Kesimpulan Keterbatasan Penelitian Saran

101

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang telah dicapai dalam pnelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Upaya peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika kelas IV pada materi KPK dan FPB melalui pembelajaran kontekstual telah dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: Contructivism, Questioning, Inquiry, Learning Community, Modeling, Authentic Assesment, dan Reflection. 2. Penggunaan model pembelajaran inovatif dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL dapat meningkatkan hasil belajar kelas IV SD Kanisius Klepu. Hal ini dapat dilihat dari kondisi awal hasil belajar matematika dengan presentase ketercapaian KKM sebesar 80 dengan rata-rata yang diperoleh 75,04 meningkat menjadi 82,6 pada evaluasi siklus I dengan rata-rata 75,43; mencapai 86,96 pada evaluasi siklus II dengan rata-rata 78,35 dan mencapai 95,7 pada evaluasi akhir dengan perolehan rata-rata yaitu 85,83. 3. Penggunaan model pembelajaran inofatif dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV SD Kanisius Klepu. Hal ini nampak dari nilai rata- rata kemampuan berpikir kritis siswa pada konsi awal sebesar 57,35 sangat tidak kritis dengan persentase siswa minimal cukup kritis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sebesar 26,08 meningkat pada kondisi akhir yaitu 74,43 cukup kritis dengan persentase siswa minimal cukup kritis mencapai 78,3.

B. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian dalam penelitian ini antara lain: 1. Pada penelitian ini, sulit diketahui faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar dan berpikir kritis, karena penelitian ini tidak dilakukan oleh guru kelas. 2. Terbatasnya alokasi waktu dalam kegiatan pembelajaran untuk dapat menggali pemahaman siswa mengenai materi yang dipelajari.

C. Saran

Dalam rangka menyumbang pemikiran untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika siswa, maka peneliti menyampaikan saran-saran sebagai berikut: 1. Sebaiknya penelitian tindakan kelas dilakukan oleh guru kelas agar dapat diketahui lebih jelas faktor yang meningkatkan hasil belajar dan berpikir kritis. 2. Selain itu, ketika melakukan penelitian, sebaiknya peneliti lebih mempertimbangkan waktu dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, agar hasil yang didapat lebih optimal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono.2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Arikunto, S. 2008. Evaluasi Pendidikan Prinsio dan Operasionalnya. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Daryanto dan Rahardjo.2012.Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava Media. Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Fisher, A. 2008. Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga. Ghani, A.R.A. 2014. Metodologi Penelitian Tindakan Sekolah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hardi; Mikan dan Ngadiyono. 2009. Pandai Berhitung Matematika 4: Untuk Sekolah Dasar Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Hermawan.2015. Penelitian Tindakan Kelas Penelitian Tindakan Sekolah Juknis. Surakarta: UNS Press. Hudojo. 1998. Teori Belajar Untuk Pengajaran Matematika. Jakarta: Bumi Aksara. Johnson, E.B. 2007. Contextual Teaching and Learning. Bandung: Mizan Learning Center Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Kunandar. 2013. Penilaian Autentik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Kusumah, W Dwitagama, D. 2009.Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta Barat: PT Indeks. Kusnandar, A. 2009. Matematika untuk SD MI Kelas 4. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Kusuwana. 2011. Taksonomi Berpikir Perkembangan Ragam Berpikir. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Masidjo, I. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Mustaqim, B dan Astuty, A. 2008. Ayo Belajar Matematika Untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departeman Pendidikan Nasional. Ratnawulan, E Rusdiana, A. 2015.Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Pustaka Setia Bandung. Rusman. 2010. Model−model pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Rusman. 2012. Model−model pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme GuruEdisi Kedua. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Sani, R. 2013 .Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Sanjaya, W. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana. Shoimin, A. 2014.68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: AR−RUZZ Media. Siregar dan Nara, H. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia. Sudjana, N. 2010.Penilaian hasil proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sugiyanto. 2009. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka Sugiyanto. 2010. Model−model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pressindo. Suherman, E. 20013. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Sukardi, H.M. 2008. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Supratiknya, A. 2012. Penilaian Hasil Belajar dengan Teknik Nontes. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Susanto, A. 2012. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenanda Media Grup. _________. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: PT. Kharisma Putra Utama. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inofatif Progresif. Jakarta: Kencana. Yuniarto, Y. 2009. Matematika untuk Sekolah Dasar Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departeman Pendidikan Nasional Lampiran 1 Silabus PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan ke-1 Mata Pelajaran : Matematika Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Nama Sekolah : SD Kanisius Klepu Kelas Semester : VI I Alokasi Waktu : 2 jp 2 × 40 menit

