada Sekolah Dasar Negeri dan Swasta di Kecamatan Depok yang mengimplementasikan Kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Peneliti akan melaksanakan penelitian pada 27 SD di Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta yang terdiri dari 23 SD Negeri dan 4 SD Swasta.

2. Analisis butir soal pada penelitian ini dilakukan pada butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester genap tahun pelajaran 2014/2015 pada mata pelajaran IPA kelas V SD di Kecamatan Depok yang mengimplementasikan Kurikulum 2006 atau KTSP.

3. Syarat tes pilihan ganda yang baik yaitu memiliki validitas dan tingkat reliabilitas tinggi, tingkat kesukaran sesuai dengan proporsi, daya pembeda yang baik, dan semua pengecoh dapat berfungsi pada setiap butir soal atau efektivitas pengecoh butir soal.

4. Analisis validitas pada penelitian ini akan menganalisis validitas isi butir soal pilihan ganda UAS genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran IPA kelas V SD di Kecamatan Depok. Analisis validitas isi dilakukan untuk mengetahui kesesuaian antara materi yang diujikan atau yang


(29)

9 terdapat pada butir soal dengan materi yang telah disampaikan seperti yang diuraikan pada indikator pembelajaran.

5. Analisis reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan efektivitas pengecoh butir soal dilakukan dengan menggunakan paket program MicroCat Iteman versi 3.00.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana validitas soal pilihan ganda UAS genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran IPA kelas V SD di Kecamatan Depok?

2. Bagaimana reliabilitas soal pilihan ganda UAS genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran IPA kelas V SD di Kecamatan Depok?

3. Bagaimana tingkat kesukaran butir soal pilihan ganda UAS genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran IPA kelas V SD di Kecamatan Depok?

4. Bagaimana daya pembeda butir soal pilihan ganda UAS genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran IPA kelas V SD di Kecamatan Depok?

5. Bagaimana efektivitas pengecoh butir soal pilihan ganda UAS genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran IPA kelas V SD di Kecamatan Depok?


(30)

10 D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sabagai berikut.

1. Mengetahui validitas butir soal pilihan ganda UAS genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran IPA kelas V SD di Kecamatan Depok.

2. Mengetahui tingkat reliabilitas soal pilihan ganda UAS genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran IPA kelas V SD di Kecamatan Depok.

3. Mengetahui tingkat kesukaran butir soal pilihan ganda UAS genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran IPA kelas V SD di Kecamatan Depok.

4. Mengetahui daya pembeda butir soal pilihan ganda UAS genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran IPA kelas V SD di Kecamatan Depok.

5. Mengetahui efektivitas pengecoh butir soal pilihan ganda UAS genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran IPA kelas V SD di Kecamatan Depok.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam dunia pendidikan. Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagi Peneliti

Peneliti memperoleh pengetahuan mengenai pentingnya melakukan analisis butir soal dan pengalaman dalam melakukan analisis butir soal


(31)

11 pilihan ganda UAS yang meliputi analisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan efektivitas pengecoh.

2. Bagi Guru

Penelitian ini memberikan pengalaman langsung kepada guru untuk mengetahui cara dan pentingnya melakukan analisis butir soal pilihan ganda pada butir soal UAS pada SD yang mengimplementasikan Kurikulum 2006 atau KTSP.

3. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan bahan pertimbangan bagi sekolah untuk melalukan analisis butir soal, sehingga pihak sekolah dapat mengetahui butir soal yang dapat disimpan pada bank soal dan dapat diujikan pada tes berikutnya, maupun butir soal yang tidak dapat digunakan lagi karena tidak memenuhi syarat sebagai butir soal yang baik.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan pengertian, maka peneliti menyusun definisi operasional sebagai berikut.

1. Analisis Butir Soal

Analisis butir soal adalah cara yang digunakan untuk mengetahui kekurangan dalam butir soal. Butir soal yang memiliki kekurangan dapat segera diperbaiki, sehingga dapat digunakan pada tes selanjutnya. Butir soal yang baik dapat menunjukkan kemampuan siswa atau peserta tes yang sesungguhnya.


(32)

12 2. Validitas

Validitas adalah hal yang berhubungan dengan ketepatan terhadap apa yang seharusnya diukur oleh suatu butir soal. Suatu butir soal dapat dikatakan valid apabila mampu mengungkapkan hasil belajar siswa secara tepat, sehingga mampu mengukur apa yang ingin diukur.

3. Reliabilitas

Suatu soal dapat dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi apabila dapat menunjukan hasil yang relatif sama atau konsisten walaupun soal tersebut telah diujikan berulang kali pada siswa yang sama namun pada waktu yang berbeda.

4. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran adalah derajat kesukaran soal yang menunjukkan tingkat kesukaran berdasarkan tiga kategori, yaitu tingkat kesukaran dengan kategori mudah, sedang, dan sukar.

5. Daya Pembeda

Daya pembeda butir soal adalah kemampuan butir soal untuk membedakan siswa yang telah memahami materi yang diujikan dengan siswa yang belum memahami materi.

6. Efektivitas Pengecoh

Efektivitas pengecoh adalah kemampuan pilihan jawaban selain kunci jawaban untuk mengecoh siswa. Setiap pengecoh pada masing-masing butir soal dapat dinyatakan berfungsi apabila berhasil mengecoh siswa sebagai peserta tes untuk memilih jawaban selain kunci jawaban.


(33)

13 7. Soal Pilihan Ganda

Soal pilihan ganda adalah soal yang menyajikan pilihan jawaban pada setiap soal dan hanya ada satu jawaban benar, sehingga dapat dikatakan bahwa soal pilihan ganda dalah bentuk soal yang bersifat objektif.

8. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari alam dan gejala-gejala alam. IPA bukan hanya mempelajari fakta-fakta dan konsep, namun juga mempelajari proses penemuan, sehingga siswa dilatih memiliki


(34)

14 BAB II

LANDASAN TEORI

Bab II pada penelitian ini membahas mengenai landasan teori, hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian.

A. Landasan Teori 1. Evaluasi

Arikunto (dalam Majid 2014: 33) berpendapat bahwa evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan informasi tentang tugas yang telah dikerjakan oleh siswa. Informasi tersebut digunakan sebagai dasar dalam mengambil keputusan. Pendapat tersebut diperkuat oleh Widoyoko (2009: 2) yang menyatakan bahwa evaluasi adalah proses yang sistematis dan berkesinambungan dalam hal mengumpulkan, mendeskripsikan, dan menyajikan informasi tentang suatu program pembelajaran, sehingga informasi tersebut dapat digunakan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa evaluasi adalah suatu kegiatan yangdilakukan guru untuk mengetahui informasi mengenai kemampuan siswa dan keefektifan proses pembelajaran. Informasi tersebut dapat digunakan sebagai pedoman dalam mengambil keputusan atau kebijakan selanjutnya guna memperbaiki dan menyempurnakan program kegiatan pembelajaran. Guru membutuhkan alat untuk melakukan evaluasi berupa alat penilaian atau instrumen penilaian.


