38
Berdasarkan tabel 2.3 terlihat bahwa terdapat lima kriteria tingkat reliabilitas berdasarkan koefisien Alpha yang berhubungan dengan masing-
masing rentang koefisiennya. Pada tabel tersebut dapat terlihat bahwa koefisien dengan rentang 0 - 0,19 menunjukkan tingkat reliabilitas sangat
rendah, koefisien dengan rentang 0,20 - 0,39 menunjukkan tingkat reliabilitas rendah, koefisien dengan rentang 0,40 - 0,69 menunjukkan
tingkat reliabilitas sedang, koefisien dengan rentang 0,70 - 0,89 menunjukkan tingkat reliabilitas tinggi, dan koefisien dengan rentang 0,90 -
1,00 menunjukkan tingkat reliabilitas sangat tinggi. Berdasarkan pedoman tersebut, maka peneliti dapat mengetahui tingkat reliabilitas berdasarkan
koefisien Alpha.
10. Tingkat Kesukaran
a. Definisi Tingkat Kesukaran
Azwar 2015: 134 berpendapat bahwa tingkat kesukaran butir soal adalah perbandingan antara peserta tes yang menjawab benar
pada suatu butir soal dengan banyaknya peserta tes. Sementara itu, Miller dalam Endrayanto dan Harumurti, 2014: 261 menyatakan
bahwa tingkat kesukaran butir soal menunjukkan persentase siswa yang menjawab butir soal dengan benar. Sedangkan, Arikunto2012:
222 menjelaskan bahwa soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak
merangsang siswa untuk belajar. Sebaliknya, soal yang terlalu sukar
39
menyebabkan siswa putus asa karena soal yang diujikan di luar jangkauannya.
Uno dan Koni 2012: 156 menyatakan bahwa analisis tingkat kesukaran bertujuan untuk megetahui butir soal yang mudah, sedang,
dan sukar, sehingga dapat menyeimbangkan pembagian atau proporsi antara jumlah soal berdasarkan kategori mudah, sedang, dan sukar.
Hal tersebut diperkuat oleh Sudjana 2010: 135 yang berpendapat bahwa dalam menyusun butir soal perlu memperhatikan proporsi
jumlah soal sesuai dengan kategori tingkat kesukaran supaya tidak terjadi penumpukan atau dominansi pada salah satu ketegori. Pendapat
senada disampaikan oleh Kunandar 2014: 201 yang menyatakan bahwa proporsi jumlah soal sesuai dengan kategori tingkat kesukaran
butir soal UAS adalah 30 soal kategori mudah, 50 soal kategori sedang, dan 20 soal dengan kategori sukar.
Berdasarkan pendapat di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa analisis tingkat kesukaran suatu butir soal dilakukan untuk
mengetahui tingkat kesukaran butir soal sesuai dengan kategori soal sulit, sedang, atau mudah. Selain itu, analisis tingkat kesukaran juga
dilakukan untuk mengetahui proporsi jumlah butir soal dengan kategori mudah, sedang, dan sukar, sehingga tidak terjadi dominasi
pada salah satu ketegori. Peneliti berpedoman pada pendapat ahli mengenai proporsi jumlah soal sesuai dengan kategori tingkat
kesukaran butir soal UAS adalah 30 soal kategori mudah, 50 soal kategori sedang, dan 20 soal dengan kategori sukar.
40
Tingkat kesukaran p dapat dihitung menggunakan rumus seperti berikut.
p = n
i
N
Berdasarkan hasil penghitungan tingkat kesukaran butir soal maka akan diperoleh koefisien tingkat kesukaran butir soal. Berikut ini akan
ditampilkan sebuah tabel yang berisi pedoman dalam menentukan kategori suatu butir tes berdasarkan koefisien tingkat kesukaran butir soal.
Tabel 2.4 Kategori Tingkat Kesukaran
Koefisien Tingkat Kesukaran Kategori
0,70 – 1,00
Mudah 0,30
– 0,70 Sedang
0,00 – 0,30
Sukar
Sumber: Sudjana, 2010: 137
Berdasarkan tabel 2.4 mengenai kategori tingkat kesukaran dapat diketahui bahwa terdapat tiga kategori tingkat kesukaran. Pada
tabel tersebut dapat terlihat bahwa tingkat kesukaran dengan koefisien 0,70
– 1,00 menunjukkan butir soal memiliki kategori mudah, tingkat kesukaran dengan koefisien 0,30
– 0,70 menunjukkan butir soal memiliki kategori sedang, dan tingkat kesukaran dengan koefisien
0,00 – 0,30 menunjukkan butir soal memiliki kategori sukar.
Perbaikan pada butir soal dengan tingkat kesukaran mudah, sedang, dan sukar dilakukan apabila proporsi tingkat kesukaran pada
butir soal UAS belum sesuai dengan pembagian kategori tingkat kesukaran.Kunandar 2014: 201 memaparkan proporsi tingkat
kesukaran pada butir soal UAS seperti pada tabel berikut ini. Keterangan:
P : tingkat kesukaran n
i
: jumlah siswa yang menjawab butir soal dengan benar N : jumlah siswa yang mengikuti tes
Sumber: Azwar, 2015: 134
41
Tabel 2.5 Proporsi Tingkat Kesukaran
Kategori Tingkat Kesukaran Butir Soal
Persentase
Mudah 30
Sedang 50
Sukar 20
Sumber: Kunandar, 2014: 201
Berdasarkan tabel 2.5 mengenai proporsi tingkat kesukaran pada suatu soal UAS dapat diketahui bahwa tingkat kesukaran soal UAS
dapat dikatakan baik apabila memiliki proporsi kategori soal mudah sebesar 30, kategori soal sedang sebesar 50, dan kategori soal
sukar sebesar 20. Oleh karena itu, perbaikan pada butir soal dapat dilakukan apabila proporsi tingkat kesukaran dengan kategori mudah,
sedang, dan sukar belum sesuai dengan proporsi tingkat kesukaran soal UAS seperti yang telah diuraikan sebelumnya.
11. Daya Pembeda