A. Standar Kompetensi

2. Memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah.

B. Kompetensi Dasar

2. 2. Menentukan kelipatan dan faktor bilangan

C. Indikator

Kognitif 2. 2. 1. Menjelaskan arti kelipatan suatu bilangan 2. 2. 2. Menemukan kelipatan persekutuan dua bilangan Afektif 2. 2. 2. Menyampaikan pendapat mengenai kelipatan persekutuan dua bilangan Psikomotorik 2. 2. 3. Memperagakan bilangan loncat dengan menggunakan media

D. Tujuan

Kognitif 2.1.1.1.Siswa mampu menjelaskan konsep kelipatan suatu bilangan melalui media yang diberikan guru. 2.2.1.1.Siswa mampu menemukan kelipatan suatu bilangan melalui langkah yang tepat dengan dibantu guru. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Afektif 2.2.1.2.Siswa mampu menyampaikan pendapat melalui metode tanya jawab dan diskusi dengan dibantu guru. Psikomotorik 2.2.1.3.Siswa mampu memperagakan bilangan loncat dengan menggunakan media melalui instruksi dari guru dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan kelipatan persekutuan dua bilangan.

E. Materi Ajar

1. Menentukan Kelipatan Suatu Bilangan

Masih ingatkah kalian dengan membilang bilangan loncat? Ayo, perhatikan garis bilangan di bawah ini. Mari kita tuliskan bilangan loncat 2 yang ditunjukkan tanda panah pada garis bilangan diatas.

2, 4, 6, 8, 10, dan seterusnya

Dari manakah bilangan-bilangan tersebut diperoleh? Mari kita selidiki. 2 = 2 = 1 × 2 4 = 2 + 2 = 2 × 2 6 = 4 + 2 = 2 + 2 + 2 = 3 × 2 8 = 6 + 2 = 2 + 2 + 2 + 2 = 4 × 2 10 = 8 + 2 = 2 + 2 + 2 + 2 + 2 = 5 × 2 dan seterusnya Ternyata bilangan-bilangan tersebut diperoleh dengan menembahkan 2 dari bilangan sebelumnya atau mengkalikan 2 dengan bilangan 1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya. Bilangan-bilangan seperti ini disebut bilangan kelipatan 2. Dengan cara yang sama dapat kita cari bilangan kelipatan 5 sebagai berikut: 5 × 1 = 5 5 × 2 = 10 5 × 3 = 15 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 × 4 = 20 5 × 5 = 25 dan seterusnya Jadi, kelipatan 5 adalah 5, 10, 15, 20, 25, dan seterusnya.

2. Kelipatan Persekutuan Dua Bilangan

Sudahkah kamu memahami kelipatan bilangan? Jika sudah, mari kita malanjutkan belajar mengenai kelipatan persekutuan dua bilangan. Cermati cerita dibawah ini. Andi mempunyai 2 buah lampu hias, satu berwarna hijau dan yang satu berwarna merah. Ketika kedua lampu tersebut dinyalakan, ternyata lampu hijau menyala setiap 2 detik sekali sedangkan lampu merah menyala setiap 3 detik sekali. Pada detik keberapa sajakah lampu hijau dan lampu merah tersebut menyala bersama-sama? Mari kita bahas cerita diatas. Lampu hijau menyala pada detik ke : 2, 4, 6. 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22, dan seterusnya  kelipatan 2 Lampu merah menyala pada detik ke: 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, dan seterusnya  kelipatan 3 Bilangan-bilangan yang sama dari kedua bilangan tersebut kelipatan 2 dan kelipatan 3 adalah 6, 12, 18, … Bilangan- bilangan 6, 12, 18, … disebut kelipatan persekutuan dari 2 dan 3. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 13 14 15 16 17 18 19 11 20 21 22 Lampu hujau Lampu merah Kelipatan persekutuan dari dua bilangan adalah kelipatan-kelipatan dari dua bilangan tersebut yang bernilai sama. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

F. Pendekatan, Model, Metode dan Teknik

Pendekatan : Scientific Model : Contextual Teaching and Learning Metode : Tanya jawab, penugasan, diskusi, ceramah, dan presentasi