(35)

15 2. Instrumen Penilaian

a. Definisi Instrumen Penilaian

Arikunto (2012: 9) menyatakan bahwa instrumen penilaian adalah alat yang digunakan untuk mengukur suatu objek ukur. Jihad dan Haris (2012: 67) menyatakan bahwa tujuan penyusunan instrumen penilaian adalah untuk mengetahui kemampuan siswa terhadap penguasaan suatu materi atau pokok bahasan yang dapat dilakukan dengan cara tes dan nontes. Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa instrumen penilaian adalah alat yang digunakan untuk mengukur dan menilai dalam rangka mengetahui kemampuan siswa. Instrumen penilaian terdiri dari dua macam yaitu tes dan non tes.

b. Macam-macam Instrumen Penilaian

Majid (2014: 38) berpendapat bahwa instrumen penilaian ada dua macam, yaitu tes dan non tes. Selanjutnya Jihad dan Haris (2012: 67) menambahkan bahwa alat penilaian berupa tes meliputi tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Sedangkan Sudijono (2006: 19) bependapat bahwa alat penilaian berupa non tes meliputi wawancara, angket atau kuesioner, observasi atau pengamatan, dan daftar cek (check list).

Berdasarkan uraian pendapat para ahli mengenai instrumen penilaian, peneliti dapat menyimpulkan bahwa instrumen penilaian terdiri dari dua macam yaitu tes dan nontes. Pada penelitian ini akan menganalisis instrumen penilaian berupa tes. Hal ini dikarenakan soal


(36)

16 UAS yang diujikan merupakan soal ulangan yang berbentuk tes tertulis.

3. Instrumen Penilaian berupa Tes a. Definisi Tes

Jihad dan Haris (2012: 67) menyatakan bahwa tes adalah cara untuk mengadakan penilaian berbentuk suatu tugas yang harus dikerjakan baik secara individu maupun kelompok, sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi siswa dan dapat dibandingkan dengan standar penilaian yang telah ditetapkan. Sedangkan Arifin (2009: 248) berpendapat bahwa tes yang diujikan haruslah dapat menggambarkan perilaku dan menghasilkan nilai yang objektif serta akurat. Pendapat lain mengenai definisi tes dikemukakan oleh Arikunto (2012: 46) yang menyatakan bahwa tes adalah sejumlah pertanyaan atau latihan yang berfungsi mengukur keterampilan, pengetahuan, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Sementara itu, Sudijono (2006: 67) berpendapat bahwa tes adalah alat ukur yang berfungsi untuk mengetahui tingkat perkembangan atau kemajuan yang dicapai oleh siswa setelah menempuh proses pembelajaran dan berfungsi sebagai alat ukur keberhasilan program pembelajaran.

Berdasarkan berbagai definisi tes yang telah diuraikan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa tes adalah suatu alat penilaian berbentuk suatu tugas yang harus dikerjakan baik secara individu


(37)

17 maupun kelompok untuk memperoleh data yang bersifat objektif. Salah satu fungsi tes adalah sebagai alat ukur keberhasilan program pembelajaran dan mengetahui tingkat perkembangan atau kemajuan yang dicapai oleh siswa.

b. Jenis-jenis Tes

Tes dikategorikan dalam beberapa jenis. Mardapi (2008: 68) mengemukakan bahwa tes dibagi menjadi empat jenis berdasarkan tujuan dilaksanakannya suatu tes. Empat jenis tes tersebut meliputi tes penempatan, tes diagnostik, tes formatif, dan tes sumatif.

1) Tes Penempatan

Mardapi (2008: 69) menjelaskan bahwa tes penempatan merupakan tes yang digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan awal siswa. Tes penempatan dilakukan pada awal tahun pelajaran baru. Dari hasil tes penempatan tersebut maka pihak sekolah dapat menempatkan siswa pada suatu kelas berdasarkan tingkat kemampuannya.

2) Tes Diagnosis

Sudjana (2010: 4) berpendapat bahwa tes diagnosis adalah tes yang bertujuan untuk melihat berbagai kelemahan siswa atau kesulitan belajar siswa dan faktor penyebabnya. Program tindak lanjut dari tes diagnosis ini adalah memberikan bimbingan belajar, bimbingan konseling, dan memberikan jam tambahan pembelajaran bagi siswa yang membutuhkan. Hal ini memiliki kesamaan dengan pendapat Arikunto (2012: 48) yang


(38)

18 menyatakan bahwa tes diagnosis adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa, sehingga guru dapat memberikan penanganan yang tepat.

3) Tes Formatif

Basuki dan Hariyanto (2014: 32) berpendapat bahwa tes formatif merupakan tes yang dilakukan secara periodik. Tes formatif bertujuan untuk mengukur pencapaian kompetensi siswa setelah menyelesaikan satu atau lebih Kompetensi Dasar (KD). Tes formatif diberikan pada setiap akhir program pembelajaran pada satu atau lebih KD, misalnya ulangan harian. 4) Tes Sumatif

Sudijono (2006:72) menjelaskan bahwa tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah serangkaian program pengajaran selesai diberikan. Tes sumatif diberikan pada akhir semester atau akhir tahun pelajaran. Tes sumatif dikenal dengan istilah Ulangan Umum, Tes Kendali Mutu (TKM), atau Evaluasi Belajar Tahap Akhir (EBTA). Tujuan dilaksanakannya tes sumatif adalah untuk mengetahui hasil yang dicapai siswa, yaitu seberapa jauh tujuan-tujuan pembelajaran dapat dikuasai oleh siswa dalam satu semester proses pembelajaran. Pendapat senada juga disampaikan oleh Arikunto (2012: 53) yang menyatakan bahwa tes sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya sebuah program pada satu semester pembelajaran yaitu, dengan


(39)

19 melaksanakanUlangan Akhir Semester (UAS) yang dilaksanakan setiap akhir semester.