G. Kegiatan Pembelajaran

Komponen Kegiatan Alokasi Waktu Pendahuluan Relating 1. Guru melakukan apersepsi terhadap materi yang akan diajarkan. 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok-pokok materi yang dipelajari. 3. Guru melakukan presensi. 4. Guru dan siswa membuat kontrak belajar 5 menit Inti Cooperating 5. Guru memotivasi siswa dengan permainan ‘Tepuk Kelipatan’ untuk memberikan pengalaman mencari kelipatan pada siswa. Modelling. Siswa duduk berjajar dan berhitung bilangan asli secara urut mulai dari kanan ke kiri secara bergantian. Apabila guru menyebutkan ‘bilangan loncat 2’ berarti siswa yang menyebutkan bilangan yang merupakan kelipatan dari 2 misalnya 2, 4, 6, dst harus disertai dengan bertepuk tangan. Begitu juga apabila guru menyebutkan ‘bilangan loncat 3’ berarti siswa yang menyebutkan 55 menit PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI bilangan kelipatan 3 misalnya 3, 6, 9, dst juga harus disertai dengan bertepuk tangan. 6. Siswa dibantu guru menemukan konsep kelipatan bedasarkan dari permainan ‘Tepuk Kelipatan’. Contructivism. Dari permainan tepuk kelipatan yang telah dilakukan oleh siswa, guru dapat menjelaskan mengenai konsep kelipatan kepada siswa dengan menuliskan hasil dari tepuk kelipatan dipapan tulis. Misalnya pada kelipatan 2, siswa yang ketika menyebutkan bilangan disertai dengan tepuk tangan diminta untuk tunjuk jari, kemudian guru dan siswa dapat mencatat dipapan tulis bilangan-bilangan kelipatan 2 dari permainan tepuk kelipatan tersebut. Setelah diketahui hasil dari kelipatan 2 = 2, 4, 6, 8, 10, ... guru dapat menjelaskan konsep dari kelipatan itu sendiri, misalnya bilangan-bilangan dari kelipatan 2 dapat diperoleh melalui cara bilangan hasil penjumlahan sebelumnya ditambah dengan bilangan 2. Contoh: Kelipatan 2 = 2, 4, 6, 8, 10 , … Dapat dicari dengan: 2 2 + 2 = 4 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 + 2 = 6 6 + 2 = 8 8 + 2 = 10, dst Selain dengan menggunakan cara menambahkan bilangan 2 pada hasil penjumlahan bilangan sebelumnya, kelipatan 2 juga dapat dicari dengan menggunakan cara mengalikan bilangan asli dengan bilangan 2. Contoh: 1 × 2 = 2 2 × 2 = 4 3 × 2 = 6 4 × 2 = 8 5 × 2 = 10, dst 7. Siswa dan guru melakukan tanya jawab seputar kelipatan. Questioning. Melalui pembahasan kelipatan dipapan tulis berdasarkan dari permainan tepuk kelipatan tersebut, guru dapat melakukan Tanya jawab dengan siswa mengenai kelipatan, seperti: a. Bilangan berapa saja yang merupakan kelipatan 2? b. Sebutkan bilangan-bilangan yang merupakan kelipatan dari 3. c. Adakah bilangan yang sama dari kelipatan 2 dan kelipatan 3? d. Coba sebutkan bilangan- bilangan berapa saja yang terdapat pada kelipatan 2 dan juga ada di kelipatan 3? e. Disebut apakah bilangan yang terdapat dikedua kelipatan tersebut? Experiencing 8. Siswa dibagi dalam kelompok kecil yang beranggotakan 5 –6 siswa. Community learning. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok dengan cara berhitung, sehingga masing-masing kelompok beranggotakan 5-6 siswa. 9. Guru memberikan cerita sehari-hari yang berkaitan dengan kelipatan dan kelipatan persekutuan. Guru dapat mengkaitan cerita sehari-hari untuk menguji tingkat pemahaman siswa, seperti lampiran lembar diskusi: a. Jam dinding di rumah Andi selalu berdentang setiap 2 jam sekali. Pada pukul berapa saja jam tersebut berdentang kembali dalam waktu 1 hari? 1 hari = 24 jam b. Doni pergi berenang setiap 2 hari sekali, sedangkan Fani pergi berenang setiap 3 hari sekali Pertanyaan: 1 Apakah Doni dan Fani dapat bertemu di kolam renang bersama-sama? 2 Doni dan Fani pergi berenang bersama-sama untuk pertama kalinya pada tanggal 6 September 2015. Tanggal berapa sajakah Doni dan Fani dapat pergi berenang bersama-sama kembali dibulan September? 10. Siswa mencari cara untuk memecahkan masalah yng diberikan guru dengan cara berdiskusi. Inquiry. Ketika mengerjakan soal yang telah dibagikan oleh guru, siswamengerjakan soal dengan cara berdiskusi dan dapat mencari referensi dengan menggunakan buku paket atau pun catatan yang telah diberikan oleh guru. 11. Guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi, dan memfasilitasi kerja sama dengan cara membantu siswa apabila ada siswa yang bertanya. Applying 12. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerja kerja kelompok di depan kelas. Kelompok yang presentasi dapat dipilih dengan cara melihat kelompok yang paling cepat selesai ketika mengerjakan soal. Penutup Transfering 13. Siswa bersama guru menyimpulkan 20 menit PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI atau merangkum dari materi yang telah dipelajari yaitu kelipatan dan kelipatan persekutuan. 14. Siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru. 15. Guru memberikan refleksi dengan bertanya pada siswa mengenai hal-hal yang dirasakan siswa, materi yang belum dipahami dengan baik, kesan dan pesan. Reflection. 16. Guru menyampaikan materi pelajaran berikutnya, yaitu faktorisasi dan faktor persekutuan dua bilangan.