Berdasarkan uraian di atas mengenai berbagai jenis tes, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa terdapat empat jenis tes yang disesuaikan dengan tujuannya yaitu tes penempatan, tes diagnosis, tes formatif, dan tes sumatif. Jenis tes yang sesuai dengan penelitian ini adalah tes sumatif. Tes sumatif adalah tes yang dilaksanakan pada akhir semester dalam bentuk Ulangan Akhir Semester (UAS). Tujuan dilaksanakannya tes sumatif adalah untuk mengetahui hasil yang dapat dicapai siswa, yaitu seberapa jauh tujuan-tujuan pembelajaran dapat tercapai. Bentuk soal UAS terdiri beberapa bentuk seperti soal pilihan ganda dan uraian. Pada penelitian ini akan menganalisis butir soal UAS bentuk soal pilihan ganda

4. Tes Pilihan Ganda

a. Definisi Tes Pilihan Ganda

Djiwandono (2008: 41) berpendapat bahwa bentuk tes pilihan ganda adalah tes objektif. Pendapat ini diperkuat oleh Azwar (2015: 72) yang menyatakan bahwa tes pilihan ganda bersifat objektif karena hanya memiliki satu jawaban yang dianggap terbaik. Selain itu, sifat objektif ditinjau dari proses pemberian nilai, yaitu akan menghasilkan nilai atau skor yang sama walaupun proses pengoreksian dan penilaian dilakukan oleh orang lain atau bukan tim penyusun soal. Sejalan


(40)

20 dengan pendapat sebelumnya, Basuki dan Hariyanto (2014: 39) menyatakan bahwa tes objektif adalah tes yang tidak dipengaruhi oleh pribadi pemeriksa dalam proses pengoreksian dan penilaiannya. Tes pilihan ganda terdiri dari dua atau lebih pilihan jawaban pada setiap butir soalnya. Pendapat senada disampaikan oleh Jihad dan Haris (2012: 81) yang menyatakan bahwa tes pilihan ganda adalah tes yang memiliki tiga sampai lima pilihan jawaban namun hanya ada satu jawaban yang tepat.

Berdasarkan pendapat ketiga ahli seperti yang telah diuraikan pada paragraf sebelumnya, peneliti dapat menyimpulkan bahwa tes pilihan ganda bersifat objektif. Setiap butir pilihan ganda memiliki dua sampai lima pilihan jawaban. Setiap butir soal hanya memiliki satu jawaban yang tepat atau berfungsi sebagai kunci jawaban, sedangkan pilihan jawaban lain berperfungsi sebagai pengecoh. Setiap pengecoh pada masing-masing butir soal harus dapat berfungsi dengan baik. Pada penelitian ini diketahui bahwa setiap butir soal pilihan ganda UAS genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran IPA kelas V SD memiliki empat pilihan jawaban yaitu a, b, c, dan d. Selain memperhatikan mengenai keberfungsian setiap pengecoh pada masing-masing butir soal pilihan ganda, hal lain yang perlu diketahui adalah syarat tes pilihan ganda yang baik.


(41)

21 b. Syarat Tes Pilihan Ganda

Kunandar (2014: 201) memaparkan beberapa syarat tes pilihan ganda yang baik sebagai berikut.

1) Memiliki validitas yang tinggi. Artinya suatu tes mampu mengungkapkan hasil belajar siswa secara tepat, sehingga mampu mengukur apa yang ingin diukur.

2) Memiliki reliabilitas yang tinggi. Artinya suatu tes mampu memberikan gambaran hasil tes yang relatif sama dan konsisten tentang kompetensi yang dimiliki siswa walaupun tes dilakukan berulang kali.

3) Memiliki tingkat kesukaran yang sesuai dengan pedoman proporsi tingkat kesukaran soal UAS yang telah ditentukan yaitu 30% soal mudah, 50% soal sedang, dan 20% soal sukar. 4) Setiap butir soal memiliki daya pembeda yang baik. Artinya setiap butir soal dapat membedakan antara siswa yang telah memahami materi yang diujikan dengan siswa yang belum memahami materi.

5) Setiap butir soal memiliki petunjuk tentang bagaimana cara pelaksanaannya, cara mengerjakan dan cara pengoreksiannya. c. Kelebihan dan Kelemahan Soal Pilihan Ganda

Jihad dan Haris (2012: 83) berpendapat bahwa pada penyusunan soal pilihan ganda terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan. Berikut ini akan disajikan sebuah tebel 2.1 yang memaparkan kelebihan dan kelemahan soal pilihan ganda pada halaman 22.


(42)

22 Tabel 2.1 Kelebihan dan Kelemahan Soal Pilihan Ganda

Kelebihan Kelemahan

Jumlah soal yang diujikan cukup banyak, sehingga dapat mewakili semua kompetensi yang diukur.

Siswa tidak dapat menjawab dengan bahasa dan gagasannya sendiri. Bersifat objektif karena hanya

memiliki satu jawaban yang tepat.

Siswa dapat memilih jawaban hanya berdasarkan menebak.

Pengoreksian dapat dilakukan dengan mudah, cepat, dan dapat dilakukan oleh orang lain selain guru atau tim penyusun soal.

Guru tidak dapat mengetahui proses atau langkah yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal.

Mudah dianalisis yaitu dari segi validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan efektivitas pengecoh.

Ditinjau dari segi penyusunan soal, soal pilihan ganda membutuhkan banyak waktu, tenaga, dan biaya. (Sumber: Jihad dan Haris, 2012: 83)

Berdasarkan tabel 2.1 dapat diketahui bahwa bentuk soal pilihan ganda memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan baik ditinjau berdasarkan proses penyusunan soal, proses ketika siswa mengerjakan soal, proses pengoreksian dan penilaian, serta proses analisis butir soal pilihan ganda. Kelebihan bentuk soal pilihan ganda adalah jumlah soal cukup banyak, sehingga dapat mewakili semua kompetensi yang diukur. Soal pilihan ganda bersifat objektif karena pada setiap butir soal hanya memiliki satu jawaban yang tepat. Selain itu, tahap pengoreksian dapat dilakukan dengan mudah, cepat, dan dapat dilakukan oleh orang lain selain tim atau guru penyusun soal karena soal pilihan ganda bersifat objektif. Kelebihan soal pilihan ganda ditinjau dari proses analisis butir soal adalah dapat dilakukan analisis butir soal yaitu dari segi validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan efektivitas pengecoh.


(43)

23 Kelemahan bentuk soal pilhan ganda adalah siswa tidak dapat menjawab soal dengan bahasa dan gagasannya sendiri karena cenderung hanya memilih jawaban yang telah tersedia. Siswa dapat memilih jawaban hanya berdasarkan menebak dan tidak mengetahui jawaban yang tepat. Selain itu, guru tidak dapat mengetahui proses atau langkah yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal. Sedangkan ditinjau dari segi penyusunan soal, soal pilihan ganda membutuhkan banyak waktu, tenaga, dan biaya karena perlu memperhatikan validitas dan reliabilitas soal, proporsi tingkat kesukaran, daya pembeda setiap butir soal, dan menyusun beberapa alternatif atau pilihan jawaban yang berguna sebagai pengecoh.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa syarat tes pilihan ganda yang baik adalah memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi, tingkat kesukaran yang sesuai dengan proporsi, daya pembeda, dan efektivitas pengecoh. Selain itu, dapat diketahui bahwa tes pilihan ganda memiliki kelebihan dibandingkan dengan bentuk tes lainnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Djiwandono (2008: 43) yang menyatakan bahwa tes pilihan ganda memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh bentuk tes lainnya yaitu dapat dilakukannya beberapa analisis yang lebih cermat terhadap masing-masing butir soal. Pendapat tersebut diperkuat oleh Sudjana (2010: 135) yang menyatakan bahwa analisis butir soal yang dapat dilakukan pada tes pilihan ganda adalah validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan efektivitas pengecoh. Analisis butir soal tersebut


(44)

24 bertujuan untuk mengetahui kesesuaian antara butir soal yang diujikan dengan syarat soal pilihan ganda yang baik.