H. Penilaian

1. Jenis teknik penilaian : - Tes Tertulis 2. Bentuk instrumen : - Soal dan kunci jawaban - Rubrik soal 3. Pedoman penskoran terlampir Lampiran Kelompok: __________________ LEMBAR DISKUSI Ayo berkumpulah dengan kelompok diskusi mu, dan diskusikan soal berikut ini. 1. Jam dinding di rumah Andi selalu berdentang setiap 2 jam sekali. Pada pukul berapa saja jam tersebut berdentang kembali dalam waktu 1 hari? 1 hari = 24 jam Jawab: 2. Doni pergi berenang setiap 2 hari sekali, sedangkan Fani pergi berenang setiap 3 hari sekali Pertanyaan: a. Apakah Doni dan Fani dapat bertemu di kolam renang bersama- sama? b. Doni dan Fani pergi berenang bersama-sama untuk pertama kalinya pada tanggal 6 September 2015. Tanggal berapa sajakah Doni dan Fani dapat pergi berenang bersama-sama kembali dibulan September? Jawab: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Nama : _____________ No : ___ KUIS Jawablah soal-soal dengan lengkap dan teliti. 1. Disebuah taman terdapat sebuah lampu berwarna merah. Lampu tersebut menyala setiap 5 menit sekali. Pada pukul 09.00 lampu tersebut menyala untuk pertama kalinya. Selanjutnya, pada pukul berapa saja lampu tersebut menyala kembali dalam 1 jam? Jawab: 2. Ani membeli dua buah lampu hias berwarna hijau dan biru. Setelah dinyalakan, ternyata lampu hijau menyala setiap 3 detik dan lampu biru menyala setiap 4 detik. Pertanyaan: a. Dapatkah lampu tersebut menyala bersama kembali? b. Pada detik keberapa saja lampu tersebut menyala bersama-sama dalam 1 menit? Jawab: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Dakon Matematika (Dakota) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa

23 132 295

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VB pada materi KPK dan FPB melalui model pembelajaran kontekstual SD Kanisius Ganjuran.

0 7 291

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika siswa kelas VB pada materi pengukuran waktu melalui pembelajaran kontekstual SDN Perumnas Condongcatur.

0 1 356

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika kelas V pada materi satuan jarak dan kecepatan melalui pembelajaran kontekstual SD N Jamus 2.

1 10 377

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika kelas IIIB pada materi operasi hitung campuran melalui model pembelajaran kontekstual SDN Perumnas Condongcatur.

0 4 421

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika kelas III pada materi perkalian dan pembagian melalui pembelajaran Problem Based Learning SD Kanisius Klepu.

0 0 212

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD Negeri Karangmloko 1 pada materi KPK dan FPB melalui pendekatan pembelajaran kontekstual.

2 13 277

Peningkatakan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis kelas VA pada materi KPK dan FPB melalui pembelajaran kontekstual SDN Perumnas Condongcatur.

3 17 366

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV pada materi KPK dan FPB melalui model pembelajaran kontekstual SD Kanisius Ganjuran.

0 15 303

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika siswa kelas III pada materi operasi hitung campuran melalui model pembelajaran kontekstual SD Negeri Plaosan 1.

0 5 393