5. Ulangan Akhir Semester (UAS)

Mulyasa (2007: 260) menyatakan bahwa pelaksanaan Ulangan Akhir Sekolah (UAS) bertujuan untuk mengetahui hasil atau kemampuan yang dicapai siswa dalam program satu semester pembelajaran. Mata pelajaran yang diujikan pada Ulangan Akhir Semester adalah semua mata pelajaran yang telah dipelajari oleh siswa selama satu semester pada kelas tertentu. Salah satu mata pelajaran yang dipelajari oleh siswa kelas V SD dan menjadi salah satu mata pelajaran yang diujikan ketika UAS adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

6. Ilmu Pengetahuan Alam

a. Definisi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan alam dan isinya. Samatowa (2011: 2) menyatakan bahwa proses pembelajaran IPA adalah suatu cara untuk mengenal alam secara sistematis, menemukan fakta-fakta, dan konsep. Sedangkan Nash (dalam Samatowa, 2011: 3) mengatakan bahwa proses pembelajaran IPA adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam yang bersifat analisis, lengkap, cermat, serta menghubungkan antara suatu fenomena dengan fenomena lain.


(45)

25 IPA juga didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala yang terjadi di alam. Pengetahuan tersebut bukan hanya sebuah produk, tetapi juga mencakup proses pengamatan, pemahaman, dan penjelasan. Margiyati (2014: 22) mendefinisikan IPA sebagai ilmu yang memiliki karakteristik khusus yaitu, mempelajari fenomena-fenomena alam yang faktual. Terdapat beberapa aspek dalam mata pelajaran IPA yaitu, melalui proses pembelajaranIPA siswa dapat menghasilkan suatu produk. Selain itu, siswa juga akan mengikuti setiap proses pembelajaran IPA, sehingga siswa akan memiliki sikap disiplin, berpikir kritis, dan memiliki rasa ingin tahu seperti seorang ilmuan.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah ilmu yang mempelajari alam dan gejala-gejala alam. IPA bukan hanya mempelajari fakta-fakta dan konsep, namun juga mempelajari proses penemuan. Siswa dilatih memiliki sifat ilmuan ketika proses pembelajaran IPA berlangsung.

b. Pembelajaran Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Di Sekolah Dasar

Mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang disampaikan bagi siswa kelas V SD. Samatowa (2011: 6) menjelaskan bahwa tujuan IPA dimasukkan dalam suatu kurikulum sekolah yaitu, IPA dapat memberikan manfaat bagi perkembangan suatu bangsa karena IPA merupakan dasar teknologi atau berperan sebagai dasar pembangunan. Tujuan yang kedua adalah siswa terlatih untuk berpikir


(46)

26 secara kritis. Tujuan yang ketiga adalah IPA bukanlah sebuah mata pelajaran yang bersifat hafalan, melainkan banyak memberikan pengalaman belajar bagi siswa melalui berbagai percobaan. Tujuan yang terakhir adalah melalui IPA dapat membentuk kepribadian siswa secara keseluruhan dan menumbuhkan sikap ilmiah. Pendapat tersebut senada dengan pendapat De Vitto (dalam Samatowa, 2011: 104) yang mengungkapkan bahwa pembelajaran IPA bagi siswa SD yang baik harus mengaitkan IPA dengan kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan pendapat para ahli mengenai pembelajaran mata pelajaran IPA di SD, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa penyampaian materi mata pelajaran IPA pada siswa SD hendaknya dilakukan dengan model pembelajaran yang tepat. Proses pembelajaran IPA melalui pengalaman langsung yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari dapat membantu siswa memahami materi yang sedang dipelajari.

c. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran IPA Kelas V SD

Permendiknas Nomor 23 tahun 2006 memaparkan bahwa pada Kurikulum 2006 atau KTSP terdapat 3 Standar Kompotensi (SK) dan 11 Kompetensi Dasar (KD) yang harus dikuasai siswa pada mata pelajaran IPA kelas V SD pada semester genap. Berikut ini akan disajikan sebuah tabel yang menunjukkan SK dan KD yang harus dikuasai oleh siswa pada mata pelajaran IPA kelas V SD semester genap yang dapat dilihat pada tabel 2.2 halaman 27.


(47)

27 Tabel 2.2 SK dan KD Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Semester Genap

Standar Kompetensi (SK) Kompetensi Dasar (KD) Energi dan Perubahannya

5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya.

5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet).

5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat.

6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model.

6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.

6.2 Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya. Bumi dan Alam Semesta

7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam.

7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan.

7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah.

7.3 Mendeskripsikan struktur bumi. 7.4 Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya. 7.5 Mendeskripsikan perlunya

penghematan air.

7.6 Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan.

7.7 Mengidentifikasi beberapa kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan, dsb) (Sumber: Permendiknas Nomor 23 tahun 2006)

Berdasarkan tabel 2.2 mengenai uraian SK dan KD mata pelajaran IPA kelas V SD semester genap dapat diketahui bahwa pada SK 5 siswa diharapkan mampu memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya. Sedangkan pada SK 5 terdapat 2 KD sebagai berikut, KD 5.1 mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya


(48)

28 magnet), dan pada KD 5.2 menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat. SK 6 menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau model. Pada SK 6 terdapat 2 KD sebagai berikut, KD 6.1 mendeskripsikan sifat-sifat cahaya, dan KD 6.2 membuat suatu karya atau model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.

Sedangkan pada pokok bahasan Bumi dan Alam Semesta terdapat SK 7 yaitu memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam. SK 7 terdiri dari 7 KD yaitu KD 7.1 mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan, 7.2 mengidentifikasi jenis-jenis tanah, 7.3 mendeskripsikan struktur bumi, 7.4 mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya, 7.5 mendeskripsikan perlunya penghematan air, 7.6 mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan, dan KD 7.7 mengidentifikasi beberapa kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan, dsb). Peneliti akan menganalisis 30 butir soal pilihan ganda pada Ulangan Akhir Semester genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran Ilmu IPA kelas V berdasarkan materi yang mencakup 3 Standar Kompetensi dan 11 Kompetensi Dasar yang telah diuraikan pada paragraf sebelumnya.


(49)

29 Pada uraian sebelumnya dapat diketahui jenis tes yang digunakan pada penelitian ini yaitu tes sumatif dalam bentuk Ulangan Akhir Semester genap tahun pelajaran 2014/2015 pada mata pelajaran IPA kelas V SD. Hal lain yang perlu diketahui adalah bentuk tes yang digunakan pada soal UAS mata pelajaran IPA tersebut. Djiwandono (2008: 41) berpendapat bahwa guru perlu memperhatikan pemilihan bentuk tes. Pendapat tersebut senada dengan pendapat Jihad dan Haris (2012: 75) yang menyatakan bahwa pemilihan bentuk tes ditentukan berdasarkan tujuan, jumlah peserta, waktu yang tersedia untuk memeriksa, dan cakupan materi. Soal UAS genap mata pelajaran IPA kelas V SD terdiri dari dua bentuk tes yaitu bentuk pilihan ganda dan bentuk uraian. Pada penelitian ini, peneliti akan membatasi penelitian yaitu menganalisis bentuk soal pilihan ganda mengingat penelitian ini adalah analisis butir soal pilihan ganda.

7. Analisis Butir Soal

Arikunto (2012: 222) menyatakan bahwa analisis butir soal adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengadakan identifikasi terhadap soal-soal yang baik dan kurang baik, sehingga dapat diperoleh informasi mengenai kekurangan sebuah soal untuk dapat diadakan perbaikan. Sementara itu, Endrayanto dan Harumurti (2014: 259) berpendapat bahwa analisis butir soal adalah kegiatan yang dilakukan guru sebagai proses mengumpulkan informasi berdasarkan jawaban siswa untuk membuat keputusan terhadap butir soal tersebut. Senada dengan pendapat beberapa ahli yang telah


(50)

30 diuraikan sebelumnya, tujuan analisis butir soal berdasarkan pendapat Kunandar (2014: 238) adalah untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan soal. Guru atau tim penyusun soal dapat mengetahui kelemahan atau kekurangan yang terdapat pada setiap butir soal, sehingga butir soal tersebut dapat diperbaiki atau ditolak dan digantikan dengan butir soal yang lain. Sedangkan, butir soal yang telah memenuhi syarat atau termasuk dalam kategori baik dapat disimpan dalam buku kumpulan soal, sehingga dapat digunakan kembali pada tes atau ujian berikutnya.

Basuki dan Hariyanto (2014: 131) mengemukakan bahwa terdapat dua cara yang dapat dilakukan pada proses analisis butir soal yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Pendapat tersebut diperkuat oleh Kubiszyn dan Borich (dalam Endrayanto dan Harumurti, 2014: 259) yang menyatakan bahwa terdapat dua cara analisis butir soal yaitu analisis kualitatif untuk menelaah seluruh butir soal bukan berdasarkan jawaban siswa, namun berdasarkan kesesuaian materi yang diujikan pada butir soal yang diujikan dengan materi yang telah disampaikan pada proses pembelajaran dan berpedoman pada indikator. Analisis kualitatif adalah analisis butir soal berdasarkan validitas isi. Sedangkan cara yang kedua adalah analisis kuantitatif meliputi reliabilitas, tingkat kesukaran, tingkat daya pembeda, dan efektivitas pengecoh.

Berdasarkan uraian beberapa pendapat mengenai definisi analisis butir soal, peneliti dapat menyimpulkan bahwa analisis butir soal perlu dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan butir soal. Hasil identifikasi tersebut dijadikan sebagai informasi guna menentukan tindak


(51)

31 lanjut pada setiap butir soal. Butir soal yang telah memenuhi syarat soal pilihan ganda yang baik seperti yang telah diuraikan sebelumnya,butir soal tersebut termasuk dalam kategori butir soal yang baik. Butir soal yang memiliki kategori baik dapat disimpan pada bank soal dan digunakan kembali pada ujian selanjutnya. Sementara itu, butir tes yang memiliki kekurangan atau belum sesuai dengan syarat soal pilihan ganda, maka butir soal tersebut perlu diperbaiki atau dibuang dan digantikan dengan butir soal yang lain. Analisis soal dapat dilakukan dengan dua cara yaitu analisis kualitatif pada validitas isi soal dan analisis kuantitatif meliputi reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan efektivitas pengecoh.

8. Validitas

a. Definisi Validitas

Uno dan Koni (2012: 151) berpendapat bahwa validitas adalah hal yang berhubungan dengan ketepatan terhadap apa yang seharusnya diukur oleh suatu butir soal dan seberapa cermat soal tersebut melakukan pengukurannya. Pendapat serupa mengenai validitas juga diungkapkan oleh Djiwandono (2008: 164) yang menyatakan bahwa validitas adalah kesesuaian soal sebagai alat ukur dengan sasaran pokok yang perlu diukur.

Berdasarkan beberapa pendapat mengenai pengertian validitas butir soal, peneliti dapat menyimpulkan bahwa validitas butir soal adalah sifat yang sesuai dengan kenyataan. Butir soal dapat dikatakan valid apabila mampu memberikan gambaran mengenai hal yang ingin


(52)

32 diukur secara benar sesuai dengan kenyataan. Sebaliknya, butir soal dikatakan tidak valid apabila tidak mampu memberikan gambaran tentang hal yang ingin diukur secarabenar.

b. Jenis Validitas

Djiwandono (2008: 165) menyatakan bahwa terdapat empat jenis validitas yaitu, validitas isi (content validity), validitas konstruksi (construct validity), validitas kesamaan (concurrent validity), dan validitas prediksi (predictive validity).

1) Validitas Isi (Content Validity)

Azwar (2015: 175) berpendapat bahwa validitas isi menunjukkan sejauhmana butir soal dalam tes atau ulangan mencakup keseluruhan isi yang hendak diukur oleh tes tersebut. Tujuan dilakukan uji validitas isi adalah untuk mengetahui kesesuaian antara materi yang ada pada butir soal dengan materi yang ingin diukur yaitu materi yang telah diajarkan berdasarkan SK, KD, dan indikator pembelajaran. Kesesuaian tersebut dapat dilihat berdasarkan kesesuaian materi yang diujikan pada setiap butir soal dengan materi pada indikator pembelajaran yang hendak diukur. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa pengujian validitas isi tidak melalui analisis statistika namun menggunakan analisis deskriptif, yaitu melihat kesesuaian antara materi yang terdapat dalam butir soal dengan indikator pembelajaran. Pendapat tersebut senada dengan


(53)

33 pendapat Arikunto (2012: 82) yang menyatakan bahwa validitas isi menunjukkan suatu kondisi butir soal yang disusun berdasarkan isi materi pelajaran yang diujikan.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melakukan analisis pada validitas isi. Djiwandono (2008: 104) berpendapat bahwa analisis validitas isi dapat dilakukan dengan cara mencocokan materi tes dengan indikator sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang terdapat pada kisi-kisi, melakukan diskusi dengan sesama pendidik, atau mencermati kembali isi dari konsep yang akan diukur. Pendapat senada juga disampaikan Nazir (2005: 146) yang menyatakan bahwa pengujian atau analisis validitas isi dilakukan pada setiap butir soal untuk mengetahui kesesuaian antara materi yang telah disampaikan dengan materi pada butir soal yang diujikan. Endrayanto dan Harumurti (2014: 84) berpendapat bahwa cara yang dapat dilakukan guru untuk memperoleh validitas isi adalah dengan melakukan pemeriksaan ulang terhadap bahan atau materi pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar yang akan diujikan. Apabila materi pada butir soal telah sesuai dengan materi pada indikator pembelajaran maka dapat dinyatakan bahwa butir soal tersebut valid dari segi isi atau materinya.


(54)

34 Arikunto (2012: 83) berpendapat bahwa validitas konstruksi menunjukkan kondisi alat penilaian yang disusun berdasarkan aspek minat, kemampuan, dan sikap siswa yang seharusnya diukur. Cara menentukan adanya validitas konstruksi adalah dengan cara melihat kesesuaian antara hasil tes dengan tujuan atau ciri-ciri tingkah laku yang hendak diukur. Endrayanto dan Harumurti (2014: 285) berpendapat bahwa cara yang dilakukan guru untuk memperoleh validitas konstruksi adalah menelaah tes hasil belajar dengan cara mencocokkan antara ranah kognitif atau aspek pengetahuan yang terdapat di dalam tes dengan ranah kognitif yang hendak diungkap berdasarkan KD dan indikator. Suatu tes yang memiliki kesesuaian antara ranah kognif yang terdapat di dalam tes dengan ranah kognitif yang hendak diukur sesuai dengan KD dan indikator maka tes tersebut dinyatakan valid dari segi konstruksinya.

3) Validitas Kesamaan (Concurrent Validity)

Arikunto (2012: 83) menyatakan bahwa sebuah tes dikatakan memiliki validitas kesamaan jika menunjukkan hasil yang sesuai dengan pengalaman. Hal ini menunjukkan bahwa tes dipasangkan dengan hasil pengalaman. Pendapat tersebut diperkuat oleh Sudjana (2010: 15) yang menyatakan bahwa suatu tes dinyatakan valid dari segi validitas kesamaan apabila tes tersebut memiliki persamaan atau korelasi tinggi dengan tes


(55)

35 sejenis yang telah ada. Kesamaan tes tersebut meliputi kemampuan yang diukur, sasaran atau objek yang diukur, dan waktu.

4) Validitas Prediksi (Predictive Validity)

Arikunto (2012: 64) berpendapat bahwa validitas prediksi menunjukkan hubungan antara nilai atau skor yang diperoleh siswa pada suatu tes dengan keadaan yang akan terjadi di waktu yang akan datang. Pendapat tersebut diperkuat oleh pendapat Suraprana (2009: 54) yang menyatakan bahwa suatu tes dikatakan memiliki validitas prediksi apabila tes tersebut memiliki kemampuan untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.

Contoh penerapan validitas prediksi adalah ketika seorang siswa mengikuti tes seleksi masuk SMP dan mendapatkan nilai atau skor yang tinggi, sehingga siswa tersebut diterima di SMP tersebut. Berdasarkan nilai yang diperoleh oleh siswa tersebut, maka dapat diprediksi atau diperkirakan siswa tersebut mampu mengikuti proses pembelajaran yang baik di bangku SMP. Tes prediksi tersebut dapat dikatakan memiliki validitas prediksi apabila siswa tersebut mampu mengikuti pembelajaran dengan baik atau sesuai dengan prediksi. Namun, tes tersebut dikatakan tidak memiliki validitas prediksi apabila siswa tersebut tidak


(56)

36 mampu mengikuti pembelajaran dengan baik, sehingga hasil yang diharapkan tidak sesuai dengan prediksi.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat empat jenis validitas, yaitu validitas isi (content validity), validitas konstruksi (construct validity), validitas kesamaan (concurrent validity), dan validitas prediksi (predictive validity). Penelitian ini dibatasi oleh analisisvaliditas isi. Penelitian ini menganalisis kesesuaian antara materi dalam butir soal yang diujikan dengan materi yang diajarkan atau materi yang igin diukur seperti tertera indikator pembelajaran. Pembatasan penelitian juga berpedoman pada pendapat Azwar (2015: 178) yang menyatakan bahwa jenis validitas yang terpenting pada analisis tes prestasi belajar dalam hal ini adalah Ulangan Akhir Semester adalah validitas isi. Analisis validitas isi pada penelitian ini dilakukan dengan cara melihat kesesuian antara materi setiap butir soal yang diujikan yaitu soal pilihan ganda UAS genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran IPA kelas V dengan SK, KD, dan indikator pembelajaran seperti yang terdapat pada kisi-kisi penyusunan butir soal.

9. Reliabilitas

Arikunto (2012: 91) menyatakan bahwa suatu soal dapat dinyatakan baik ditinjau dari tingkat reliabilitas apabila soal tersebut menunjukkan hasil yang relatif sama pada beberapa kali pengujian. Hasil pengukuran yang


(57)

37 relatif sama tersebut didefinisikan oleh Azwar (2009: 7) sebagai suatu hasil yang memiliki toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil yang biasanya terjadi di antara hasil pengukuran yang dilakukan beberapa kali. Pendapat tersebut senada denganpendapat Djiwandono (2008: 170) yang menyatakan bahwa reliabilitas adalah keadaan skor tes yang dihasilkannya benar-benar dapat dipercaya karena bersifat relatif dan tidak berubah secara mencolok. Sementara itu, Arifin (2009: 258) menyatakan bahwa reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu soal. Pendapat tersebut diperkuat oleh pendapat Jihad dan Haris (2012: 180) yang menyatakan bahwa reliabilitas soal adalah ukuran yang menyatakan tingkat keajegan atau konsistensi suatu soal.

Berdasarkan beberapa pendapat mengenai pengertian reliabilitas di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa suatu tes dapat dikatakan reliabel jika dapat memberikan hasil yang relatif sama apabila suatu tes diujikan pada kelompok siswa yang sama, namun pada waktu atau kesempatan yang berbeda. Dengan kata lain, suatu tes dikatakan reliabel jika tes tersebut memberikan hasil yang relatif sama apabila diujikan berkali-kali.

Basuki dan Hariyanto (2014: 119) menjelaskan bahwa tingkat reliabilitas suatu soal dapat ditentukan dengan berpedoman pada koefisien Alphaseperti pada tabel berikut.

Tabel 2.3 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Koefisien Alpha

Koefisien Alpha Tingkat Reliabilitas

0,00 - 0,19 Sangat Rendah

0,20 - 0,39 Rendah

0,40 - 0,69 Sedang

0,70 - 0,89 Tinggi

0,90 - 1,00 Sangat Tinggi


(58)

38 Berdasarkan tabel 2.3 terlihat bahwa terdapat lima kriteria tingkat reliabilitas berdasarkan koefisien Alpha yang berhubungan dengan masing-masing rentang koefisiennya. Pada tabel tersebut dapat terlihat bahwa koefisien dengan rentang 0 - 0,19 menunjukkan tingkat reliabilitas sangat rendah, koefisien dengan rentang 0,20 - 0,39 menunjukkan tingkat reliabilitas rendah, koefisien dengan rentang 0,40 - 0,69 menunjukkan tingkat reliabilitas sedang, koefisien dengan rentang 0,70 - 0,89 menunjukkan tingkat reliabilitas tinggi, dan koefisien dengan rentang 0,90 - 1,00 menunjukkan tingkat reliabilitas sangat tinggi. Berdasarkan pedoman tersebut, maka peneliti dapat mengetahui tingkat reliabilitas berdasarkan koefisien Alpha.

10. Tingkat Kesukaran

a. Definisi Tingkat Kesukaran

Azwar (2015: 134) berpendapat bahwa tingkat kesukaran butir soal adalah perbandingan antara peserta tes yang menjawab benar pada suatu butir soal dengan banyaknya peserta tes. Sementara itu, Miller (dalam Endrayanto dan Harumurti, 2014: 261) menyatakan bahwa tingkat kesukaran butir soal menunjukkan persentase siswa yang menjawab butir soal dengan benar. Sedangkan, Arikunto(2012: 222) menjelaskan bahwa soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk belajar. Sebaliknya, soal yang terlalu sukar


(59)

39 menyebabkan siswa putus asa karena soal yang diujikan di luar jangkauannya.

Uno dan Koni (2012: 156) menyatakan bahwa analisis tingkat kesukaran bertujuan untuk megetahui butir soal yang mudah, sedang, dan sukar, sehingga dapat menyeimbangkan pembagian atau proporsi antara jumlah soal berdasarkan kategori mudah, sedang, dan sukar. Hal tersebut diperkuat oleh Sudjana (2010: 135) yang berpendapat bahwa dalam menyusun butir soal perlu memperhatikan proporsi jumlah soal sesuai dengan kategori tingkat kesukaran supaya tidak terjadi penumpukan atau dominansi pada salah satu ketegori. Pendapat senada disampaikan oleh Kunandar (2014: 201) yang menyatakan bahwa proporsi jumlah soal sesuai dengan kategori tingkat kesukaran butir soal UAS adalah 30% soal kategori mudah, 50% soal kategori sedang, dan 20% soal dengan kategori sukar.

Berdasarkan pendapat di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa analisis tingkat kesukaran suatu butir soal dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaran butir soal sesuai dengan kategori soal sulit, sedang, atau mudah. Selain itu, analisis tingkat kesukaran juga dilakukan untuk mengetahui proporsi jumlah butir soal dengan kategori mudah, sedang, dan sukar, sehingga tidak terjadi dominasi pada salah satu ketegori. Peneliti berpedoman pada pendapat ahli mengenai proporsi jumlah soal sesuai dengan kategori tingkat kesukaran butir soal UAS adalah 30% soal kategori mudah, 50% soal kategori sedang, dan 20% soal dengan kategori sukar.


(60)

40 Tingkat kesukaran (p) dapat dihitung menggunakan rumus seperti berikut.

p = n

i

/N

Berdasarkan hasil penghitungan tingkat kesukaran butir soal maka akan diperoleh koefisien tingkat kesukaran butir soal. Berikut ini akan ditampilkan sebuah tabel yang berisi pedoman dalam menentukan kategori suatu butir tes berdasarkan koefisien tingkat kesukaran butir soal.

Tabel 2.4 Kategori Tingkat Kesukaran

Koefisien Tingkat Kesukaran Kategori

0,70 – 1,00 Mudah 0,30 – 0,70 Sedang 0,00 – 0,30 Sukar

(Sumber: Sudjana, 2010: 137)

Berdasarkan tabel 2.4 mengenai kategori tingkat kesukaran dapat diketahui bahwa terdapat tiga kategori tingkat kesukaran. Pada tabel tersebut dapat terlihat bahwa tingkat kesukaran dengan koefisien 0,70 – 1,00 menunjukkan butir soal memiliki kategori mudah, tingkat kesukaran dengan koefisien 0,30 – 0,70 menunjukkan butir soal memiliki kategori sedang, dan tingkat kesukaran dengan koefisien 0,00 – 0,30 menunjukkan butir soal memiliki kategori sukar.

Perbaikan pada butir soal dengan tingkat kesukaran mudah, sedang, dan sukar dilakukan apabila proporsi tingkat kesukaran pada butir soal UAS belum sesuai dengan pembagian kategori tingkat kesukaran.Kunandar (2014: 201) memaparkan proporsi tingkat kesukaran pada butir soal UAS seperti pada tabel berikut ini.

Keterangan:

P : tingkat kesukaran

ni : jumlah siswa yang menjawab butir soal dengan benar

N : jumlah siswa yang mengikuti tes (Sumber: Azwar, 2015: 134)


(61)

41

Tabel 2.5 Proporsi Tingkat Kesukaran

Kategori Tingkat

Kesukaran Butir Soal Persentase (%)

Mudah 30%

Sedang 50%

Sukar 20%

(Sumber: Kunandar, 2014: 201)

Berdasarkan tabel 2.5 mengenai proporsi tingkat kesukaran pada suatu soal UAS dapat diketahui bahwa tingkat kesukaran soal UAS dapat dikatakan baik apabila memiliki proporsi kategori soal mudah sebesar 30%, kategori soal sedang sebesar 50%, dan kategori soal sukar sebesar 20%. Oleh karena itu, perbaikan pada butir soal dapat dilakukan apabila proporsi tingkat kesukaran dengan kategori mudah, sedang, dan sukar belum sesuai dengan proporsi tingkat kesukaran soal UAS seperti yang telah diuraikan sebelumnya.

11. Daya Pembeda

a. Definisi Daya Pembeda

Arikunto (2012: 226) menjelaskan bahwa daya pembeda adalah kemampuan butir soal dalam membedakan antara siswa yang mempunyai kemampuan tinggi (kelompok tinggi) dengan siswa berkemampuan rendah (kelompok rendah). Hal ini sejalan dengan pendapat Kunandar (2014: 240) yang menyatakan bahwa daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal untuk membedakan antara siswa yang telah menguasai materi pembelajaran yang diujikan atau siswa pada kelompok tinggi dengan siswa yang belum menguasai materi atau kompetensi yang diujikan atau siswa pada kelompok rendah.


(1)

C 0,097 9,7%  Tingkat Kesukaran: Sedang

 Daya Pembeda: Baik

 Efektivitas Pengecoh : 3 atau semua pengecoh berfungsi (A, C, D) D 0,108 10,8%

19 Valid 0,693 0,436

A 0,693 69,3%  Validitas Isi: Valid

 Tingkat Kesukaran: Sedang

 Daya Pembeda: Baik

 Efektivitas Pengecoh : 3 atau semua pengecoh berfungsi (B, C, D) B 0,074 7,4%

C 0,167 16,7% D 0,065 6,5%

20 Valid 0,648 0,374

A 0,095 9,5%  Validitas Isi: Valid

 Tingkat Kesukaran: Sedang

 Daya Pembeda: Baik

 Efektivitas Pengecoh : 3 atau semua pengecoh berfungsi (A, B, D) B 0,144 14,4%

C 0,648 64,8% D 0,112 11,2%

21 Tidak

Valid 0,675 0,417

A 0,675 67,5%  Validitas Isi: Tidak Valid

 Tingkat Kesukaran: Sedang

 Daya Pembeda: Baik

 Efektivitas Pengecoh : 3 atau semua pengecoh berfungsi (B, C, D) B 0,062 6,2%

C 0,170 17% D 0,094 9,4%

22 Valid 0,613 0,284

A 0,031 3,1%  Validitas Isi: Valid

 Tingkat Kesukaran: Sedang

 Daya Pembeda: Sedang

 Efektivitas Pengecoh : 1 pengecoh dapat berfungsi (B), 2 pengecoh belum berfungsi (A,D)

B 0,343 34,3% C 0,613 61,3% D 0,013 1,3%

23 Valid 0,469 0,464

A 0,097 9,7%  Validitas Isi: Valid

 Tingkat Kesukaran: Sedang

 Daya Pembeda: Baik

 Efektivitas Pengecoh : 3 atau semua pengecoh berfungsi (A, C, D) B 0,469 46,9%

C 0,344 34,4% D 0,090 9%

24 Valid 0,379 0,420

A 0,010 1%  Validitas Isi: Valid

 Tingkat Kesukaran: Sedang

 Daya Pembeda: Baik

 Efektivitas Pengecoh : 2 pengecoh dapat berfungsi (B,D), 1 pengecoh belum berfungsi (A)

B 0,356 35,6% C 0,379 37,9% D 0,255 25,5%


(2)

196

25 Valid 0,700 0,169

A 0,720 72%  Validitas Isi: Valid

 Tingkat Kesukaran: Sedang

 Daya Pembeda: Jelek

 Efektivitas Pengecoh : 3 atau semua pengecoh berfungsi (B, C, D) B 0,064 6,4%

C 0,144 14,4% D 0,072 7,2%

26 Valid 0,774 0,380

A 0,088 8,8%  Validitas Isi: Valid

 Tingkat Kesukaran: Mudah

 Daya Pembeda: Baik

 Efektivitas Pengecoh : 3 atau semua pengecoh berfungsi (A, C, D) B 0,774 77,4%

C 0,050 5% D 0,088 8,8%

27 Valid 0,631 0,548

A 0,077 7,7%  Validitas Isi: Valid

 Tingkat Kesukaran: Sedang

 Daya Pembeda: Baik

 Efektivitas Pengecoh : 3 atau semua pengecoh berfungsi (A, B, C) B 0,113 11,3%

C 0,180 18% D 0,631 63,1%

28 Valid 0,700 0,524

A 0,722 72,2%  Validitas Isi: Valid

 Tingkat Kesukaran: Sedang

 Daya Pembeda: Baik

 Efektivitas Pengecoh : 3 atau semua pengecoh berfungsi (B, C, D) B 0,079 7,9%

C 0,128 12,8% D 0,070 7%

29 Valid 0,435 0,381

A 0,435 43,5%  Validitas Isi: Valid

 Tingkat Kesukaran: Sedang

 Daya Pembeda: Baik

 Efektivitas Pengecoh : 3 atau semua pengecoh berfungsi (B, C, D) B 0,108 10,8%

C 0,121 12,1% D 0,337 33,7%

30 Valid 0,503 0,222

A 0,021 2,1%  Validitas Isi: Valid

 Tingkat Kesukaran: Sedang

 Daya Pembeda: Sedang

 Efektivitas Pengecoh : 1 pengecoh dapat berfungsi (B), 2 pengecoh belum berfungsi (A,D)

B 0,436 43,6% C 0,503 50,3% D 0,040 4%

Tabel Pedoman atau dasar dalam menentuka keputusan.


(3)

1. Validitas Isi Valid

Materi yang diujikan atau yang terdapat pada butir soal telah sesuai dengan materi yang diuraikan pada indikator.

Tidak Valid

Valid karena materi yang diujikan atau yang terdapat pada butir soal tidak sesuai dengan materi yang diuraikan pada indikator.

2. Tingkat Kesukaran

Koefisien Tingkat Kesukaran Kategori

0,70 – 1,00 Mudah

0,30 – 0,70 Sedang 0,00 – 0,30 Sukar 3. Daya Pembeda

Koefisien Daya

Pembeda Kategori Keputusan

> 0,30 Baik Butir soal diterima 0,20 – 0,29 Sedang Butir soal perlu diperbaiki

< 0,19 Jelek Butir soal ditolak atau dibuang

4. Efektivitas Pengecoh : pengecoh berfungsi jika dipilih paling sedikit 5% dari peserta tes.


(4)

198

Tabel Hasil Analisis Tingkat Reliabilitas Soal

Koefisien Alpha Tingkat

Reliabilitas Deskripsi

0,758

Tinggi

Soal pilihan ganda UAS genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran IPA kelas V SD memiliki reliabilitas tinggi. Hal tersebut ditunjukkan dengan melihat koefisien

Alpha yaitu 0,758. Koefisien Alpha tersebut berada pada

rentang 0,70 – 0,89 sehingga dapat dinyatakan bahwa soal tersebut memiliki tingkat reliabilitas tinggi.


(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Annisa Sinta Putri adalah anak tunggal dari pasangan

Sujiyana, S.ST. dan Sri Purwantati. Lahir di Bantul, 30

November 1993. Pendidikan awal dimulai di TK

Pertiwi 46 pada tahun1999. Penulis melanjutkan

pendidikan dasar di SD Negeri 1 Kretek pada tahun

2001-2006. Kemudian melanjutkan ke jenjang Sekolah

Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Kretek pada tahun 2006-2009. Pada tahun

2009-2012 penulis bersekolah di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2

Bantul. Pada tahun 2012 penulis diterima menjadi salah satu mahasiswi di

Universitas Sanata Dharma (USD), Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan

(FKIP), Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).Selama

menempuh pendidikan di Sekolah Dasar penulis aktif mengikuti beberapa

kegiatan seperti pramuka, drumband, seni tari, dan dokter kecil. Ketika berada

pada jenjang pendidikan SMP, penulis aktif mengikuti organisasi OSIS, pramuka,

drumband, kader kesehatan, dan pasukan pleton inti (Tonti). Pada saat penulis

berada pada jenjang SMA, peneliti masih aktif di beberapa organisasi seperti

organisasi OSIS, Dewan Tonti, pasukan pleton inti (Tonti), Dewan Upacara, dan

Duta Lingkungan. Ketika penulis menjadi mahasiswi PGSD USD, penulis aktif

dalam organisasi Montessori Club, aktif pada kepanitian berbagai acara, dan

penulis juga aktif mengikuti seminar atau workshop yang diselenggarakan oleh

universitas, fakultas, maupun oleh prodi.


(6)

200

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI